Serta ditambah dengan perlengkapan Alat Pelindung Diri (APD) lainnya yang semakin membuat saya sama sekali tidak nyaman dengan pakaian tersebut. Seperti mandi sauna jadinya, peluh keluar bercucuran jadinya.
Namun, mengingat bahwa ini adalah tugas mulia dan sumpah profesi, membuat saya pelan-pelan sudah bisa beradaptasi dengan pakaian hazmat saat kontak langsung dengan pasien.
Pengalaman tersebut membuat saya bisa merasakan langsung, bahwa menjadi perawat khusus covid sangat berat dalam berjuang. Tidak semua perawat memberanikan untuk menjadi perawat khusus covid.
Apalagi kasus ini telah banyak memakan korban dari pihak medis, terutama perawat yang menjadi garda terdepan dalam penangan pasien covid.
Lebih Ngeri Menjadi Perawat Covid di RSJ Daripada di Rumah Sakit Umum
Ada dua masalah utama yang harus dilakukan dalam penanganan pasien suspect covid-19 di RSJ. Masalah pertama adalah tentang status mental pasien yang harus ditangani. Pasien di RSJ rata-rata punya masalah dengan halusianasi dan risiko perilaku kekerasan.
Tidak mudah dalam menangani pasien gangguan jiwa sekaligus mengalami suspect covid-19. Kadang kala pasien sama sekali tidak kooperatif. Di saat halusinasi terjadi sulit bagi perawat untuk mengarahkan. Bahkan akan berisiko terjadinya pukulan oleh pasien tersebut bagi perawat jika terus mendekati pasien yang sedang mengalami halusinasi.
Jadi selain berisiko akan terpapar virus corona, perawat juga akan sangat berisiko menerima perlakuan kekerasan dari pasien yang mengalami halusinasi. Inilah mengapa penulis mengatakan lebih ngeri menjadi perawat covid di RSJ daripada di rumah sakit umum lainnya.
Tentunya dalam menjalani misi kemanusiaan ini, seorang perawat sama sekali tidak berharap akan terjadinya luka serius akibat perilaku kekerasan dari pasien gangguan jiwa. Maupun terpaparnya virus covid-19 saat kontak langsung dengan pasien, meskipun dengan APD yang lengkap, risiko tertular bisa saja terjadi.
Lambatnya Keluar Hasil Swab
Dengan melonjaknya penyebaran kasus covid-19 di Aceh, membuat spesimen swab yang akan diperiksa menumpuk di Lab Balitbangkes Aceh yang ditunjuk oleh pemerintah Aceh untuk pemeriksaan.