Mohon tunggu...
Modest Sheeran
Modest Sheeran Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Freelance, Penulis/Blogger
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Untuk memahami Dunia : Baca Buku Untuk memahami Diri Sendiri : Menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Seperti yang Kau Ingini

9 Februari 2024   15:17 Diperbarui: 9 Februari 2024   15:52 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menunggu waktu 4 tahun untuk kesembuhan total Jana cukup memakan waktu. Jan.. Bentar dokter akan buka perban matamu..sabar ya nak.. Kata bu Cahya mencoba menguatkan anaknya.. Iya bu.. Bu boleh nggak Jana minta sesuatu...? Boleh sayang... Mau apa..? Ngomong aja.. Nak... Yuk..! Sebelum dokter membuka perbannya aku mau, Ayah, Ibu, dan Jana ada disini, aku mau jika mataku sudah bisa melihat aku mau melihat orang pertama didunia ini lagi ayah, ibu dan Jihan. Bolehkan bu... Bu.. Boleh kan? Ulangnya lagi.. 

Karena ibu masih belum menjawab permintaannya...aaa.. iya. ....iya... bo.. boleh sayang... Kita ada disini kok.. 1..2...3...buka matanya pelan-pelan ya.. Kata dokter mengisyaratkan Jana untuk mengikutinya...gimana bisa liat.. nggak..? ...iya dok.. bisa.. Terima kasih... Ibu dan ayahnya menatapnya dalam-dalam dan tak sadar air mata mereka jatuh. Ayah...ibu.  teriak Jana.. Karena merasa bahagia kini ia sudah sama seperti saudaranya.. Sudah bisa berjalan tanpa bantuan apapun... Yah.. Bu.. Jihan.. Mana... Bu... Tanpa menjawab ayah ibunya menangis dan memeluknya erat... Yah.. Bu.. Jihan mana.. Ayo jawab dimana Jihan. Kok dia nggak ada sih, apa dia nggak mau aku sembuh seperti ini... Bukan sayang.. Bukan.. Jihan.. Jihan... Ibunya tak dapat melanjutkan Kata-katanya karena tangisnya sudah tak terbendung lagi. Ibu.. Ayah... dimana.. Jihan.. Jihan telah pergi.. Jihan pergi... Kata ayahnya pendek... Kemana.. Yah... Kemana...? Jihan pergi meninggalkan kita nak... Kamu harus kuat.. Kamu harus menjadi Jana sekaligus Jihan yah... Kamu.. harus terus dan semangat lanjutkan bakat dan karier Jihan...dia titip untukmu nak....Nooooooooo.... Nggak mungkin... ini nggak Mungkin... Aku mau cari Jihan sekarang... Ayah bercanda kan..? Jihan lagi manggungkan.. Iya kan yah.   Jana...Please... Dia titip ginjal dan matanya untuk kamu... Noooooo...ayah kenpa?.. Kenapa... Jana nggak minta... Jana lebih baik sakit seperti dulu dari pada harus kehilangan Jihan begini yah... Kini Jana mulai sadar dan menyesal dengan sikapnya selama ini ke saudaranya. Ternyata dia salah menilai saudara kembarnya yang begita baik hati dan kini mengorbankan nyawanya demi ia merasakan hidup sesungguhnya.

Sudah Sebelas hari pulang kerumah Jana benar-benar kehilangan sebuah suara yang selalu menyebut namanya.. Sudah Sebelas hari ia tek mendengar namanya dipanggil dari balik pintu kamarnya..Iya selalu mengunjungi makam saudaranya membawa bunga untuknya, bahkan terkadang menghabiskan waktu disana.

Tok... Tok.. Tok.. Selamat sore, iya mari masuk Perintah Pak Fabio pada tamu yang datang kerumah. Begini pak kami dari stasiun PPA (Penyanyi Populer Aktris/Aktor) ingin menjemput Jana untuk hadir dan mengisi acara TV show malam ini, mohon maaf karena mendadak dan tak ada pemberitahuan sebelumnya. Jana kaget ketika namanya masuk dalam PPA TV, tapi kan Pak..jangan khwatir nak.. Kata Tamu itu menegaskan dan menguatkan Jana... Kami sudah mendengar dan melihat duet antara Jana dan Jihan yang memenagkan PPA award tahun lalu... Membuat Jana semakin bingun.. Dia tidak pernah pantas tapi dia menang... Memang dia juga memiliki suara yang tak kalah indahnya dari saudara kembarnya itu.. Tanpa berpikir panjang ia langsung ke Studio malam itu dan menjalankan tugas, dan setelah acara selesai barulah dia tahun kisah dibalik ketenarannya itu yang tak lain adalah saudara kembarnya yang membuatnya terkenal. Ternyata selama ini, apa yang diam-diam dia nyanyi didalam kamarnya telah direkam oleh saudaranya, bahkan saudara kembar itu juga telah memasang kamera tersembunyi dikamarnya selama ini hingga mengambil video dari beberpa lagi yang dia nyanyi sambil bermain musik semuanya telah diambil diedit seprofesional mungkin hingga membuatnya seolah-olah bernyanyi diatas panggung yang ditonton ribuan penonton.

Lagu yang dimenangkan mereka berdua adalah lagu yang diciptakan oleh Jana waktu itu, dinyanyikan dikamarnya dan telah direkam oleh Jihan seperti biasa. Jihan mengambil video dari lagu itu yang berjudul "Menari Bersama Bayangan" Jihan merubahnya menjadi "menari bersamamu" jihan sedikit merubah lagu itu dan dinyayikan secara bergantian atau duet dengan dirinya diatas panggung, sedangkan Jana dengan virtual yang duduk dikursi roda sambil memainkan piano berlatar belakang kamarnya, lirik yang ingin dia nyanyi dia di edit menghilangkan suaranya Jana, dan hasilnya begitu memukau benar-benar seperti duet asli sehingga membawa mereka memenagkan Award tersebut dan kini Jana juga sudah terkenal.

Benar-benar menyesal kini Jana, merasakan kesedihan yang begitu dalam, dan ternyata semua lagi yang diciptakan oleh Jihan semua tentang dirinya dan dari semua lagu tak satupun yang mengisahkan dirinya sendiri sebagai penciptanya sendiri. Beberapa lagu jihan yang dinyayikan untuknya seperti Kuingin bersamamu selamanya , kau tetap dihati, kaulah yang terbaik bagiku yang pernah aku miliki, kuingin keajaiban itu ada untukmu, tahukah kau, aku sepi tanpamu dan masih banyak lagi. Kini semua hanya kenangan yang begitu menoreh dihati Jana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun