Mohon tunggu...
Muhibuddin Aifa
Muhibuddin Aifa Mohon Tunggu... Perawat - Wiraswasta

Jika Membaca dan Menulis adalah Cara yang paling mujarab dalam merawat Nalar, Maka Kuliah Adalah Pelengkapnya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Recall Memory: Perlu Dilakukan Orangtua dalam Menyeimbangi Tugas Sekolah Anaknya

22 September 2020   21:33 Diperbarui: 22 September 2020   21:52 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menumbuhkan Rasa Empati Terhadap Guru

Suatu hikmah terbesar yang kita rasakan saat proses pembelajaran secara online adalah meumbuhkan rasa empati terhadap guru. Seandainya tidak terjadi musibah penyebaran virus ini, mungkin kita tidak pernah bisa merasakan langsung bagaimana perjuangan seorang guru dalam mendidik anak muridnya.

Saat ini kita telah bisa merasakan bagaimana menjadi tenaga pendidik, yang mengajarkan anak murid. Jika kita tidak terlibat langsung dalam proses mengajari anak, mungkin kita hanya bisa merasakan simpati pada guru tanpa bisa berempati.

Namun ketika kita menjadi pelaku sebagai guru, maka perasaan kita dengan sendirinya akan berempati pada guru. Artinya kita sudah merasakan bagaimana pahit manisnya menjadi tenaga pendidik dengan berbagai permasalahan yang harus dihadapi saat berhadapan dengan anak didik.

Karena rasa emapti itu, lebih mendalam dibandingkan dengan rasa simpati, simpati hanya bisa merasakan kesedihan terhadap penderitaan seseorang. Sementara empati lebih dari itu, karena kita ikut mengalami apa yang dialami oleh seseorang, baik itu suka maupun duka.

Sebuah pelajaran penting yang barang kali akan mengubah mindset kita tentang seorang guru. Bila dulunya kita hanya mengetahui bahawa mereka bekerja dengan mudah, kali ini akan menepis pemikiran tersebut. Dengan berpikir sebaliknya, bahwa tugas untuk mencerdaskan bangsa, adalah sangat berat, karena mendidik itu butuh kesabaran yang luar biasa.

Banda Aceh, 22 September 2020

Moehib Aifa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun