Mohon tunggu...
Muhibuddin Aifa
Muhibuddin Aifa Mohon Tunggu... Perawat - Wiraswasta

Jika Membaca dan Menulis adalah Cara yang paling mujarab dalam merawat Nalar, Maka Kuliah Adalah Pelengkapnya.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Politik Kekanakan ala Puan

6 September 2020   20:16 Diperbarui: 6 September 2020   20:45 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto (goriau.com)

Tapi disisi lain perlu disikapi serius, karena cagub atas nama Ir. H. Mulyadi yang direkom PDI-P, merupakan kader dari partai Demokrat. Ini akan membuat ketegangan baru bagi kedua politikus senior yaitu SBY dan Megawati.

Sebagaimana diketahui hubungan keduanya belum benar-benar baik, sejak pilpres 2004 lalu. Ini jelas merugikan bagi Megawati dan partainya, ibaratnya luka lama belum sembuh, kini datang anaknya membuat luka baru dengan pernyataannya tersebut, sehingga berefek kepada SBY.

Efek Pernyataan Puan Bagi Dirinya

Puan Maharani, adalah salah satu nama yang masuk dalam bursa calon presiden. Menurut survey yang dirilis oleh Indometer, dirinya berada pada posisi dengan urutan ke 11 diantara  Gatot Nurmantyo dan Mahfud MD. Disinyalir dengan pernyataan tersebut bisa saja semakin membuat elektabilitasnya menjadi melorot.

Jika elektabilitasnya semakin melorot spertinya Megawati, tidak mau merekomnya sebagai calon presiden ataupun wakil. Walaupun ia sedang dipersiapkan untuk melanjutkan dinasti Soekarno. Megawati dikenal sebagai King Maker yang sangat lihai dalam memainkan percaturan politik di negeri ini.

Instingnya kuat, itu dibuktikan dengan keberhasilannya dalam meproduksi beberapa kepala derah. Tak terkcuali juga Jokowi yang telah mejadi presiden selama dua priode, itu tak terlepas dari campur tangannya dalam bermaian politik.

Jadi jika Puan tidak mampu menampakan personal branding dengan baik, bisa saja Megawati melakukan merekomendasikan Ganjar Pranowo, atau Tri Rismaharani. Atau kader terbaik lainnya sebagai utusan dari PDI-P untuk capes/cawapres di pilpres mendatang.

Puan Perlu Belajar Banyak

Setiap orang dalam proses politik praktis, tentunya pernah melalui fase yang kurang baik, atau bahasa gamblangnya pernah berbuat salah. Dan itu bagi sebagian politikus menjadi pelajaran berharga baginya untuk terus melangkah sembari memperbaiki kesalahan tersebut.

Begitupun kiranya dengan Puan, harus legowo terhadap kritikan dan belajar dari kesahan ini. Hendaknya kedepan dirinya harus betul betul selektif dalam bermain kata-kata. Tidak asal mejustifikasi sebuah wilayah, sehingag menuai kontroversi dan merugikan dirinya sendiri dan partainya.

Penulis rasa tidak susah bagi seorang Puan untuk memantapkan orasinya, apa lagi dalam dirinya memang mengalir darah Soekarno seorang orang orator ulung dan sekaligus presiden pertama Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun