"Kamu selalu bilang begitu."
"Tolong bu, sekarang aku masih belum punya uang." Tanganku mengepal di hadapannya.
"Oke, aku beri kamu waktu satu pekan. Tapi kalau kamu tidak bisa menepatinya, kamu harus angkat kaki dari tempat ini!" Bentak perempuan paruh baya itu.
"Baik bu." Jawabku menundukkan kepala.
Wanita itu pun pergi dengan membawa muka kesal.Â
Aku masih berada di halaman rumah, duduk di kursi roda, untuk menghangatkan badan dengan menangkap sinar matahari pagi.
Pekerjaanku saat ini adalah menjual salah satu produk cosmetic via online. Pendapatannya memang tak seberapa, tapi hanya itu yang aku mampu. Kecelakaan itu telah mengubah segalanya dariku. Merenggut kebahagiaanku, merusak karirku, dan menjatuhkan harga diriku. Semua orang menganggapku layaknya sampah yang berserakan di sudut-sudut pedesaan terpencil.
Pking... suara notivikasi WAku. Itu chat dari salah satu konsumenku. Ia mengirimiku foto wajahnya yang agak kemerah-merahan, sambil memegang serum yang ia beli dariku.
Aku terdiam, memandangi foto yang ia kirim, berusaha memahami apa yang ingin ia katakan padaku.
Pking..."Kau harus tanggung jawab!"
Pking..."Gara-gara sereum yang kau jual wajahku jadi rusak."