Sekitar tahun 2004 pemerintah Indonesia memberikan keistimewaan bagi masyarakat Aceh untuk melaksanankan Syari'at Islam. Paska disahkan penerapan Syaria't Islam, maka untuk seluruh wilayah Aceh telah terbiasa menggunakan jilbab. Tidak terlalu sulit untuk menyadarkan perempuan Aceh untuk menggunakan jilbab, karena secara historis Aceh memang dikenal masyarakatnya sangta relegius.
Kalaupun ada dilakukannya berupa razia jilbab dan celana ketat, itu lebih kepada penertipan kepada pendatang yang beragama Islam, tapi belum paham terhadap penerapan syaria't Islam di Aceh.Â
Tidak dipungkuri juga masih ada satu atau beberapa remaja Aceh yang terjaring razia ini, untuk punishment bagi yang melanggar busana muslim, hanya diberikan sanki ringan, bahkan terkadang cuma dilakukan pembinaan dan membuat surat pernyataan tidak akan mengulangi perbuatannya.
Jilbab Sebagai Fashion
Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan fashion, maka para perancang busana mulai mendesain jilbab dengan memmadu padankan dengan busana modern. Jilbab sebagai fashion ada yang bisa digunakan secara nyaman bagi kum muslimah. Karena memenuhi syarat yang sesuai dengan tuntutan syaria't Islam.
Namun disi lain ada rancangan jilbab modern yang tidak bisa diterima dengan mutlak oleh kalangan muslimah. Karena ada sebagaian jilbab yang dibuat tidak sesuai dengan tuntunan agama Islam. Sehingga bagi yang memakainya belum bisa dikatagorikan sebagai upaya dalam menutup aurat, tapi lenih kepada estetika busananya saja.
Berjilbab sebagai fashion hendak harus diperhatikan oleh remaja dan kaum ibu-ibu, memenuhi unsur dan syarat yang diperintahkan oleh agama. Salah satunya adalah tertutupnya rambut, hanya nampak bagian wajah. Jilbab juga harus mampu menutup bagian dada, sehingga benar-benar melindungi wanita dari pandangan liar seorang lelaki yang bukan muhrimnya.
Jilbab sebagai Indentitas Relegi
Menyangkut identitas keIslman, memang dengan berjilbab telah mampu memberikan pesan secara visual pada seseorang bahwa wanita tersebut adalah seorang muslim.Â
Barangkali bagi pemeluk agama lain, mereka hanya menganggap berjilbab adalah sebagai warisan budaya dari Arab. Itu tidak masalah dikarenakan memang mereka punya keyakinan dan pendriannya yang berseberangan dengan kita yang beragama Islam.
Bagi masyarakat Islam yang memahami secara terperinci tentang, kewajiban dalam mengenakan jilbab, dan apa saja ganjaran yang akan didapatkan hari yaumil masyhar bagi yang tidak menggunakan jilbab.Â