Setiap anak yang terlahir didunia ini adalah fitrah (suci), ibarat sperti kertas putih, begitupun dengan memorinya masih belum bervirus. Disinilah peran kedua orangtua dituntut untuk proaktif dalam membangun karakternya.
Penerapan nilai-nilai agama dan budaya yang baik, menjadi tanggung jawab orang tuanya, untuk membentuk pondasi yang kokoh. Selibihnya menjadi tugas guru sekolah maupun guru ngajinya untuk memahami lebih detil tentang suatu jurusan keilmuannya.
Jika kita boleh menyamakan dengan pandai besi, maka hendaknya seperti itulah cara kita mendidik anak kita. Besi-besi tua tidak akan berarti apa-apa tanpa kecakapan dan sentuhan si ahli besi dalam membuat sebilah pisau, parang, maupun pedang.
Untuk menjadikan sebuah pedang yang indah, tentunya si pandai besi perlu membakar besi tersebut agar lebih lunak. Ketika besi sudah lunak maka si pandai besi akan mudah membuat sebuah pedang, termasuk ukiran sesutu pada pedang tersebut agar terlihat semakin indah.
Begitupun pada anak, kita tidak mungkin lagi bisa meluruskan pemikiran anak kita ketika ia sudah dewasa. Hal itu hanya bisa kita lakukan ketika usianya masih lunak, mudah untuk kita isi dengan pesan-pesan yang baik, dan budaya yang sesuai dengan kita.
Pada prinsipnya, semua anak adalah insan yang baik, akan tetapi faktor lingkungan dan kelengahan orang tua yang akan merubahnya. Apa yang terjadi pada pemuda yang melakukan upaya pembunuhan Syekh Ali Jabier, merupakan suatu bentuk kegagalan orang tuanya dalam mendidiknya.
Orangtua Tidak Boleh Lengah Dalam Memantau Anaknya
Semestinya setiap orang tua harus menyimpan rasa curiga terhadap anaknya, baik itu tentang pergaulannya. Serta hal-hal lain seperti, pekerjaannya, maupun tentang kebiasaan lainnya. Ini kita lakukan bukanlah sebagai bentuk overprotektif kita terhadapnya, tapi lebih kepada upaya preventif agar anak kita tidak salah jalan nantinya. Â
Jika kita menemukan Sesutu yang mencurigakan tentang anak kita, itu sudah saatnya kita menegurnya. Apalagi saat kita menegur, sang anak mulai mencoba menyembunyikan Sesuatu, kita selaku orang tua sudah bisa mencoba membuka komunikasi denga ahli phisiklog maupun pihak keamanan. Agar kita bisa menekan masalah yang akan diperbuat oleh anak kita.
Membaca Bahasa Tubuh dan Gelagat AnakÂ
Agar anak kita terhidar dari perlakuaan yang menyimpang, ada baiknya kita mengetahui beberapa gelagat dan bahasa tubuh yang terindikasi berpotensi akan bermasalah.