Dengan demikian, pemerintah seharusnya menggencarkan pemerataan pendidikan inklusif di seluruh penjuru bumi nusantara agar seluruh penyandang disabilitas dapat mengenyam pendidikan layaknya siswa non-difabel lainnya dengan mudah. Seperti yang dilakukan oleh MAN 2 Yogyakarta yang sudah terlebih dahulu menciptakan lingkungan yang inklusif dengan menyediakan ULD (Unit Layanan Disabilitas), buku, dan Al-Quran braille, ramphal, aksesibilitas kursi roda, guide blok, serta toilet yang sesuai. Fasilitas inilah yang patut disoroti oleh berbagai sekolah di Indonesia.
Sayangnya, pendidikan inklusif di Indonesia, baik sekolah negeri maupun madrasah, masih mengalami beberapa hambatan, salah satunya kurangnya fasilitas di lingkungan pendidikan yang memberikan kemudahan bagi penyandang disabilitas. Dewa Ayu Yulia Widyantari, seorang penyandang disabilitas tuna daksa yang mengungkapkan "Kadang tempatnya itu full tangga semua, tidak ada akses yang memadai untuk kursi roda" ungkapnya.
 Ungkapan tersebut menjadi bukti bahwa pemenuhan hak penyandang disabilitas di sektor pendidikan masih kurang memadai bagi para penyandang disabilitas. Bahkan faktanya menurut Muhammad Zain lembaga pendidikan islam yaitu madrasah hanya ada 77 madrasah inklusif dengan rincian Raudhatul Athal sebanyak 11 unit, Madrasah Ibtidaiyah sebanyak 50 unit, Madrasah Tsanawiyah sebanyak 15 unit, dan Madrasah Aliyah sebanyak 1 unit.
Fakta diatas seharusnya disoroti pemerintah untuk pemenuhan hak penyandang disabilitas agar sektor pendidikan dapat dengan mudah diakses oleh penyandang disabilitas. Bukan hal yang mustahil jika permasalahan ini segera diselesaikan maka akan membangkitkan kembali semangat para penyandang disabilitas untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya karena tidak mungkin Tuhan menciptakan manusia tanpa kelebihan maupun kekurangan, sudah seharusnya tugas kita hanyalah mendorong para penyandang disabilitas untuk membangkitkan kembali semangat mereka untuk mengejar impiannya  sehingga suatu hari nanti diharapkan golden buzzer dalam sektor lainnya dapat diraih oleh para penyandang disabilitas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H