Kejadian mengejutkan datang dari ujung pulau sumatera, tepatnya di Bandar Lampung, seorang pemuda yang dengan sengaja menikam Syekh Ali Jabier menggunakan sebilah pisau. Untungnya peristiwa tersebut tidak sampai merenggut nyawa ulama yang begitu dicintai oleh umat Islam di negeri ini.
Musibah yang menimpa Syekh Ali Jabier, merupakan suatu bentuk kejahatan yang dilakukan oleh seorang pemuda. Sejatinya pemuda adalah harapan bangsa, ditangan mereka masa depan bangsa ini. Harusnya tindakan kejahatan yang mencoba menghilangkan nyawa Syekh Ali Jabir, tidak terjadi, apa lagi pelakunya adalah seorang pemuda.
Apakah sudah sekelam inikah kehidupan generasi muda kita, di usia emasnya seharusnya melakukan berbagai kegiatan yang menghasilkan maha karyanya. Malah sebaliknya di usia emasnya ia harus mendekam di penjara dan mempertanggung jawabkan kejahatannya.
Meskipun Syekh Ali Jabier, secara pribadi tidak terlalu mempermasalahkannya, dan menyerahkan sepenuhnya kepada pihak hukum. Akan tetapi kasus ini menjadi berat bagi sipelaku, seumur hidupnya akan dibayang-bayangi oleh kesalahannya tersebut.
Melihat kasus ini, bagi penulis merasa ada semacam rantai yang terputus dalam pendidikan anak dilingkungan keluarganya. Dugaan ini bukan tanpa sebab, tapi secara logika tentunya kita bisa melihat lebih dalam.
Andaikata orang tuanya memiliki pola asuh yang baik terhadap anaknya, tentunya ia tidak akan pernah melakukan perbuatan keji tersebut.
Biasanya tindak kejahatan itu disebabkan oleh dua faktor, salah satu adalah karena adnya dorongan kuat dalam dirinya untuk mencoba membunuh dengan motiv tertentu.Â
Selanjutnya yang kedua disebabkan oleh adanya desakan oleh faktor luar, dengan sejumlah iming-iming hadiah, ataupun tekanan yang berupa ancaman tertentu.
Terlelapas dari keuda faktor tersebut, selama adanya pola asuh yang tepat dalam keluarga, disertai dengan pendidikan yang baik, maka tidak akan mudah bagi seseorang utuk melakukan perbuatan keji tersebut.
Mendidik Anak, Seperti Seorang Pandai Besi