Akom terbiasa reses ke daerah tidak banyak pidato, tidak banyak bicara muluk muluk, sebab katanya rakyat sudah bosan dengan hal yang demikian.
Akom lebih enjoy melaksanakan reses dengan mengunjungi tokoh masyarakat dengan diharuskan menyertakan anak yatim piyatu, do’a bersama sambil memberikan sesuatu kepada anak yatim piyatu.’’Saya mendapatkan nikmat yang luar biasa dari kegiatan seperti ini’’, kata Akom.
Pada pemilu 2014 lalu, Akom tetap mencalonkan diri sebagai Anggota DPR. Ketika calon lain sibuk kampanye, pidato kesana kemari memberi petuah kepada rakyat, Akom justru nyeleneh sendiri yakni memanfaatkan buku sebagai alat kampanye.
Akom menerbitkan komik dengan gambar gambar lucu yang di dalamnya menceritakan  tentang perjalanan hidup dari kecil hingga ia menjadi orang. Via komik itulah masyarakat mengetahui siapa Akom, lantas terpilih kembali menjadi Anggota DPR.
Ternyata Akom hanyalah anak yang dilahirkan dan dibesarkan di sebuah  kampung di Kabupaten Purwakarta. Sekolah SD berjalan kaki, melintasi jalan di area persawahan yang berjarak kurang lebih tujuh kilo meter dari rumahnya.
Pulang sekolah ada kebiasaan yang tak pernah ditinggalkan, menangkap belalang di sawah, lalu digoreng dijadikan lauk.
Saat remaja Akom masuk Pesantren, ia dijuluki ‘’Akom Politik’’. Gelar ini ia peroleh lantaran Akom paling suka diskusi masalah politik dan sosial. Di Pesantren inilah Akom mengalami lumpuh kaki hingga harus berhenti nyantri. Dalam kondisi kelumpuhan itu, Akom tak pernah meninggalkan sholat di Mesjid, dipilhnya tempat dekat tembok, sholat sambil nyender.
Setelah sembuh dari kelumpuhan Akom lantas masuk SMA Negeri 2 Purwakarta. Di sekolah ini Akom terkenal sebagai murid cerdas. Ia kemudian terpilih jadi ketua Osis. Dalam lomba cerdas cermat di TVRI, Akom menjadi salah satu peserta mewakili sekolah, hasilnya SMA Negeri 2 Purwakarta menjadi juara.
Beberapa tahun kemudian, Akom masuk IAIN, kawan karibnya antara lain Deny JA, Syaiful Mujani. Di IAIN ini Akom terkenal sebagai akitivis Mahasiwa. Puncaknya pada 1988 Akom terpilih sebagai Ketua PB HMI.
Akom Lulus tahun 1992, Lantas meniti karir di swasta dengan membentuk Perusahaan. Namun Akom tetap aktif mengikuti kegiatan kegiatan politik, bahkan dalam kesibukannya, Akom membuat buku biografi pendiri Soksi Prof Suhardiman ‘’Aku Persembahkan Pada Pengadilan Sejarah’’.
Dalam usianya yang masih muda, 32 tahun, Akom terpilih menjadi Anggota DPR-RI pada tahun 19977 dari Golkar. Sejak duduk di DPR-RI, karir politiknya terus melejit, setiap pemilu, Akom selalu terpilih menjdi anggota DPRRI mewakili Jawa Barat. Pada  tahun 2010, terpilih sebagai Ketua Depinas Soksi hingga sekarang. Puncaknya, awal tahun 2016 ini – seperti kita tahu - Akom dilantik menjadi Ketua DPR-RI.