Semua lagi-lagi terserah persepsi kita semua, apakah kita akan membiasakan diri kita untuk terus menerus melanggar dan membiasakan diri kita untuk melanggar hal-hal kecil dengan alasan yang selalu tidak masuk akal yaitu 'lebih instan'. banyak sekali contoh yang bisa kita ambil diperilaku saudara sebangsa kita ini sebagai makhluk yang "LUAR BIASA!". Contoh :
- Sudah dibangun jembatan penyebrangan dengan tujuan keselamatan penyebrang jalan,TAPI masih banyak yang   "LUAR BIASA!" menyebrang jalan tanpa jembatan itu.
- Sudah diberlakukan perda dilarang merokok ditempat yang sudah ditentukan, TAPI masih banyak yang "LUAR BIASA!"  merokok tanpa peduli perda tersebut.
- Sudah diberlakukan aturan penumpang dilarang menaiki atap kereta saat menumpang karena membahayakan dan memang tidak sedap untuk dilihat orang, TAPI masih banyak yang "LUAR BIASA!" selalu naik dan tidak peduli dengan aturan yang ada.
- Dan masih banyak yang "LUAR BIASA!" lainnya yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
Aturan itu memang seperti pagar rantai yang saya loncati itu, artinya aturan itu diadakan bertujuan baik dan demi kepentingan bersama. Memang benar banyak aturan yang tidak memiliki landasan hukum yang jelas ketika dilakukan, mungkin hanya dalam bentuk teguran. Tegurannya pun sederhana dan tidak mengikat. Membuat si pelanggar yang "LUAR BIASA!" ini masih terus melanggar tanpa sadar apa efek yang telah dilakukannya. salah satu efek tersadis yang bisa dihasilkan ialah bukanlah kejadian yang membahayakan , tetapi efek guru alias mengajarkan jauh lebih banyak orang-orang polos dan generasi muda yang tidak tahu apa-apa untuk melanggar aturan yang ada menjadi sesuatu yang lumrah dilakukan. Semakin sering dilakukan, maka semakin negara ini menjadi tidak menghormati dan mencintai negeri kita sendiri. Kita menikmati kemunduran bukan kemajuan yang selama ini kita dambakan.
Yaah, mungkin efek rantai ini benar-benar mengajarkan kepada saya, bagaimana saya bisa memberikan kontribusi atas kecintaan dan penghargaan terhadap orang atau oknum yang sudah repot-repot atau sudah lelah memikirkan aturan untuk kepentingan dan kemajuan bersama. setelah saya pikir-pikir lagi lebih dalam, ternyata mendapatkan pahala itu mudah sekali. Tidak perlu kita melulu bermuka baik dan berlaku baik didepan orang, tapi melakukan sesuatu untuk kebaikan dan kemajuan bersama dengan menaati aturan yang adapun itu sudah mendapatkan pahala. Insya Allah.
Semoga apa yang menjadi pengalaman dan renungan saya ini menjadi pelajaran saya khususnya untuk lebih terbiasa berkata "LUAR BIASA!" kepada orang-orang yang "meloncati pagar rantai" seperti saya nantinya, dan berharap mereka dapat berpikir dan merenungkan dalam-dalam atas apa yang sudah dilakukannya.
Dan saya mengucapkan Terima Kasih sebesar-besarnya kepada "Pria Luar Biasa" yang senantiasa membagikan ilmu "LUAR BIASA!" kepada saya hanya dengan dua kata indah ditambah tanda seru itu sudah mampu memberikan inspirasi dan pemikiran yang mendalam tentang arti kebenaran dan kemajuan yang berarti. Terima Kasih sekali lagi, semoga pahala dan amal perbuatannya selalu dicatat oleh Sang Pencipta. Amin.
-Magister_Moeda-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H