Mohon tunggu...
Abdul Muid
Abdul Muid Mohon Tunggu... wiraswasta -

Belajar Falak Amatiran

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Gerhana Bulan dan Matahari Toposentris

10 April 2015   07:37 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:18 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

MENGHITUNG GERHANA BULAN DAN MATAHARI TOPOSENTRIS
METODE AL-DURRU AL-ANIEQ
Oleh : Ibnu Zahid Abdo el-Moeid
20 Jumadal Akhiroh 1436 H./ 10 April 2015 M.

الحمد لله الذي رفع السموات بغير عمد ترونها, الذي جعل الشمس ضياء والقمر نورا وقدره منازل لتعلموا عدد السنين والحساب. صلوات الله وسلامه على خاتم النبين سيدنا محمد القائل "إن الشمس والقمر آيتان من آيات الله لا ينكسفان لموت أحد ولا لحياته فإذا رأيتموهما فادعواالله وصلوا حتى ينكشف" : أما بعد

Gerhana terjadi bukan karena lahirnya orang-orang besar maupun matinya orang-orang besar, juga bukan karena akan terjadinya peristiwa besar di dalam sebuah negeri. Gerhana juga bukan karena dimakan oleh Buto Ijo seperti keyakinan sebagian kecil masyarakat pedalaman, sehingga ketika terjadi gerhana maka mereka menabuh beduk dan menabuh apa saja yang bisa ditabuh agar secepatnya Buto Ijo melepaskan matahari dari cengkramannya.

Pun juga gerhana tidak terjadi karena faktor kebetulan semata. Adalah sebuah kedustaan yang nyata jika ada yang berkata bahwa terjadinya gerhana adalah karena faktor kebetulan belaka yang tidak terencana. Alloh menciptakan segala sesuatu dengan perencanaan yang matang, dengan segala perhitunganya serta ada maksud dan tujuannya alias tidak sia-sia belaka, tidak hanya kebetulan, akan tetapi Alloh sendiri yang maha tahu atas semuanya.

PROSES TERJADINYA GERHANA

Gerhana matahari terjadi pada saat Ijtima/konjungsi, yakni ketika bulan berada diantara bumi dan matahari. Ijtima terjadi jika nilai Bujur Astronomis Matahari sama dengan nilai Bujur Astronomis Bulan. Kemudian jika pada saat ijtima tersebut nilai Lintang Astronornis Bulan sama atau hampir sama dengan nilai Lintang Astronomis Matahari, maka kemungkinan akan terjadi Gerhana Matahari. Nilai maksimum dari Lintang Astronomis Bulan adalah 5° 8’ (lima derajat delapan menit). Jika nilainya positip (+) berarti bulan berada di sebelah Utara Ekliptika, dan jika nilainya negatif (-) berarti bulan berada di sebelah Selatan Ekliptika.

Kedudukan bidang orbit bulan mengelilingi Bumi membentuk sudut 5 derajat terhadap bidang orbit bumi mengelilingi matahari (bidang ekliptika). Atau biasa dikatakan bidang orbit bulan mempunyai inklinasi 5 derajat dari bidang ekliptika. Hal inilah yang menyebabkan tidak terjadinya gerhana bulan maupun gerhana matahari pada setiap konjungsi maupun purnama.


Gambar 1.0 : Inklinasi orbit bulan terhadap ekliptika

Gerhana bulan terjadi pada saat purnama bulan, saat dimana bulan beroposisi dengan matahari, yakni ketika bumi berada diantara bulan dan matahari. Pada saat purnama, potensi terjadinya gerhana bulan yaitu ketika nilai Khishotul Ardli berada diantara 0-12 atau 168-192 atau 348-360 derajat.

1428598211142648420
1428598211142648420

Sedangkan gerhana matahari terjadi pada saat konjungsi. Pada saat konjungsi, potensi terjadinya gerhana matahari yaitu ketika nilai Khishotul Ardli berada diantara 0-20 atau 160-200 atau 340-360 derajat.

1428598342181221395
1428598342181221395

Ketika terjadi gerhana bulan pada pertengahan bulan qomariyah(saat purnama bulan), maka kemungkinan 15 hari berikutnyaakan (saat ijtima’) akan terjadi gerhana matahari, atau sebaliknya, saat terjadi gerhana matahari pada saat ijtimak maka kemungkinan 15 hari berikutnya akan terjadi gerhana bulan.

Di dalam satu tahun terjadi gerhana bulan maupun matahari, dengan jumlah dan jenis fenomena gerhana yang bervariasi. Jumlah maksimum gerhana bulan dan matahari dalam setahun adalah 7 kali gerhana.

Daerah yang dilintasi gerhana matahari tidak selebar yang dilintasi gerhana bulan, sehingga dalam beberapa gerhana matahari tidak selalu bisa dilihat dari Indonesia.

MACAM-MACAM GERHANA BULAN DAN MATAHARI

Gerhana bulan terbagi menjadi dua : Penumbra dan Umbra. Dari kedua jenis gerhana ini dibagi lagi menjadi dua yaitu Parsial dan Total, sehingga secara keseluruan, gerhana bulan itu ada empat macam:

1.Gerhana Bulan Penumbra (N), penumbral lunar eclipse yakni tertutupnya piringan bulan oleh bayangan bias bumi. Gerhana jenis ini, mata kita tidak bisa membedakan terjadinya gerhana atau tidak, karena saat gerhana jenis ini, bulan masih bisa dilihat dengan mata telanjang, namun sedikit redup. Irisan penumbra yang jatuh pada permukaan bulan hanya bisa diamati dengan teleskop dengan filter khusus.


  • a.Penumbra Parsial, yakni sebagian permukaan bulan tertutup oleh bayangan bias bumi
  • b.Penumbra Total, yakni seluruh permukaan bulan tertutup oleh bayangan bias bumi


2. Gerhana Bulan Umbra, umbral lunar eclipse yakni tertutupnya piringan bulan oleh bayangan inti bumi. Jenis gerhana ini bisa diamati dengan mata telanjang tanpa harus melalui teleskop


  • a.Umbra Parsial (P), yakni sebagian permukaan bulan tertutup oleh bayangan inti bumi
  • b.Umbra Total (T), yakni seluruh permukaan bulan tertutup oleh bayangan inti bumi


Adapun gerhana matahari juga terbagi menjadi empat:


  1. Gerhana Sebagian/Parsial, yakni ketika piringan bulan hanya menutupi sebagian piringan matahari. Pada momen ini sebagian wilayah mengalai gerhana dan sebagian yang lainnya tidak terlihat gerhana.
  2. Gerhana Total, yaitu ketika piringan bulan menutupi seluruh piringan matahari. Pada momen ini, sebagian wilayah bisa menyaksikan gerhana dalam kondisi total, sebagian lainnya hanya terlihat sebagai gerhana sebagian dan sebagian yang lainnya tidak mengalami gerhana sama sekali.Durasi gerhana matahari total tidak akan lebih dari 8 menit, seperti yang terjadi pada saat gerhana matahari total pada akhir bulan Dzulhijjah 1612/16 Juli 2186 M. dilihat dari koordinat 7°31’35”LU, -47°12’55’BB, durasi total 7 menit 29 detik
  3. Gerhana Cincin/Annular, yakni piringan matahari terlihat seperti cincin. Yaitu ketika piringan bulan yang menutupi piringan matahari lebih kecil dari piringan matahari disebabkan posisi bulan yang jauh dari bumi. Pada momen ini, sebagian wilayah bisa menyaksikan gerhana dalam keadaan cincin, sebagian yang lainnya hanya terlihat sebagai gerhana sebagian dan sebagian yang lainya sama sekali tidak gerhana. Durasi gerhana cincin tidak akan lebih dari 13 menit, seperti yang terjadi pada gerhana cincin Akhir Dzulqo’dah -486 sebelum hijriyah/7 Desember 150 M. dilihat dari koordinat 11°34’48”LU, 170°46’32”BT, durasi cincin 12 menit 23 detik.
  4. Gerhana Hybrid/Cincin-Total, yaitu gerhana matahari di sebagian wilayah terlihat sebagai gerhana total, di sebagian lainnya terlihat sebagai gerhana cincin. Pada momen ini sebagian wilayah hanya terlhiat sebagai gerhana sebagian dan sebagian yang lainya sama sekali tidak mengalami gerhana. Seperti gerhana matahari yang terjadi pada akhir 29 Dzulhijjah 1434 H./ 3 Nopember 2013 M.


MENGHITUNG GERHANA BULAN

Untuk menghitung gerhana bulan, data data yang diperlukan adalah :


  1. Data lintang (f) dan bujur tempat (l),untuk lintang selatan dan bujur barat ditandai dengan mines (-)
  2. Data Awamil khusuf
  3. Delta T, yakni selisih waktu antara Dynamical Time (DT) dengan Universal (UT).
  4. Time zone (tz)


Selanjutnya ambil data TD dan harokat-harokat awamil khusuf berdasarkan tanggal, bulan dan tahun terjadinya gerhana dari tabel di halaman 119-153.

Cara pembacaan tabel awamil

14285986611712520443
14285986611712520443

Baris pertama:

kolom ke-1     = kosong
kolom ke-2     = bulan hijri
kolom ke-3     = tahun hijri
kolom ke-4     = TD (waktu tengah gerhana taqribi)
kolom ke-5     = x0 (Thul Dzilli)
kolom ke-6     = y0 (Ardu Dzilli)
kolom ke-7     = L10 (Bu'du Zawiyah Khusuf Syibhi)
kolom ke-8     = L20 (Bu'du Zawiyah Khusuf Haqiqi)
kolom ke-9     = L30 (Bu'du Zawiyah Khusuf Kulli)
kolom ke-10   = Sc0 (Nisfu Qutril Qomar)
kolom ke-11   = M0 (Zawiyatul Waqti)
kolom ke-12   = dm0 (Mailul Qomar)

Baris kedua:

kolom ke-1     = tanggal miladi
kolom ke-2     = bulan miladi
kolom ke-3     = tahun miladi
kolom ke-4     = jenis gerhana
kolom ke-5     = x1 (Ta’dil Thul Dzilli)
kolom ke-6     = y1 (Ta’dil Ardu Dzilli)
kolom ke-7     = L11 (Bu'du Zawiyah Khusuf Syibhi)
kolom ke-8     = L21 (Bu'du Zawiyah Khusuf Haqiqi)
kolom ke-9     = L31 (Bu'du Zawiyah Khusuf Kulli)
kolom ke-10   = Sc1 (Ta’dil Nisfu Qutril Qomar)
kolom ke-11   = M1 (Ta’dil Zawiyatul Waqti)
kolom ke-12   = dm1 (Ta’dil Mailul Qomar)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun