Aku hari ini banyak rezeki bandingkan dengan Aku hari ini akan banyak rezeki.
Aku anak pandai bandingkan dengan Aku anak yang akan pandai.
Kalimat-kalimat contoh yang tidak menggunakan kata akan tersebut tampak jelas, saklek, menusuk langsung tepat sasaran dan masuk ke dalam bawah sadar kita. Dengan demikian, besar kemungkinan yang akan terjadi adalah sebuah kenyataan pasti. Bukan suatu yang hendak terjadi, melainkan sesuatu yang (diharapkan) pasti terjadi.
Atas dasar inilah, penulis mengusulkan kepada semua pihak yang berkepentingan (pemerintah dan DPR) dan ahli (ahli bahasa dan psikolog), mengkaji kembali, jika perlu menghilangkan, penggunaan kata akan dalam setiap pengucapan sumpah/janji jabatan, termasuk sumpah/janji anggota Dewan Perwakilan Rakyat yang terhormat.
AAaaaahh... jangan-jangan memang kata akan tersebut sengaja diselipkan agar aman dan nyaman alias tanpa beban atas sumpah dan janji itu sendiri. Wallahu alam bisshowab.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H