Maka, terbitlah buku-buku bertema hipnosis yang kemudian menjamur di toko-toko buku, di rak-rak buku best seller. Sebut saja Dahsyatnya Hipnosis, Hypnosis in Teaching, Hipnoterapi, Hypnosis for Selling, Dahsyatnya Otak Tengah, Dhasyatnya Pikiran Bawah Sadar, Hypnolearning, Membongkar Rahasia Hipnosis,Men(g)akali Pikiran (Mind Rascal), Hitler Effect, Becoming Snipper, Komunikasi Dahsyat dengan Hipnosis, dan 4 Jam Pintar Hipnosis!Dari sana, banyak penerbit lain menjadi follower, banyak menerbitkan buku dengan tema seragam: hipnosis!
Pada saat bersamaan, aku pun bersama penulis ---sambil mempromosikan buku-buku tersebut dan memperdalam pengetahuanku tentang hipnosis--- terus giat mengampanyekan ilmu hipnosis dan manfaatnya bagi manusia. Maka, tak kurang dari empat-lima kali wajah pas-pasanku nongol di TVRI Nasional; puluhan kali talkshow di berbagai toko buku; berkali-kali menyelenggarakan seminar yang melibatkan peserta para pendidik dari tingkat taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi di beberapa kota besar di Pulau Jawa; puluhan kali road show di berbagai radio, baik pemerintah maupun swasta, di berbagai kota (Jakarta, Bandung, Sukabumi, Cirebon, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Ponorogo). Â
Entah karena kegiatan "ngoceh sana-sini" yang kulakukan dengan para penulis, karena buku-buku hipnosis yang telah diterbitkan, karena masih adanya acara stagehypnosis di televisi swasta, karena perjuangan teman-teman trainer, atau karena kebetulan, mulai 2008 dunia pelatihan hipnosis menjadi marak. Oooohh No! Di dunia ini tak ada yang kebetulan. Semua telah diatur oleh Sang Maha Pengatur, lalu digerakkan secara otomatis oleh semesta. Lalu, banyak trainer muda, teritama alumni IBH-nya almarhum Yan Nurindra, menyelenggarakan pelatihan, seminar, workshop di seluruh pelosok Tanah Air. Kemudian melahirkan trainer, hipnoterapis, motivator muda/baru yang luar biasa! Unik bukan?
Epilog
(Menempatkan Hipnosis di Tempat Istimewa)
Dalam berbagai kesempatan seminar, training,workshop, atau sekadar sharing tentang hipnosis, kerap kali aku menemui peserta yang sangat menolak untuk dihipnosis. Alasannya, klasik, takut rahasianya terbongkar! Stagehypnosis effect! Namun, pada sesi akhir, setelah melihat kawannya dalam kondisi hipnosis menguraikan permasalahannya, lantas menyelesaikannya dengan hasil gemilang, mereka yang "ketakutan" ini memintaku untuk menghipnosisnya karena mereka mengaku punya masalah. Nah... lho! Baru tahu dia! Unik, bukan?
Sementara itu, dari bebrapa sesi terapi (2---3 kali), baik yang aku lakukan maupun yang dilakukan teman-teman hipnoterapis lain, jika klien/subjek memang berkeinginan besar mengatasi permasalahannya dan mau menjalani sesi hipnoterapi, hampir semuanya sukses mengatasinya. Tampaknya, keunikan ini sejalan studi komparatif yang dilakukan American Health Magazine. Majalah itu mengomparasikan terapi terhadap klien dengan psikoanalisis, terapi tingkah laku (behavior therapy), dan hipnoterapi yang menghasilkan kesimpulan sebagai berikut.
Seberapa efektif hipnosis itu?
Psychoanalysis: 38% recovery after 600 sessions.
Behavior Therapy: 72% recovery after 22 sessions.
Hypnotherapy: 93% recovery after 6 sessions.