Menumbuhkan Rasa Empati Terhadap Guru
Suatu hikmah terbesar yang kita rasakan saat proses pembelajaran secara online adalah meumbuhkan rasa empati terhadap guru. Seandainya tidak terjadi musibah penyebaran virus ini, mungkin kita tidak pernah bisa merasakan langsung bagaimana perjuangan seorang guru dalam mendidik anak muridnya.
Saat ini kita telah bisa merasakan bagaimana menjadi tenaga pendidik, yang mengajarkan anak murid. Jika kita tidak terlibat langsung dalam proses mengajari anak, mungkin kita hanya bisa merasakan simpati pada guru tanpa bisa berempati.
Namun ketika kita menjadi pelaku sebagai guru, maka perasaan kita dengan sendirinya akan berempati pada guru. Artinya kita sudah merasakan bagaimana pahit manisnya menjadi tenaga pendidik dengan berbagai permasalahan yang harus dihadapi saat berhadapan dengan anak didik.
Karena rasa emapti itu, lebih mendalam dibandingkan dengan rasa simpati, simpati hanya bisa merasakan kesedihan terhadap penderitaan seseorang. Sementara empati lebih dari itu, karena kita ikut mengalami apa yang dialami oleh seseorang, baik itu suka maupun duka.
Sebuah pelajaran penting yang barang kali akan mengubah mindset kita tentang seorang guru. Bila dulunya kita hanya mengetahui bahawa mereka bekerja dengan mudah, kali ini akan menepis pemikiran tersebut. Dengan berpikir sebaliknya, bahwa tugas untuk mencerdaskan bangsa, adalah sangat berat, karena mendidik itu butuh kesabaran yang luar biasa.
Banda Aceh, 22 September 2020
Moehib Aifa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H