Sementara jagad perpolitikan nusantara menjadi ramai dan diramaikan baik yang di medsos maupun media mainstream terkait (di)gagal (kan) nya MMD sebagai pendamping Jokowi.Â
Para pengamat politik yang sukanya mengamati babul politik di nusantara mengupas tuntas tentang kemungkinan kemungkinan yang terjadi di istana setelah nama MMD mengerucut.
Intinya ada ketidak sukaan elite parpol jika MMD dijadikan cawapres lantaran akan membahayakan kehidupan politik masa depan partai koalisi. Bahkan ada pernyataan dari pengurus NU jika cawapresnya bukan dari kader NU. NU tidak bertanggung jawab secara moral dan ada juga yang menyatakan bahwa MMD bukan kader NU.
Bahkan d iantara elite partai koalisi Jokowi yang hadir di ILC itu dibuat diam tanpa ada bantahan sebagaimana kegenitan yang biasa dipertontonkan jika dianggap menyerang pribadi atau institusinya .
MMD bilang bahwa semua sudah selesai, MMD juga bilang tersinggung dengan ucapan ROMY sang ketua PPP yang menyatakan bahwa MMD ngukur baju atas kemauan sendiri, MMD bercerita juga soal manuver elit PKB dan NU dalam menggagalkan pencalonannya dan MMD bilang bahwa dirinya juga ihlas.
Atas pernyataan MMD dalam ILC itu, tentu saja berjuta juta rakyat Indonesia terbuka matanya, terbuka telinganya dan terketuk hati dan nuraninya sehingga ahirnya masing masing punya konklusi bagaimana watak politik elite partai koalisi pendukung Jokowi  dalam mendepak seseorang hanya karena "kehawatiran" kehidupan politiknya kedepan bisa terancam.
Secara pribadi, saya yang juga melihat semua pembicaraan MMD dalam ILC itu, punya konklusi sendiri. Banar MMD bilang ihlas karena politik memang demikian, benar MMD bilang masalahnya sudah selesai.Â
Namun ada yang tidak bisa ditutupi dari MMD yakni "gestur" MMD saat berbicara. Dengan melihat gestur MMD itu, saya punya konklusi bahwa sesungguhnya MMD sangat kecewa, bisa saja MMD sakit hati, tapi hal itu bisa ditutupi MMD dengan sikap kenegarawanannya sehingga MMD bisa bilang ihlas dan tidak mendendam demi untuk kehidupan bangsa ini.
Publikpun kemudian bertanya tanya, apakah MMD masih tetap di barisan Jokowi? Ketika MMD ditanya Karni Ilyas soal kemungkinan menjadi Tim Sukses Jokowi, MMD menjawab dengan argumen yang PAS yakni mengatakan bahwa dirinya masih dengan Jokowi dalam kontek kenegaraan karena ia ada di BPIP yang langsung berada dibawah Presiden Jokowi.
Konklusi saya dengan perkataan itu, MMD memberi sinyal bahwa dirinya tidak mau menjadi Tim sukses Jokowi selama masih di BPIP karena dengan posisinya itu maka harus netral, kecuali MMD di pecat dari BPIP untuk menambah catatan kekecewaannya.