Mohon tunggu...
Muhibuddin Aifa
Muhibuddin Aifa Mohon Tunggu... Perawat - Wiraswasta

Jika Membaca dan Menulis adalah Cara yang paling mujarab dalam merawat Nalar, Maka Kuliah Adalah Pelengkapnya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Aroma Kapitalis dalam Praktik Pendidikan

6 Agustus 2020   22:50 Diperbarui: 6 Agustus 2020   23:05 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto (bobo.grid.id)

Saya merindukan kampus yang punya varian baru dalam memproduksi para sarjana. Artinya, setelah mereka lulus, pihak kampus punya koneksi yang jelas dengan perusahaan-perusahaan tertentu.

Jika lulusan ahli teknik, paling tidak bisa bekerja di perusahan yang memiliki kontrak dengan pendidikan. Begitupun dengan ahli medis bisa ditrisbusikan ke Rumah Sakit tertentu yang memang telah disepakati untuk menerima lulusan dari mereka. Bila didalam negeri sudah tidak memungkinkan diterapkan, barang kali kita sudah bisa berpikir untuk menjalin kerjasama dengan negara lain.

Praktek Suap dan Koneksi Orang Dalam 
Setelah lulus, para sarjana kebingungan mencari pekerjaan, antara lapangan kerja dengan lulusan tidak sebanding. Terlalu banyak sarjana sehingga mereka tidak tertampung semua. Sehingga terjadilah ketatnya persaingan. Persaingan yang ketat tidak berorientasi pada kualitas ataupun kompetensi. Namun lebih pada terjadinya praktik suap dan koneksi orang dalam.

Sekitar tiga tahun lalu di sebuah instansi layanan kesehatan di Aceh saya mendengar untuk menjadi tenaga kontrak harus mengeluarkan dana sebesar Rp.6 juta paling sedikit dan bahkan ada yang rela merogoh kocek hingga 10 juta untuk mendapatkan pekerjaan tersebut.

Belum lama ini salah seorang kawan sya, juga punya pengalaman yang unik. Ia baru saja melobi pekerjaan adiknya. Tidak mengeluarkan dana sih, tapi punya koneksi dengan orang dalam sehingga adiknya diterima kerja disebuah instansi di Aceh.

Jika praktik seperti ini berkelanjutan, bagaiman kita akan menemukan pekerja yang memiliki dedikasi tinggi terhadap pekerjaanya? Tidak tertutup kemungkinan di kepala pekerja hanya berpikir sistem balik modal. Lagi-lagi pekerja akan mencari celah untuk bisa korupsi agar cepat balik modal. Disayangkan.

Etos Kerja Para Sarjana 
Pekerja yang baik adalah bekerja dengan hati dan penuh tanggung jawab. Zaman sekarang hanya segelintir orang yang punya etos kerja yang baik. Selebihnya masih menganut mazhab untung rugi.

Bila tidak ada keuntungan maka ia tidak mau bekerja dengan giat. Hanya sebatas melakukan rutinitas yang biasa-biasa saja, agar terlihat sebagai pekerja di mata atasanya. Jangan harap muncul pekerja yang penuh dengan inovasi dan kreatifitas tinggi di zaman sekarang.

Membudayanya suap menyuap dan sistem koneksi orang dalam, menyebabkan perusahaan tidak akan berkembang. Bagaimana bisa dituntut untuk meningkatkan produktifitas pekerjaan bila sitem punishment  tidak bisa diterapkan? Ketika ditegur oleh atasan saja, sudah mengadu pada orang dalam tadi. Kan kacau jadinya?

Kepada masyarakat luas terutama adik-adik kami yang akan kuliah, pilihlah tempat kuliah yang memang benar-benar punya kualitas yang baik. Begitupun kepada yang baru lulus hendaknya bisa membuka pikirannya untuk memiliki pekerjaan yang sesuai dengan tuntutan morilnya.

Jangan sampai seperti saya yang terjebak dalam pusara zona aman. Sudah dua belas tahun mengabdi sebagai tenaga kontrak pada salah satu rumah sakit di Aceh. Tanpa jenjang karir yang jelas dan dengan pendapatan yang biasa-biasa saja. Saat ini saya sedang mencari celah untuk bisa keluar dari zona tersebut, dengan harapan tentunya untuk sebuah perubahan nasib yang lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun