Mohon tunggu...
KANG NASIR
KANG NASIR Mohon Tunggu... Administrasi - petualang

Orang kampung, tinggal di kampung, ingin seperti orang kota, Yakin bisa...!

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Jangan Lupa Makan Dabu-dabu jika Pergi ke Lampung

19 Agustus 2017   10:32 Diperbarui: 19 Agustus 2017   14:09 1156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dobu Dobu (Dokumentasi Pribadi)

Seperti biasa, mbah goegle lantas memberikan petunjuk, belok kiri, belok kanan, lurus. Sesampainya ditempat tujuan, mbah Gogle akan bilang " anda sudah sampai tujuan, posisi disebelah kiri, atau sebelah kanan. Demikian pula saat kami dituntun, mbah Gogle bilang, " Anda sudah sampai ditempat tujuan, posisi sebelah kanan".

Semua penumpang  yang ada didalam mobil siap siap untuk turut, namun ada hal yang membuat kami ragu, cilak ciluk sebelah kanan, sebelah kiri, depan belakang, tidak ada tanda tanda adanya sebuah hotel, apalagi hotel berbintang, yang tidak punya bintangpun tidak ada. Ternyata oh ternyata, yang di tunjukkan Mbah Goegle disebelah kanan itu, tak lain adalah sebuah Mesjid. Oalaaaah ternyata mbah Goegle-pun bisa nyasar atau sengaja nyasarin, ha ha ha...

Sadar sudah nyasar, Sutisna Abas, mengembil inisiatif --tidak kapok dengan mbah Gogle--, kali ini yang ditanya bukan hotel Emersia, tapi jalan dimana Hotel Emersia berada yakni Jl.WR Mongonsidi. Sesampainya di Jl.WR Mongonsidi atas petunjuk Mbah Gogle, semua yang ada di mobil ditugaskan untuk melihat kiri kanan memastikan letak Hotel, dan,,,, ahirnya ketemu juga yang namanya Hotel Emersia.

Dabu-dabu.

Setelah bergabung di Hotel Emersia, rombongan bertolak menuju sasaran, Stadion Sumpah Pemuda Way Halim Bandar Lampung, 5 Menit perjalanan menyusuri kota Bandar Lampung, mobil yang ditumpangi Walikota Cilegon berhenti dan parkir di depan sebuah Rumah makan.

"Kita makan dulu", begitu kata ajudan

Dari pintu masuk rumah makan, saya samar samar melihat  tulisan yang ada di area Rumah Makan, "Taman Santap Rumah Kayu", Berbeda dengan rumah makan kebanyakan, rumah makan ini menyajikan konsep penataan sebuah taman yang rindang, makanya dinamakan Taman Santap.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
'' Oh ini rupanya yang direkomendir teman saya tadi malam", gumam saya dalam hati.

Sebelum masuk ke dalam rumah makan yang terdiri saung saung dibawah pohon yang rindang, pengunjung harus melewati sebuah jembatan buatan yang dibawahnya terhampar kolam hias. Isinya luar biasa, ada beberapa jenis ikan has lampung yang ukurannya lebih dari 1 meter. Tentu saja ini menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung utamanya anak anak.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Menu yang disajikan sebetulnya hampir sama dengan  restoran lain, Ada kepiting, beragam Ikan laut, ikan tawar dan lain lain. Sambil menunggu pesanan, saya sempatkan berkeliling area rumah makan.

Rupanya sebagian ikan yang dijadikan santapan bukan ikan yang sudah mati, tapi  ikan yang masih hidup yang ditampung dalam beberapa Aqurium.  Barangkali ini mencangkok dari Rumah Makan Bandar Jakarta yang ada di Teluk Jakarta, hanya bedanya bandar Jakarta suasananya di pinggir laut, sedangkan Taman Santap suasana  alam yang rindang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun