27 April 2018, Kota paling ujung barat pulau jawa ini, resmi memasuki usia yang ke-19. Berbagai kegiatan telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Cilegon dalam rangka memperingati HUT Cilegon ke 19. Kegiatan yang banyak menyedot perhatian masyarakat diantaranya adalah Peresmian Alun Alun Kota dan Ethnic Carnival.
Juma'at Malam, ribuan masyarakat berjubel di Alun-alun, tua muda, pejabat orang biasa,muda mudi, pria wanita bergembira ria menyaksikan diresmikannya Alun-alun Kota. Ketika serine dibunyikan oleh PLT Walikota Cilegon, air mancur yang menjadi andalan alun alun, menampakkan diri dengan megahnya, meliuk liuk muncrat ke udara seolah sedang  berjoged dengan bermacam macam konfigurasi dipadukan dengan sinar lampu yang warna warni, sontak yang  hadirpun bersorak kegirangan.
Adapun tahun 2018 ini, karena waktu yang terbatas, TS dan Isson hanya sempat melihat lihat lihat suasana alun alun kota yang baru diresmikan sebelum ikut meliput kegiatan Etnic Carnival yang diadakan pada 28/4/2018 malam sebagaimana sudah nongol tulisannya di Kompasina. Lihat ini https://www.kompasiana.com/thamrin-sonata/5ae858a1cf01b435296ed862/cilegon-diguncang-ethnic-carnival-night .
Suasana malam Etnic Carnival, memang luar biasa seperti digambarkan dalam tulisan TS, saya yang masuk katagori masyarakat, waktu itu ikut nonton, duduk "nglekor" di aspal, di bawah tenda dan kursi para pejabat. Sedang asyik menyaksikan peserta yang ikut parade,  tiba tiba saya terhenyak dengan satu kejadian dihadapan saya, oleh beberapa orang yang hadir, ini dianggap lucu sehingga banyak yang tertawa  yakni sepatu dari salah seorang peserta carnival copot dari kaki sang empunya, tetapi oleh sang empunya ditinggalkan begitu saja, dibiarkan tergeletak diaspal karena yang empunya harus tetap ikut rombongan.
Idenya sangat brilliant, boleh saja Trans Mart berdiri, tapi masyarakat Cilegon harus juga di sediakan arena hiburan dan rekrasi, caranya harus ada good will PT Krakatau Steel untuk memberikan lahan ADB dibeli Pemkot untuk dijadikan Alun alun.
Untuk mendapatkan itu, tidaklah mudah, harus ada perjuangan, bisa jadi dianggap setengah memaksa, ngga ada Alun Alun, ngga ada Trans Mart, begitulah kira kira prinsipnya. Kerasnya prinsip perjuangan itu, ahirnya terwujud juga, PT Krakatau Steel ahirnya -entah- merelakan atau tidak, ADB di beli Pemkot, dan jadilah Alun-Alun itu dibangun Pemkot.
Ya, sepatu yang ditinggal dalam Etnic Carnival itu, telah mengingatkan saya kepada sosok yang bernama H.Tb.Iman Aryadi, Walikota Cilegon yang dengan keteguhan hati berjuang untuk terwujudnya alun alun. Disaat masyarakat bergembira ria menyaksikan betapa megahnya alun alun, ia tidak ada ditengah tengah masyarakat yang sedang menikmati kemegahan buah cita citanya.
H. Tb. Iman Aryadi telah ditinggalkan oleh sebuah target politik, saya tidak bisa membayangkan bagaimana suasana hatinya, perasaannya, pikirannya disaat bersamaan di pusat kota sedang melangsungkan hajat besar yang bernama Ulang Tahun, pejabat gembira, masyarakat gembira, sementara ia sedang kesepian dan merasakan kesunyian ditengah keramaian itu!.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H