Mohon tunggu...
Muhibuddin Aifa
Muhibuddin Aifa Mohon Tunggu... Perawat - Wiraswasta

Jika Membaca dan Menulis adalah Cara yang paling mujarab dalam merawat Nalar, Maka Kuliah Adalah Pelengkapnya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Budaya Hedonisme Kalangan Pejabat, Membuat Penjara Dipenuhi "Koruptor"

27 Agustus 2020   22:45 Diperbarui: 27 Agustus 2020   23:48 478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (koranmadura.com)

Sekitar 41 orang anggota DPRD Kota Malang Ditangkap KPK (realitarakyat.com)
Sekitar 41 orang anggota DPRD Kota Malang Ditangkap KPK (realitarakyat.com)

Bukanlah suatu hal asing lagi saat kita mendengar pejabat negara di tangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Salah satu faktor yang melatar belakanginya adalah terjadinya budaya konsumtif yang berlebihan.

Pada tahun 2017, orang nomor satu di Aceh kena Operasi Tangkap Tangan (OTT), mungkin hal itu terjadi karana hasrat dan kebutuhan yang tinggi yang membuatnya harus melakukan perbuatan tidak terpuji hingga akhirnya dirinya berujung penjara.

Kasus serupa juga pernah terjadi di kota Malang, korupsi berjamaah yang melibatkan sekitar 41 orang anggota DPRD setempat.

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Malang lumpuh pasca-penahanan 41 dari 45 anggota DPRD Kota Malang oleh penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akibat kasus suap pembahasan P-APBD Kota Malang tahun anggaran 2015. (kompas.com)

Kuat dugaan korupsi yang merela didasari pada keigingan untuk hidup mewah dengan berbagai barang mewah, baik itu rumah, pakaian, hingga liburan ke luar negeri dll. Sehingga mereka mencari jalan pintas dengan melakukan korupsi untuk mewujudkan keinginan tersebut.

Sehingga membuat mereka berani untuk melakukan perbuatan korupsi yang sama sekali tidak mencerminkan sikap terpuji seorang anggota dewan yang terhormat. Dan masih banyak kejadian lain, hanya karena ingin terlihat waw dengan gaya hedonisme, mengahalakan berbagai cara, dan ujung-ujungnya harus mendekam di penjara.  

Berbagi Dengan Sesama, Dapat Menghidari Hedonisme

Dalam keluasan rezeki kita, ada hak anak yatim dan orang miskin yang harus diperhatikan. Akan lebih baik dan berfaedah jika harta itu digunakan dijalan yang lebih bermanfaat, bukan hanya sekedar menghabiskan untuk hal yang tidak terlalu penting.

Dengan membelanjakan uang untuk orang miskin akan membuat harta kita lebih berkah, dan ada kebahagian secara batin yang mungkin tidak kita dapatkan dengan cara hidup berfoya-foya. Selain dari itu kebiasaan membatu sesama juga dapat menghindari seseorang dari budaya hedonisme.

Oleh sebab itu, jika ada diantara kita, atau siapapun yang sudah terlanjur terjebak dengan budaya tersebut, sudah saatnya kembali dengan budaya ketimuran kita yang suka membantu sesama, dan saling gotong royong dalam merajut kebersamaan. Semoga artikel ini bermanfaat, amin.

Banda Aceh, 27 Agustus 2020

Moehib Aifa 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun