Jika ini  memang benar, jelas Gafatar telah sesat jalan, artinya jalan yang ditempuh bukan jalan yang lurus sesaui dengan akidah Islam. Gafatar telah mengambil jalan yang menyimpang.
Oleh karena itu, muncul kemudian kecaman dari kaum muslim, bahkan dalam konteks kejadian di Kalimantan itu, bisa dibilang telah menimbukan kemarahan social lantaran Gafatar telah menyimpang dari ajaran Islam.
Anggapan orang terhadap sesatnya ajaran Gafatar diatas, nampaknya ada benarnya juga. Sekretaris Gafatar Kabupaten Lebak Bambang yang dipulangkan dari Kalimantan, saat diminta keterangan oleh wartawan  mengenai akan lahirnya nabi baru keturunan nabi Ibrahim, Bambang menjawab bahwa Nabi itu berasal dari kata Annaba yang berarti pembawa berita, Jadi, seorang nabi jangan dikultuskan sebagai orang suci dan berasal dari wilayah Arab saja, siapapun bisa menjadi nabi termasuk para wartawan.
Saya kira inilah bagian dari sesat jalan itu, sebab dalam keyakinan Islam, Nabi terahir adalah Nabi Muhammad SAW, tidak ada lagi nabi-nabi setelahnya.
Penanganan.
Perlu diingat, mantan anggota Gafatar yang di pulangkan oleh pemerintah, sejauh ini statusnya bukan penjahat atau orang yang melakukan kejahatan seperti maling, pembunuh atau teroris. Sepanjang mereka bukan penjahat, maka penangannyapun harus dibedakan, tidak harus dengan main tangkap.
Apa yang dilakukan pemerintah saat ini sudah cukup baik. Pemerintah tanggap atas permasalahan yg terjadi. Jika tidak segera diambil kebijakan memulangkan mereka, tidak mustahil akan terjadi kerusuhan rasial yang justru akan memicu terjadi kejahatan seperti pembunuhan atau penganiayaan.
Untuk saat ini, kalaupun mereka ini dianggap sesat, maka jangan kemudian kesesatan mereka dijadikan sebagai bahan olok olok maupun alasan untuk mengucilkan bahkan menolak keberadaan mereka ditengah masyarakat.
Banyak hal di negeri kita ini yang bisa bikin rakyat stress, rakyat teramat muak melihat perilaku elite politik. Kesenjangan ekonomi, ketidak adilan dan lemahnya pemahaman terhadap nilai nilai agama, bisa jadi sebagai pintu masuk penanaman Idiologi tertentu melalui doktrin yang menawarkan soal kesejahteraan.
Kehadiran Gafatar yang mampu merekrut ribuan anggota, bisa jadi memanfaatkan situasi dan kondisi ini. Para pengikut awalnya mungkin ditawarkan tentang bagaimana Program Gafatar untuk mensejahterakan anggota.
Dalam kondisi ekonomi yang tak menentu, maka tawaran yang paling baik untuk mencapai kesejahteraan itu adalah melalui pertanian dimana lahan untuk bertani di Indonesia ini cukup luas.