Mohon tunggu...
Modest Sheeran
Modest Sheeran Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Freelance, Penulis/Blogger
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Untuk memahami Dunia : Baca Buku Untuk memahami Diri Sendiri : Menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Seperti yang Kau Ingini

9 Februari 2024   15:17 Diperbarui: 9 Februari 2024   15:52 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Seperti yang kau Ingini


Jihan dan Jana adalah dua kembar yang hadir dalam keluarga Pak Fabio, mereka dilahirkan kembar tapi karena suatu keterbatasan yang dimiliki oleh Jana sehingga membuatnya kesepian, hidupnya hanya ditemani oleh sebuah kursi roda, kemanapun ia pergi, dan dimanapun ia berada,  berbeda dengan saudara kembarnya Jihan yang selalu ceria segala harinya diisi dengan aktivasi bahkan segala bakat yang dimilikinya dikembangkan dan semua yang dibutuhkan selalu dipenuhi oleh orang tuanya. Bukan Karena orangtuanya lebih menyayangi saudara kembarnya, tapi karena ia tak mungkin bisa lakukan seperti apa yang dilakukan oleh saudara kembarnya itu. Hal itu membuat Jana merasa terabaikan, kesepian, bahkan membenci saudara kembarnya. 

Jihan yang memiliki banyak bakat, selain pintar dia juga kini menjadi seorang penyanyi terkenal yang selalu diundang diacara Televisi, membuat dia semakin terkenal, menjadi aktris dan bersekolah pada sekolahan elite di kotanya. Sedangkan Jana harus mengurung diri dikamar, ditemani kursi rodanya, dan juga ia disekolahkan disekolahan Luar Biasa dan bergabung bersama anak-anak tunanetra, dan tunarunggu lainnya. 

Membuatnya merasa minder dengan saudaranya sehingga terciptalah sebuah jarak antara Jana dan Jihan begitu jauh bagai bagai langit dan bumi. "Jan.. Jana".. Panggil Jihan ke Jana, ketika pulang dari acara Televisi, Jana yang melihatnya tanpa menjawab, ia yang ingin keluar ketaman tiba-tiba menurungkan niatnya, membalik kursi rodanya masuk lagi kekamarnya. Itulah yang selalu dilakukan jika Jihan ada dirumah atau Jihan ingin berbicara dengannya ia selalu menolak dan menghindar, bahkan suara dan senyumnya solah-olah hilang dari keluarga itu. 

Jihan yang mengetahui kalau saudara kembarnya membencinya ia tidak bisa berbuat apa-apa, mau menyalahkan pun tak mungkin karena keterbatasan yang dimiliki saudara kembarnya.Setiap hari Jihan selalu menawarkan untuk membawanya keluar rumah, tetapi Jana menolaknya,bahkan Jihan mau memegang atau membantu mendorong kursi rodanya saja ia tak mau.

"Jan.. Jana, ayo ketaman yuk"..! Ajak Jihan ke Jana yang mengetahui kalau Jana ingin Ke taman, namun Jana tak menghiraukan ajakan itu dan langsung memutar kursi rodanya dan masuk kamar membanting pintunya dan mengunci dirinya dalam kamar. "Jan.. Jana ayo kita ketaman, kita jalan-jalan yuk, aku masuk ya.. Boleh nggak aku masuk..! Bolehkan"..? Jihan bagai berbicara dengan kamar kosong tanpa suara apapun yang muncul dari arah dalam kamar, Jihan mencoba mendorong pintu namun telah dikunci oleh Jana dari dalam. 

Jihan terduduk dipintu kamar saudara kembarnya dan menangis bersedih karena sebenarnya ia juga merasakan hal yang sama seperti saudaranya itu, kesepian, minder ketika tetangga mencibirnya, karena keadaan saudaranya namun ia makin terkenal dan kini menjadi aktris populer. Jan...Jan.. Janaa.. Kalau aku salah please maafin aku ya..! Bujuk Jihan yang tak mengerti apa yang salah dengan dirinya.

Udah Han.. Nggak usah Ngiba.. Kejar aja terus segala mimpimu hingga semuanya kamu dapat.. Biarkan saja aku begini, toh ini sudah takdir aku... Tapi Jan.. Apa.. Hah.. udalah kamu senangkan.. Keadaannya seperti ini, iyakan.. Bukan begitu Jan... Aku.. Aku.. Udahlah Han.. Kamu tahu nggak segala hari ini, bahkan sudah empat belas tahun semua hanya tentang kamu Han.. Tentang kamuuuuu... dari segala hari nggak pernah buat aku.. 

Bahkan satu hari saja nggak ada... Jan.. maafin aku... Keduanya menangis bersedih, Jihan yang berada diluar kamar sedangkan Jana mengunci dirinya dalam kamar... Pak Fabio dan Bu Cahya yang dari tadi menyaksikan keduanya hanya bisa terdiam tanpa berkata apapun karena merasa bersalah ke Jana juga, namun melihat Jihan yang mencoba tegar dan ingin selalu dekat dengan saudaranya membuat mereka merasa iba ke Jihan, ayo bangun nak... Bu Cahya medekati Jihan dan menariknya berdiri karena Jihan yang dari tadi terduduk dan bersandar dipintu kamar saudaranya dan berharap agar pintu dibukakan untuknya... Tapi bu... Udahlah. .Jana pengen sendiri jangan diganggu dulu ya.. Nak.. Tapi bu.. Iya ibu mengerti tapi berikan dia waktu, mendengar kata ibunya ke Jihan dari dalam membuat Jana semakin panas, dan hatinya hancur karena dipikirnya, pasti bapak ataupun ibu akan memihak kepadanya, malah ibu menyuruh Jihan membiarkannya untuk sendiri.. 

Perlahan membuka pintu kamarnya dapati ibunya yang sedang memeluk saudaranya membuat hatinya hancur, dia langsung mendorong kursi rodanya pergi begitu saja tanpa mengabaikan keduanya yang masih duduk disana. Jana.. Jana.. mau kemana kamu.. Panggil ayahnya yang khwatir dengan keadaannya. Nak.. Ayahnya berlari mengejarnya yang memutar kursinya dengan kecepatan tinggi, Jana berhenti.. Jana mencoba melarikan dirinya dari rumah dan ayahnya baru dipintu dia sudah sampai dijalan membuat ayahnya mempercepat langkahnya agar melerai karena takut keserempet lalu lalangnya kendaraan yang begitu banyak... Brukkkkkkkk.... Nakkkkk.. Janaaaaa.... 

Teriak hiateris ayahnya mengagetkan Jihan yang ibunya yang masih didalam berlari menyusul Pak Fabio keluar... Janaaaaaaaaaaaa........... Teriak ibu dan Jihan secara bersamaan yang melihat keadaan Jana yang sekarat dijalanan karena keserempet mobil, Jana dilarikan kerumah sakit, dia mengalami gagal ginjal dan matanya buta karena benturan keras dikepala dan punggungnya. Membuat Pak Fabio, bu Cahya dan juga Jihan benar-benar syok dan sangat terpukul mendengar apa yang dikatakan dokter... Tapi dok.. saudra aku bisa sembuh kan dok.. tanya Jihan yang tak tega melihat saudara kembarnya harus mengalami penderitaan bertubi-tubi. iya Jana akan sembuh jika ada yang mendonorkan mata dan ginjal untuknya, sepertinya setelah ini ia akan sembuh dari cacatnya juga. Benar dok.. Tanya Jihan antara haru dan kurang percaya dengan semua itu, namun sedikit lega baginya juga ketika mendengar kalau saudaranya akan sembuh dan jadi manusia normal seperti dirinya, membuatnya menjadi kuat lagi. Kita doakan saja nak.. Kata dokter tidak menjamin katanya tadi. Demi kesembuhan Jana mereka melakukan apa saja untuk Jana.

Menunggu waktu 4 tahun untuk kesembuhan total Jana cukup memakan waktu. Jan.. Bentar dokter akan buka perban matamu..sabar ya nak.. Kata bu Cahya mencoba menguatkan anaknya.. Iya bu.. Bu boleh nggak Jana minta sesuatu...? Boleh sayang... Mau apa..? Ngomong aja.. Nak... Yuk..! Sebelum dokter membuka perbannya aku mau, Ayah, Ibu, dan Jana ada disini, aku mau jika mataku sudah bisa melihat aku mau melihat orang pertama didunia ini lagi ayah, ibu dan Jihan. Bolehkan bu... Bu.. Boleh kan? Ulangnya lagi.. 

Karena ibu masih belum menjawab permintaannya...aaa.. iya. ....iya... bo.. boleh sayang... Kita ada disini kok.. 1..2...3...buka matanya pelan-pelan ya.. Kata dokter mengisyaratkan Jana untuk mengikutinya...gimana bisa liat.. nggak..? ...iya dok.. bisa.. Terima kasih... Ibu dan ayahnya menatapnya dalam-dalam dan tak sadar air mata mereka jatuh. Ayah...ibu.  teriak Jana.. Karena merasa bahagia kini ia sudah sama seperti saudaranya.. Sudah bisa berjalan tanpa bantuan apapun... Yah.. Bu.. Jihan.. Mana... Bu... Tanpa menjawab ayah ibunya menangis dan memeluknya erat... Yah.. Bu.. Jihan mana.. Ayo jawab dimana Jihan. Kok dia nggak ada sih, apa dia nggak mau aku sembuh seperti ini... Bukan sayang.. Bukan.. Jihan.. Jihan... Ibunya tak dapat melanjutkan Kata-katanya karena tangisnya sudah tak terbendung lagi. Ibu.. Ayah... dimana.. Jihan.. Jihan telah pergi.. Jihan pergi... Kata ayahnya pendek... Kemana.. Yah... Kemana...? Jihan pergi meninggalkan kita nak... Kamu harus kuat.. Kamu harus menjadi Jana sekaligus Jihan yah... Kamu.. harus terus dan semangat lanjutkan bakat dan karier Jihan...dia titip untukmu nak....Nooooooooo.... Nggak mungkin... ini nggak Mungkin... Aku mau cari Jihan sekarang... Ayah bercanda kan..? Jihan lagi manggungkan.. Iya kan yah.   Jana...Please... Dia titip ginjal dan matanya untuk kamu... Noooooo...ayah kenpa?.. Kenapa... Jana nggak minta... Jana lebih baik sakit seperti dulu dari pada harus kehilangan Jihan begini yah... Kini Jana mulai sadar dan menyesal dengan sikapnya selama ini ke saudaranya. Ternyata dia salah menilai saudara kembarnya yang begita baik hati dan kini mengorbankan nyawanya demi ia merasakan hidup sesungguhnya.

Sudah Sebelas hari pulang kerumah Jana benar-benar kehilangan sebuah suara yang selalu menyebut namanya.. Sudah Sebelas hari ia tek mendengar namanya dipanggil dari balik pintu kamarnya..Iya selalu mengunjungi makam saudaranya membawa bunga untuknya, bahkan terkadang menghabiskan waktu disana.

Tok... Tok.. Tok.. Selamat sore, iya mari masuk Perintah Pak Fabio pada tamu yang datang kerumah. Begini pak kami dari stasiun PPA (Penyanyi Populer Aktris/Aktor) ingin menjemput Jana untuk hadir dan mengisi acara TV show malam ini, mohon maaf karena mendadak dan tak ada pemberitahuan sebelumnya. Jana kaget ketika namanya masuk dalam PPA TV, tapi kan Pak..jangan khwatir nak.. Kata Tamu itu menegaskan dan menguatkan Jana... Kami sudah mendengar dan melihat duet antara Jana dan Jihan yang memenagkan PPA award tahun lalu... Membuat Jana semakin bingun.. Dia tidak pernah pantas tapi dia menang... Memang dia juga memiliki suara yang tak kalah indahnya dari saudara kembarnya itu.. Tanpa berpikir panjang ia langsung ke Studio malam itu dan menjalankan tugas, dan setelah acara selesai barulah dia tahun kisah dibalik ketenarannya itu yang tak lain adalah saudara kembarnya yang membuatnya terkenal. Ternyata selama ini, apa yang diam-diam dia nyanyi didalam kamarnya telah direkam oleh saudaranya, bahkan saudara kembar itu juga telah memasang kamera tersembunyi dikamarnya selama ini hingga mengambil video dari beberpa lagi yang dia nyanyi sambil bermain musik semuanya telah diambil diedit seprofesional mungkin hingga membuatnya seolah-olah bernyanyi diatas panggung yang ditonton ribuan penonton.

Lagu yang dimenangkan mereka berdua adalah lagu yang diciptakan oleh Jana waktu itu, dinyanyikan dikamarnya dan telah direkam oleh Jihan seperti biasa. Jihan mengambil video dari lagu itu yang berjudul "Menari Bersama Bayangan" Jihan merubahnya menjadi "menari bersamamu" jihan sedikit merubah lagu itu dan dinyayikan secara bergantian atau duet dengan dirinya diatas panggung, sedangkan Jana dengan virtual yang duduk dikursi roda sambil memainkan piano berlatar belakang kamarnya, lirik yang ingin dia nyanyi dia di edit menghilangkan suaranya Jana, dan hasilnya begitu memukau benar-benar seperti duet asli sehingga membawa mereka memenagkan Award tersebut dan kini Jana juga sudah terkenal.

Benar-benar menyesal kini Jana, merasakan kesedihan yang begitu dalam, dan ternyata semua lagi yang diciptakan oleh Jihan semua tentang dirinya dan dari semua lagu tak satupun yang mengisahkan dirinya sendiri sebagai penciptanya sendiri. Beberapa lagu jihan yang dinyayikan untuknya seperti Kuingin bersamamu selamanya , kau tetap dihati, kaulah yang terbaik bagiku yang pernah aku miliki, kuingin keajaiban itu ada untukmu, tahukah kau, aku sepi tanpamu dan masih banyak lagi. Kini semua hanya kenangan yang begitu menoreh dihati Jana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun