Mohon tunggu...
KANG NASIR
KANG NASIR Mohon Tunggu... Administrasi - petualang

Orang kampung, tinggal di kampung, ingin seperti orang kota, Yakin bisa...!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Catatan Kecil Ultah Kota Cilegon ke-19

24 April 2018   01:26 Diperbarui: 24 April 2018   09:27 1978
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Instagram/potretbanten)

Kota Cilegon saat ini memasuki usia yang ke 19. Berbagai kegiatan untuk memperingati HUT Cilegon yang jatuh pada tanggal 27 April 2018, dilaksanakan oleh Lembaga Pemerintah maupun oleh masyarakat berupa perlombaan/pertandingan seperti Lomba melukis, fesitival jengkol, lomba kicau burung, bolla volley, bahkan ada juga Lomba Menembak Lurah Mekarsari dan lainnya dilaksanakan dengan riang gembira.  

Dari berbagai rangkaian kegiatan itu, salah satu yang terpenting adalah ritual Riung Mangpulung dilanjutkan dengan Sidang Paripurna Istimewa DPRD Cilegon.

Dalam riung mangpulung inilah diadakan serangkaian --balap- pidato dari berbagai unsur masyarakat yang isinya bisa dipastikan akan memberikan kesan dan pesan terkait perkembangan pemerintahan dan pembangunan Kota Cilegon dari tahun ke tahun.

Adapun dalam sidang Paripurna Istimewa, sebagaimana kebiasaannya, akan dibacakan kronologi atau sejarah terbentuknya Kotamadya Cilegon  yang diinisiasi masyarakat Cilegon  melalui suatu wadah yang disebut Lembaga Peduli Masyarakat Cilegon (LPMC) walaupun beberapa tokoh muda LPMC saat ini banyak yang termarginalisasi oleh sistem.

Dalam Ulang Tahun ini, saya mendengar juga akan diadakan suatu tradisi keislaman yakni Istighosah bersama masyarakat Cilegon dilanjutkan dengan ziarah ke makan H.Tb A'at Syafa'at, tokoh LPMC dan juga mantan Walikota Pertama Cilegon. Kegiatan ini tentu dijadikan momentum untuk mengenang jasa jasa beliau dalam memperjuangkan Cilegon hingga  sekarang ini.

Dibalik momentum itu, sangat disayangkan, biasanya bagi yang ada dalam struktur pemerintahan atau dikalangan ASN, banyak yang acuh tak acuh, tidak berbaur dengan masyarakat saat acara berlangsung.

Tak jarang mereka turun dari kantor, ambil konsumsi lantas kembali lagi ke ruangan masing masing, main games atau sekedar ngobrol sesama teman kerja, sebuah prilaku yang patut di caci dan dimaki karena tidak punya rasa memiliki Cilegon atau karena memang merasa bukan warga Cilegon.

Selain itu, saya mendengar juga bahwa dalam rangkaian ulang tahun ini, akan diresmikan Alun Alun Kota Cilegon yang didalamnya ada air mancur yang bisa berjoged dihiasi hingar bingar dan warna warni sorot lampu dan diiringi suara lantang Judika yang sengaja diundang untuk memeriahkan Ulang Tahun Kota Cilegon .  

Bagi siapapun yang merasa memiliki Cilegon akan berbangga hati dengan adanya alun alun ini. Sayapun bangga karena ini merupakan bukti bahwa apa yang diperjuangkan oleh masyarakat Cilegon dengan terbentuknya Kota Cilegon --dan saya ada didalamnya -- tidaklah sia-sia, artinya Cilegon telah menunjukkan jati dirinya sebagai Kota yang berkembang dan mampu berdiri sendiri alias mandiri.

Mengapa saya merasa bangga, tak lain karena untuk sampai pada terbentuknya Kota Cilegon ini, tidaklah mudah, penuh perjuangan dan pengorbanan. Bagi yang saat ini menikmati buah dari pembangunan Cilegon, selintas mungkin  tahu soal sejarahnya, tapi  bagaimana pahit getirnya perjuangan itu, tidaklah mengalami.

Semisal bagaimana dinginnya teman teman aktivis muda LPMC yang malam hari basah kuyup kehujanan dan terjatuh jatuh naik motor menyusuri jalan dari Cilegon menunju Mancak hanya karena mencari gula merah dan emping melinjo yang asli untuk oleh oleh rombongan  anggota Komisi II DPR-RI  yang sedang mengadakan peninjauan dalam rangka peningkatan status Kota Administratif Cilegon menjadi  Kotamadya pada 17 Desember 1998.

Mengkoordinasi masyarakat, berkunjung ke DPR-RI untuk mengusulkan peningkatan status Kotif Cilegon menjadi Kotamdya bukan tanpa biaya, disini juga banyak mengeluarkan dana baik untuk operasional maupun untuk kepentingan lain.  Dari mana dana itu?, 

LPMC sama sekali tidak mengambil dana dari ASN, tapi dari masyarakat melalui sumbangan para pengusaha dan donator lain. Dalam situasi tertentu, jika ada kebutuhan yang mendesak, H.Tb. Aat Syafa'at dan H. Sanawiri Muhsin-lah yang ketiban pulung karena Kas Gapensi   Cilegon ikut terkuras saat itu.

Yang paling tidak bisa dilupakan dari perjuangan aktivis muda LPMC saat itu adalah saat kebingungan untuk mencari kain yang bisa digunakan untuk Backdrop kegiatan yang sangat mendadak. Untung ada Mumu Mustakim yang dengan tanpa dosa, mengambil kain putih (kain kafan) yang ada di Masjid Agung, diambilnya beberapa meter untuk digunakan kegiatan LPMC  yang saat itu akan mengadakan diskusi pembentukan Kota Cilegon.

Tanggal 27 April 1999, merupakan titik kulminasi perjuangan masyarakat Cilegon karena pada hari itu DPR-RI mengadakan Sidang Paripurna Pengesahan Rancangan Undang Undang Pembentukan Kotamdya Tingkat II Depok Kotamdya Cilegon menjadi Undang undang. H.Mufrodi Muchsin, anggota DPR-RI Fraksi PPP yang asli Cilegon, berderai air mata saat membacakan Pemandangan Umum Fraksi PPP, sementara ribuan masyarakat Cilegon dipimpin oleh H.Tb.Aat Syafa’at  dan ikut mengahadiri Sidang Paripurna, banyak yang melakukan sujud syukur sebagi simbul rasa syukur kepada Allah karena  atas izinNYA jua Kotamdya Cilegon bisa terbentuk dan resmi bercerai dengan Kabupaten Serang.

Apa yang saya tulis ini, sama sekali tidak saya maksudkan untuk mengungkit  kembali perjuangan yang sudah dilakukan oleh kawan kawan yang terhimpun dalam LPMC, tetapi saya maksudkan agar para penikmat pembangunan Cilegon, siapapun itu, tidak lupa akan sejarah, Kota Cilegon ada karena masyarakat, maka jangan sia siakan masyarakat itu, jangan lupa bahwa anda ada disitu, karena ada Kota Cilegon.

Selamat Ulang Tahun Kotaku tercinta!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun