Erlina menelan ludah. Ia tidak siap menerima Rossa berada sedekat itu dengannya. Lagipula, model merangkap mantan sahabatnya itu kan tidak diundang di acara ini?
Rossa membuka pintu lebih lebar dan Erlina mendapati semua staf majalah SOSIALITA berada di dalam ruang tamu, berjalan menghampiri pintu dengan wajah yang sumringah.
"Happy Birthday!" seru semua staf.
Astaga! Erlina lupa kalau ini hari ulang tahunnya.
Ahmad muncul dari dalam kerumunan dengan kue tar seukuran majalah dengan lilin di atasnya. Erlina bergerak mundur tapi Ahmad menarik lengannya untuk mengecup pipinya, layaknya masih berpacaran.
"Happy 30, sayang. Kita semua ngerjain kamu. Aku bohong memutuskan kamu."
Erlina terperangah. Bukannya menangis terharu seperti di film-film, dia malah merasa menjadi guyonan seperti badut. Bercampur pula rasa lega dan sedikit kemarahan.
Teganya pria ini membuatnya depresi dan mengalami tekanan batin dua hari terakhir!
Dengan cepat diraihnya kue dari tangan Ahmad, mencopot lilinnya yang masih membara, lalu meratakan kue itu di wajah pria kalem itu.
Semua karyawan yang menyaksikan langsung tergelak. Mereka begitu terhibur melihat dua sosok simpatik bertingkah konyol. Ini jarang disaksikan di kantor.
Ahmad, dengan wajah berlumuran kue, tertawa dan memeluk Erlina.