Masyarakat Aceh sama sekali tidak menyukai acara atau event-event yang sifatnya hanya seremonial, kurang manfaat dan tidak langsung menyentuh kebutuhan mereka. Seperti akan dilangsungkannya Tauring Moge, dan Alhamdulillah kegiatan tersebut dibatalkan.Â
Bila kegiatan tersebut tetap ngotot untuk dilaksanakan, maka akan sangat melukai hati rakyat Aceh, karena jelas tidak bersentuhan langsung dengan kebutuhan masyarakat, terkesan hanya buang-buang anggaran saja untuk kepentingan segelentir pejabat papan atas di Aceh.
Sudah saatnya pemerintah Aceh untuk memberdayakan masyarakat Aceh agar berdikari dibidang ekonomi. Hal itu bisa dilaksanakan dengan didasari atas pertimbangan sebagai berikut: Â
Potensi Usaha
Aceh begitu banyak potensi yang bisa digalakkan untuk menciptakan lapangan pekerjaan. Hanya saja sekarang bagaimana caranya agar masyarakat Aceh, mau bergerak.Â
Kekayaan alam laut kita sangat luas, pun begitu dengan lahan pertanian yang bisa di gunakan untuk bercocok tanam dan mengolah lahan untuk berbagai tanaman yang mempunyai nilai ekonomi tinggi.
Sementara dari segi Sumber Daya Manusia (SDM) kita juga memiliki begitu banyak sarjana dengan berbagai keahliannya. Ini bisa mendorong mereka untuk mengapliksikan ilmunya, baik dibidang pertanian kelautan, maupun dibidang tekhnik dan lainnya.Â
Mereka bisa ditempatkan di daerah-derah yang dipandang perlu untuk mendamping para pelaku usaha yang baru membuka usahanya maupun yang akan mengembangkan usaha. Â
Sasaran (Penerima Manfaat)
Pemerintah harus mempunyai perhatian khusus bagi masyarakat korban konflik dan masyarakat miskin. Mereka harus diberdayakan dengan cara memberikan modal usaha, setelah 15 tahun perdamaian Aceh. Namun masih banyak terdapat masyarakat miskin, seharusnya masalah ini sudah selesai, atau paling tidak adanya penurunan angka kemiskinan di Aceh.Â