Penataan jalur Pedestrian sepanjang jalan  Malioboro dari depan Hotel Garuda hingga depan Pasar Beringharjo  sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat/wisatawan.Banyak pengunjung yang berlama lama menikmati suasana Malioboro baik siang maupun malam, ada yang duduk duduk di bangku yang sudah disediakan, ada yang berfoto, ada yang menikmati kuliner, ada juga yang belanja pernak pernik has Yogyakarta.
Untuk saat ini, Penataan Pedestrian ditambah lagi yakni mulai dari Pasar Beringharjo (disebelah kiri jalan) dan depan Gedung Agung atau Istana Presiden (sebelah kanan jalan) hingga ke titik nol atau lebih dikenal dengan simpang empat Kantor Pos (dulu air mancur).
Di Area titik nol ini biasanya ramai dikunjungi wisatawan lantaran terdapat gedung/bangunan bersejarah, diantaranya Gedung Agung atau Istana Presiden, benteng vredeburg, Monumen Serangan Umum 1 Maret, Gedung Tua BNI dan Kantor Pos serta bisa memandang lurus kearah Kraton Yogyakarta.
Martin, pemuda lajang asal Pekanbaru Riau ini, sudah tiga bulan tidak berjualan lantaran adanya pembangunan Pedestrian. Ia terpaksa berjualan kopi di area ini untuk menopang hidup di perantauan. Sebelum berjualan kopi, Martin pernah jualan Kaos, tapi ngga betah.
"Enak jualan kopi mas, bisa ngobrol dan sosialisasi dengan pembeli", kata Martin disela sela obrolan saat saya menikmati susana malam di titik nol sambil memesan  kopi.
"Ya lumayan, sebelum ada pembangunan Pedestrian ini, bisa habis empat atau lima termos melayani pengunjung yang menikmati malam disini", kata Martin.
"Sekarang habis dua termos saja sudah bagus", lanjutnya.
"Lo emang kenapa?"
"Ya sekarang kan sepi, jarang pengunjung yang berlama lama disini karena banyak debu", keluh Martin.
Sekilas memang Pembangunan Pedestrian baru berjalan sekitar 80%, disana sini masih banyak berserakan bahan bahan material. Berbeda dengan Pedestrian dari Hotel Garuda hingga Pasar Beringharjo yang menggunakan material Batu Alam, Pedestian titik nol menggunakan bahan baku cor yang dicampur dengan butiran batu kecil hingga berbentuk semacam taraso.
Dengan adanya penataan Pedestrian saat  ini, kedepan akan menambah estetika sepanjang jalan Malioboro dari Hotel Garuda hingga ke Titik Nol dan bisa juga dijadikan tempat untuk mengadu nasib bagi warga setempat walaupun harus kucing kucingan denga petugas.
"Saya sih berharap, jika sudah selesai 100 persen, pengunjung akan lebih banyak dan berlama lama dititik nol ini", kata Martin.
"Maksudnya"?, tanya saya
"Ya paling tidak kopi saya bisa diminum pengunjung, dan saya dapat uang", ungkap Martin.
"Emang ngga takut di garuk Satpol PP",
"Yah bagaimana lagi, bisanya cuma begini, tapi ngga apa, toh saya tidak minta minta sama pemerintah, yang penting pintar pintar mensiasati", ujar Martin
"Mensisati bagaimana"
" Biasanya Jam 10 malam Satpol PP pulang, setelah itu kita kita menggelar karpet, perburuan nasibpun dimulai", lanjut Martin sambil tersenyum.
Ya semoga saja begitu!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H