"Menjelang pilkada rasa pilpres ini mulai ada yang aneh tapi nyata anak yang masih kuliah bau kencur & kakek yang sudah tua bangkotan bau tanah mengambil tugas wasit dengan kartu kuning & kartu merah," kata Ruhut melalui akun twitternya @RuhutSitompul, Sabtu (10/2).
Kicauan Ruhut ini tentu ditujukan untuk menohok Zaadit Taqwa, dianggapnya Zaadit adalah anak yang masih bau kencur. Jadi apa yang ada dalam kepala Ruhut, Zaadit Taqwa  tak lebih dari anak kecil yang tidak tau apa apa dan tidak punya pengalaman apa apa termasuk -mungkin- masalah politik.
Namun rupanya Ruhut lupa, bahwa Zaadit yang masih anak bau kencur, tidak tau apa apa, ternyata punya ide yang jarang dipunyai oleh siapapun dalam mengekspresikan kritiknya yakni  dengan Kartu Kuning sebagai makna dari sebuah Peringatan terhadap apa yang harus dilakukan oleh Presiden Jokowidodo.
Ruhut juga lupa, bahwa anak yang masih kuliah dan bau kencur itu statusnya adalah siswa yang punya gelar "Maha" sehingga disebutnya Mahasiswa, dan Mahasiswa dalam  sejarah pergerakan di Indonesia ternyata jika sudah menyatu, bisa merubah "tatanan kenegaraan". Tidak percaya?, coba lihat lembaran Gerakan Mahasiswa tahun 1966 yang ikut andil melahirkan orde baru serta gerakan Mahasiswa 1998 yang melahirkan orde Reformasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H