Mohon tunggu...
KANG NASIR
KANG NASIR Mohon Tunggu... Administrasi - petualang

Orang kampung, tinggal di kampung, ingin seperti orang kota, Yakin bisa...!

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Resensi Buku Indonesia Kita Satu, Sebuah Refleksi Tentang Nilai ''Sumpah Pemuda'' dan Kekinian

28 Januari 2016   18:47 Diperbarui: 28 Januari 2016   20:17 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tentu kita bertanya, apa gerangan yang ada dalam benak pak Thamrin hingga secara brilliant mengusulkan Sumpah itu. Tapi rupanya inilah gaya pak Thamrin menyindir situasi. Usulan itu muncul setelah pak Thamrin menyaksikan sebuah drama—tologi para elit politik senayan yang selalu bercengkrama dengan birahi politik yang memuakkan, beradu mulut, menjungkir balikkan meja hanya karena berebut kursi, rakyat sudah  terpecah menjadi dua kubu yakni KIH dan KMP.

Dalam pandangan pak Thamrin, drama ini jelas telah mencederai PERSATUAN sebagai mana terkandung dalam nilai nilai Sumpah Pemuda, oleh karenanya, usulan pak Thamrin tentang SUMPAH INDONESIA diatas menjadi wajar ketika kita melihatnya sebagai sebuah sindiran atas kondisi bangsa saat ini.

Demikian halnya dengan Maria Margaretha, Kompasianer yang berproffesi sebagai  guru SD ini melihat bahwa Sumpah Pemuda pada intinya adalah semangat. Semangat Persatuan yang harus dijaga oleh seluruh anak bangsa dengan menyadari akan adanya perbedaan dan menghormati perbedaan itu.

Tentu saja nilai nilai persatuan itu harus diaplikasikan dalam kehidupan sehari hari. Bagaimana mengaplikasikan nilai nilai persatuan itu, terasa sekali ketika membaca tulisan opa Tjiptadinata. Kompasianer satu ini selalu saja menulis dengan ringan tanpa beban meskipun menceritakan penderitaannya, kegegalannya termasuk keberhasilannya.

Dalam buku ini sebagaimana dalam tulisannya, opa Tjip mengawalinya dengan menceritakan siapa opa Tjip, dilahirkan dari suku apa dan lainnya. Judul Tulisannya juga ringan, yakni ‘’ Sebuah Langkah Kecil dalam Mengaplikasikan Indonesia bersatu’’.

Ya, inilah opa Tjip, mengaplikasikan Indonesia Bersatu, dimulai dari hal yang kecil, tentu saja yang ia tulis bukan perilaku anggota DPR yang suka cuap cuap ngga jelas juntrungnya, tapi yang ia tulis adalah bagaimana ia berbuat meskipun dinilai sebagai langkah kecil, tetapi punya nilai besar dalam konteks Persatuan.

Hal apakah itu, tak lain bagaimana opa Tjip membiayai kekurangan dana dalam pembangunan pengaspalan jalan di lingkungannya, membelikan kursi untuk untuk kepentingan masyarakat.

‘’Dengan jalan ini, kami ingin membuktikan kepada masyarakat, bahwa tidak semua non pri itu hanya mementingkan diri sendiri dan eksklusif. Kami adalah contoh nyata dalam hal ini, walaupun dalam skala mini’’, demikian tulis opa Tjip.

Jika kita memang suka membaca, apalagi suka menulis,  maka tidak ada salahnya jika kita sempatkan juga membaca buku ini, siapa tau, setelah membaca, akan muncul ghiroh atau semangat membangkitkan kembali nilai nilai persatuan walaupun dalam bentuk yang berbeda.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun