Pecel Ponorogo, adalah salah satu jenis kuliner yang namanya sudah kesohor di Indonesia. Untuk menikmatinya, saat ini tidak harus datang ke Ponorogo Jawa Timur, banyak orang  Ponorogo yang nganjor dan menetap ke kota lain yang kemudian buka warung/Rumah Makan dan menyajikan "Sego Pecel" khas Ponorogo.Â
Adalah Teguh H Suharto, mantan manager HRD PT Permata Dunia Sukses Makmur -Cilegon, setelah pensiun dari tempat kerja, bersama istrinya Tutus Sriwati, menyulap teras dan halaman rumahnya yang tergolong agak luas, menjadi tempat makan atau rumah makan.
Namanya Waroeng 'Bu RW". Nama Warung makan diambil dari jabatan yang melekat pada Teguh H Suharto yakni sebagai Ketua RW 06 Perumahan Taman Cilegon Indah Kota Cilegon.
Menu yang dijajakan macam macam, hampir semuanya bercirikan khas Jawa, Ada nasi liwet Solo, Tongseng Sapi, Nasi Bakar Teri,  tempe mendoan, tempe penyet, ayam hongkong, telor dadar spesial Bu RW, Nasi Gudeg Yogya dan Nasi Pecel Ponorogo. Dua yang terahir yakni Nasi Gudeg dan Nasi Pecel Ponorogo nampaknya yang menjadi andalan Waroeng  Bu RW.
Meski tempatnya terbilang agak nyumput karena ada di dalam komplek Perumahan, namun rupanya sudah banyak warga Cilegon yang sudah jadi pelanggan Waroeng  Bu RW. Beda dengan saya yang baru beberapa hari mengetahui ada "Sego Pecel Ponorogo" di komplek ini, itupun awalnya diajak makan oleh Agus Rahmat SH, Aktivis Cilegon yang juga berprofesi sebagai Advokat dan punya jabatan strategis di lingkungan Perumahan TCI yakni sebagai Ketua RT 05, masih dilingkungan RW 06.
"Lha Gudeg dimana mana juga sama", jawab saya.
"Ndak, Gudeg Bu RW ada rasa pedesnya", tambah Agus Rahmat.
Sekali waktu, Ketua DPRD Cilegon, Ir.Fakih Usman ngajak makan bareng dengan kawan kawan sambil ngobrol. Ketika pilih pilih tempat yang bisa santai, saya merekom Waroeng Bu RW.
Melalui Agus Rahmat, meski secara resmi Waroeng Bu RW malam itu sudah tutup, masih bisa menerima, hanya saja menunya tinggal Nasi Gudeg, tak masalah.
"untuk dokumen pengunjung pak", kata putri bu RW yang berjilbab itu.
Ternyata cita rasanya memang beda dengan Gudeg Yogya kebanyakan, lebih mak nyos sesuai dengan lidah Cilegon karena ada rasa pedasnya terutama sambal "kreceknya".
"Kalau ini boleh, tidak manis seperti yang di Jogja", kata Ahmad Yusdi.
"Sebetulnya Warung ini dibuka, awalnya karena di komplek susah mencari tempat kumpul kumpul", begitu kata Teguh dalam obrolan dengan Ir.fakih Usman menjelang pamit.
Ya, makan Pecel Ponorogo dan Gudeg Yogya tidak harus ke Ponorogo dan Yogya, cukup datang ke Perumahan taman Cilegon, Waroeng Bu RW, dijamin Mak Nyos.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H