Mohon tunggu...
Moch Rio Ferdinand
Moch Rio Ferdinand Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Siswa MAN 1 Banyuwangi

Alohaa Teman-teman!!!!! Aku Moch Rio Ferdinand akrab disapa Ryoo. Aku salah satu siswa MAN 1 Banyuwangi yang aktif di ekstrakulikuler jurnalistik, nah untuk mempermudah publikasi dari tulisan-tulisanku, aku menggunakan platform ini untuk menunjang itu semua, jadi buat kalian yang ingin memberi kritik atau saran sangat dipersilahkan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Merajut Inklusivitas lewat Golden Buzzer Pembangkit Semangat Penyandang Disabilitas

6 September 2023   16:23 Diperbarui: 6 September 2023   16:44 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dengan demikian, pemerintah seharusnya menggencarkan pemerataan pendidikan inklusif di seluruh penjuru bumi nusantara agar seluruh penyandang disabilitas dapat mengenyam pendidikan layaknya siswa non-difabel lainnya dengan mudah. Seperti yang dilakukan oleh MAN 2 Yogyakarta yang sudah terlebih dahulu menciptakan lingkungan yang inklusif dengan menyediakan ULD (Unit Layanan Disabilitas), buku, dan Al-Quran braille, ramphal, aksesibilitas kursi roda, guide blok, serta toilet yang sesuai. Fasilitas inilah yang patut disoroti oleh berbagai sekolah di Indonesia.

Sayangnya, pendidikan inklusif di Indonesia, baik sekolah negeri maupun madrasah, masih mengalami beberapa hambatan, salah satunya kurangnya fasilitas di lingkungan pendidikan yang memberikan kemudahan bagi penyandang disabilitas. Dewa Ayu Yulia Widyantari, seorang penyandang disabilitas tuna daksa yang mengungkapkan "Kadang tempatnya itu full tangga semua, tidak ada akses yang memadai untuk kursi roda" ungkapnya.

 Ungkapan tersebut menjadi bukti bahwa pemenuhan hak penyandang disabilitas di sektor pendidikan masih kurang memadai bagi para penyandang disabilitas. Bahkan faktanya menurut Muhammad Zain lembaga pendidikan islam yaitu madrasah hanya ada 77 madrasah inklusif dengan rincian Raudhatul Athal sebanyak 11 unit, Madrasah Ibtidaiyah sebanyak 50 unit, Madrasah Tsanawiyah sebanyak 15 unit, dan Madrasah Aliyah sebanyak 1 unit.

Fakta diatas seharusnya disoroti pemerintah untuk pemenuhan hak penyandang disabilitas agar sektor pendidikan dapat dengan mudah diakses oleh penyandang disabilitas. Bukan hal yang mustahil jika permasalahan ini segera diselesaikan maka akan membangkitkan kembali semangat para penyandang disabilitas untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya karena tidak mungkin Tuhan menciptakan manusia tanpa kelebihan maupun kekurangan, sudah seharusnya tugas kita hanyalah mendorong para penyandang disabilitas untuk membangkitkan kembali semangat mereka untuk mengejar impiannya  sehingga suatu hari nanti diharapkan golden buzzer dalam sektor lainnya dapat diraih oleh para penyandang disabilitas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun