Ketemu seru, setelah reriungan diluar arena ‘’berbagi’’, satu persatu Kompasiner yang punya ‘’komunitas’’ seperti Mba Fitri Manalu, Siti Nurhasanah, Mas Ragil  pemilik Plnet Kentir serta yang lain ikut bergabung. Ahirnya saya mengumpamakan ada warung dalam toko, karena ada  kompasianival dalam Kompasianival yang sedang belangsung didalam gedung. Disini, diteras Smesco kumpul beberapa Kompasianer kondang, ngobrol ngalor ngidul berjam jam soal ‘’Kompasianival’’ termasuk seringnya Kompasiana Error. Â
Bersama Kompasianer ngetop Markotop kopdar di Teras Smesco
Kong Ragil sedang mempengaruhi agar yang lain ikut kenthir
Obrolan makin gayeng ketika tema obrolan bergeser soal akun Kompasiana yang abal abal atau akun  kloningan. Obrolan ini dipicu oleh munculnya akun yang sudah lama menghilang atawa dikubur, tapi sekarang  nongol kembali setelah di otopsi, siapa lagi kalau bukan akun PK.
Sambil nyeruput Cappucino pilihan Sang Pemuja Cinta yang mendedam Pebrianov, diskusinya sangat serius, Thamrin Sonata dan Pebrianov-lah yang paling berapi api membahas soal ini –soal materi obrolannya rahasia dong --. Inti dari obrolan itu, admin Kompasiana harus bijak untuk mengambil langkah atas munculnya akun PK itu agar tidak bikin riweuh rakyat dan bangsa Kompasiana sendiri.
Sekedar ikut ikutan serius
Adapun soal pelaksanaan Kompasianival, muncul rekomendasi tak tertulis, agar kedepan Pelaksanaannya dikembalikan seperti tahun tahun sebelumnya, karena disitulah semangat – atau dalam istilah saya ‘’ghirroh’’ para kompasianer berkesempatan untuk kopdar dan bisa saling berinteraksi, ngobrol dan berkunjung ke booth-booth komunitas, hingga rakyat kompasianer akan mudah menerka nerka dan berkenalan melalui komunitas yang dimiliki. Soal bagaimana bentuk pelaksanaan tahun sebelumnya, bagi saya sama saja dengan judul lagu ‘’Aku Tak Tahu’’.
Lihat Humaniora Selengkapnya