Mohon tunggu...
KANG NASIR
KANG NASIR Mohon Tunggu... Administrasi - petualang

Orang kampung, tinggal di kampung, ingin seperti orang kota, Yakin bisa...!

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Dipecat Sebagai Anak

27 Januari 2016   01:19 Diperbarui: 27 Januari 2016   01:45 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

‘’Nih baca’’, kata kakak.

Saya kemudian baca,  ‘’egga ada yang aneh’’, kata saya.

Ini lo ‘’Kepada Yth, Ayahanda Tuanku .........’’, kata kakak seraya membaca dan menunjukkan tulisan yang ada dalam telegram.

‘’Kata Tuanku itu yang dianggap menghina ayah, karena ayah disamakan dengan Tuhan’’, lanjut kakak.

Ya ampun, itu masalahnya, tapi sayapun maklum karena orang tua saya ada di kampung yang jarang mendengar atau dipanggil Tuan, dikiranya Tuan itu sama dengan Tuhan.

Namun demikian, saya membantah tentang tulisan Tuan, tiap ngirim telegram saya hanya menulis ‘’Kepada Yth; Ayanda………’’.

Untuk mencari pembenaran, ahirnya saya dan kakak ditemani oleh Alm Edy Syuaidi, mencari berkas di kantor Telegram, syukur ketemu. Jelas tulisan di Permohonan Telegram yang masih tulis tangan tertera ‘’Kepada Yth; Ayanda…..’’, tanpa embel embel ‘’Tuanku’’.

Ahirnya suasana mencair, berkas asli Telegram di bawa balik ke Kampung, Pemecatan sebagai anakpun tidak jadi dan terahir saya dikasih uang.

TAMAT.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun