Mohon tunggu...
KANG NASIR
KANG NASIR Mohon Tunggu... Administrasi - petualang

Orang kampung, tinggal di kampung, ingin seperti orang kota, Yakin bisa...!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Karena Status, Siapapun Bisa Berubah

23 September 2018   23:01 Diperbarui: 24 September 2018   00:29 774
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi, dok. Puncak hati.

Saya melihatnya,  sikap dan prilaku Farhat ini  tidak mencerminkan  sebagai orang yang bersahaja, bahkan mungkin tidak sesuai dengan garis  garis etika yang sudah ditentukan oleh Timnya sendiri, bisa jadi karena  pemahaman keagamaan Farhat yang rendah alias dibawah standar.

Lantas bagaimana dengan dongeng kebinatangan?.

Tersebutlah di Negeri binatang, terjadi hajat besar-besaran, gaungnya  tersebar diseluruh negeri binatang  yakni adanya Perkawinan antara  Singa Jantan dan Singa betina yang akan menjadi pasangan suami istri.  Dalam dunia binatang, Singa sudah terkenal dengan julukan sebagai si  Raja Hutan.

Singa kemudian mengumumkan tentang   peraturan terkait pelaksanaan  perkawinan itu. Isi peraturannya yakni pada saat pelaksanaan Perkawinan,  para binatang dilarang duduk atau berdiri melebihi batas yang sudah  ditentukan, alasannya supaya lebih hidmat, rukun, damai dan harmoni  sesama binatang atau dalam bahasa politik kebinatangan semua sama dan  sederajat dalam melihat pelaksanaan perkawinan itu.  

Semua binatang tentu saja takut atas titah si Raja hutan, tersebab  takutnya itulah kemudian para binatang, baik yang berstatus sebagai kaki  tangan Singa maupun yang hanya binatang biasa, manut dawuh atas  peraturan itu

" La wong yang bikin  Raja Hutan kok", kata bebek saat ditanya Kucing  kenapa semua duduk bertafakkur tidak ada yang berani melewati batas  yang sudah di tentukan.

"Alaah ngapain takut bek, saya mah ngga dikasih makan Singa ini,  kalau kamu sih wajar  karena memang sukanya ngebebek", jawab Kucing.

Tak lama setelah itu, tiba-tiba Kucing melompat ke depan Singa yang  sudah siap siap melaksanakan prosesi perkawinan. Tentu saja semua  binatang yang hadir kaget bukan kepalang. Beberapa binatang yang  bertugas dalam bidang pengamanan berusaha mencegah kucing.

Salah satu binatang yang ikut mencegah kucing adalah Kadal. Kadal  yang sukanya ngadalin binatang lain memang ditugaskan untuk menangkal  hal hil hul yang dianggap bisa mengganggu pelaksanaan perkawinan.  

Dipilihnya kadal yang dulunya sering melecehkan Singa, tak lebih dari kejelian Singa agar Kadal tidak lagi berkoar koar. Maka dari itu, dimanfaatkanlah tenaganya sebagai ahli yang utama  untuk menangkal  celoteh binatang lain yang tidak sealur dengan Singa.

" Hai kucing, apa maksud ente melanggar aturan dalam pernikahan ini",  Kadal menghampiri Kucing. Di tegur Kadal, Kucing malah mencibir Kadal  lantaran faham betul perilaku kadal yang suka  menjilat Singa dan paling senang ngadalin binatang lain.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun