Bagi mempelai wanita, ketika itu istri saya juga mengenakan pakaian adat Aceh sebagaimana umumnya mempelai wanita Aceh lainnya. Walaupun terlihat bersanggul, tapi tetap mengedepankan nilai sayariat Islam dengan menutup rambut.
Saya melihat sanggul istri saya ketika itu dihiasi dengan bagai aksisoris yang berbentuk tangai bunga, kemudian pada bagian dahi di lekatkan Patham (Mahkota). Patham ini berbentuk seperti mahkota ada yang terbuat dari emas, ada juga dari kuningan biasa.
Bentuk phatam (Mahkota) di buat dengan bergai macam coraknya, tapi jika diperhatikan sekilas, juga menyerupai tangkai bunga yang berjibun dilingkar mahkota tersebut. Memiliki warna kuning keemasan, saat itu istri saya terlihat sangat cantik ketika disangulkan mahkota pada dahinya. Â Â
Kelapa Hias (U pawe)
U pawe atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan kelapa hias, kelapa hias ini merupakan tunas kelapa yang baru tumbuh dihiasi dalam berbagai jenis miniatur. Ada dalam bentuk rumah aceh, mobil, bentuk hewan, ataupun bentuk senjata, dll.
Ketika itu tunas kelapa saat dihantar untuk dara baro, dihiasi dalam bentuk kupiah meukutop, nyaris sempurna menyerupai bentuk aslinya. Philosopi dari U pawe ini adalah sebagai wujud perjalanan rumah tangga.
Setelah ditanam kita akan melihat tunas kelapa itu tumbuh besar seiring dengan perjalanan rumah tangga kita. Sebagaimana tumbuhan kelapa yang setiap unsur mulai dari pohon, buah, hingga dedaunannya bermanfaat untuk manusia.
Kiranya seperti itulah harapan orang tua kami, menghendaki keluarga kami, serta keturunan selanjut terus tumbuh menjadi orang-orang yang bermanfaat untuk masyarakat banyak. Sesuai dengan keahlian yang dimilikinya kelak.
Ranup dalam Cerana
Ranup atau sirih yang dicampur dengan pinang  dan kapur kusus, akan menyertai upacara perkawianan. Baik pada saat prosesi intat linto (Antar Mempelai Pria), maupun saat preh Dara Baro (Ngunduh Mantu).