Maulana Maliq Ibrahim, yang dikenal luas dengan nama panggung Maliq Ibrahim, adalah salah satu seniman muda berbakat yang berasal dari Kabupaten Bandung. Lahir pada 19 Agustus 2000 di Rumah Sakit Soreang, Maliq telah mencuri perhatian dalam industri musik Pop Sunda dengan kontribusinya yang signifikan terhadap pelestarian budaya Sunda melalui karya-karyanya. Selain dikenal sebagai penyanyi, Maliq juga memiliki peran sebagai seorang guru di Sekolah Islam Al-Azhar 64 Bandung, menunjukkan dedikasi dan kecintaannya pada pendidikan. Saat ini, ia tinggal di Margahayu, Kabupaten Bandung, dekat dengan komunitas seni dan budaya yang telah membentuk dirinya.
Maliq lahir sebagai anak pertama dari pasangan Bapak Iyep Warga Sopian dan Ibu Ai Siti Khodijah, yang keduanya adalah seniman Sunda. Keluarga Maliq memiliki latar belakang seni yang kuat. Kakek dan neneknya dari pihak ibu adalah pendiri sanggar seni "Medal Wangi," sebuah pusat seni yang telah melahirkan banyak seniman berbakat di wilayah Bandung. Ayahnya, Iyep Warga Sopian, adalah seorang musisi yang aktif di bidang kesenian tradisional Sunda. Ibunya, Ai Siti Khodijah, adalah seorang penari jaipongan yang telah lama berkecimpung dalam dunia seni tari tradisional Sunda.
Sejak kecil, Maliq sudah terbiasa dengan suasana seni. Kehidupannya dipenuhi oleh suara musik dan gerakan tari yang menjadi bagian dari aktivitas keluarganya sehari-hari. Lingkungan ini memberikan inspirasi dan motivasi besar bagi Maliq untuk menekuni dunia seni secara serius. Kehadiran keluarganya sebagai pendukung utama memberinya fondasi yang kokoh untuk menghadapi tantangan dalam perjalanan kariernya.
Maliq kecil memiliki cita-cita yang unik. Ia pernah bercita-cita menjadi seorang petinju profesional. Namun, keinginan Maliq untuk menjadi petinju tidak mendapat dukungan dari kedua orang tuanya. Orang tuanya mereka mendorong Maliq untuk lebih fokus pada seni, terutama musik, yang dianggap lebih sesuai dengan tradisi dan bakat alaminya. Dukungan ini menjadi dorongan awal yang mengarahkan Maliq untuk serius mengembangkan potensinya di bidang musik.
Pendidikan formal Maliq dimulai di RA/TK Al Haq, Margahayu, pada tahun 2006. Setelah lulus dari TK, Maliq melanjutkan pendidikan dasar di MI Al Haq Margahayu, sebuah sekolah berbasis Islam yang juga mendukung pengembangan bakat siswa dalam bidang seni dan budaya. Waktu kecil, Maliq memiliki kepribadian yang ceria dan penuh semangat. Salah satu kebiasaannya yang unik adalah suka memukul-mukul meja dengan irama tertentu, seolah-olah sedang bermain alat musik. Kebiasaannya ini sering membuat suasana kelas menjadi hidup dan ceria. Tingkahnya tersebut tidak hanya menjadi hiburan bagi teman-temannya, tetapi juga menarik perhatian gurunya. Guru Maliq menyadari bahwa kebiasaan ini menunjukkan bahwa Maliq memiliki bakat alami di bidang seni. Hal ini mendorong para guru untuk mendukung perkembangan bakatnya, terutama ketika Maliq mulai menunjukkan minat lebih serius terhadap musik dan seni pertunjukan.
Sejak usia dini, bakat seni Maliq sudah mulai terlihat. Ketertarikannya pada dunia seni tidak muncul secara tiba-tiba, melainkan berkembang secara alami karena lingkungan keluarga yang kental dengan nuansa seni. Tinggal di tengah-tengah keluarga seniman, Maliq kecil sering menyaksikan orang tua dan kerabatnya berkarya, baik dalam bentuk musik, tari, maupun pertunjukan tradisional lainnya. Suasana ini menjadi fondasi awal yang membentuk kecintaannya pada seni.
Ketika memasuki kelas 4 SD, Maliq mulai menunjukkan minat yang lebih serius terhadap seni, khususnya di bidang vokal. Menyadari potensi ini, ia meminta orang tuanya untuk mendaftarkannya ke les vokal privat di Purwacaraka, Bandung, sebuah lembaga pelatihan musik bergengsi yang telah melahirkan banyak musisi berbakat di tanah air. Keputusan untuk mengikuti les vokal ini sepenuhnya berasal dari keinginan Maliq sendiri, yang saat itu sudah memiliki rasa penasaran yang tinggi untuk mengasah kemampuannya dalam bernyanyi.
Orang tuanya, yang juga berasal dari latar belakang seni, sangat mendukung keputusan tersebut. Mereka tidak hanya memberikan dukungan finansial untuk membiayai les vokal, tetapi juga memberikan semangat dan motivasi untuk terus berkembang. Ayahnya sering menemani Maliq berlatih, sementara ibunya memberikan dorongan moral dengan terus mengingatkan pentingnya dedikasi dan kerja keras dalam seni.
Selama mengikuti les di Purwacaraka, Maliq belajar berbagai teknik vokal yang menjadi fondasi penting dalam karier bermusiknya. Ia mulai memahami pengaturan napas, artikulasi, dan kontrol nada, yang semuanya menjadi elemen dasar dalam penampilannya di masa depan. Proses ini tidak hanya meningkatkan kemampuan teknis Maliq, tetapi juga menanamkan rasa percaya diri yang lebih besar dalam dirinya untuk tampil di depan umum.
Kemudian ketika berusia 10 tahun, Maliq mulai belajar vokal secara formal melalui les privat dengan Bapak Mastur, seorang guru vokal berpengalaman yang dikenal memiliki metode pengajaran yang efektif. Di bawah bimbingan Mastur, Maliq mempelajari teknik-teknik dasar bernyanyi, seperti pengaturan napas yang benar untuk mendukung kekuatan vokal, artikulasi yang jelas agar pesan lagu dapat tersampaikan, serta interpretasi lagu untuk menghidupkan emosi dalam setiap penampilannya.
Pada tahun 2011, Maliq mulai memberanikan diri untuk mengikuti berbagai kompetisi menyanyi guna menguji kemampuannya. Salah satu pengalaman yang sangat berkesan bagi Maliq adalah ketika ia mengikuti audisi Idola Cilik, sebuah ajang pencarian bakat anak-anak yang sangat populer saat itu. Dalam audisi regional Bandung, Maliq berhasil menunjukkan potensinya dengan menembus 5 besar. Meskipun langkahnya terhenti dan ia tidak melanjutkan ke tahap berikutnya, pengalaman ini menjadi pelajaran berharga sekaligus motivasi besar baginya untuk terus mengasah kemampuan dan percaya pada bakat yang dimilikinya.
Pendidikan formal Maliq dilanjutkan di MTs Al Haq Margahayu, sebuah sekolah berbasis Islam, dari tahun 2013 hingga 2016. Selama masa SMP, Maliq tidak hanya fokus pada akademik, tetapi juga semakin aktif mengembangkan bakatnya di bidang seni. Salah satu pengalaman yang sangat berharga baginya adalah ketika ia mulai mendalami seni vokal tradisional Sunda, yang dikenal dengan istilah kawih. Kawih adalah seni vokal khas Sunda yang menuntut penguasaan teknik ornamentasi yang rumit dan pemahaman mendalam terhadap lirik-liriknya yang puitis. Dalam proses ini, Maliq dibimbing langsung oleh Bapak Dedih Suryadi, seorang maestro kawih yang terkenal di wilayah Banjaran, Kabupaten Bandung.
Di bawah bimbingan Bapak Dedih Suryadi, Maliq belajar tentang keindahan dan tantangan dalam menyanyikan kawih. Ia diajarkan bagaimana menguasai teknik ornamentasi khas kawih, Â yang membutuhkan ketekunan dan latihan intensif. Selain itu, Maliq juga diajarkan untuk memahami makna dari setiap lirik yang dinyanyikannya, sehingga ia dapat menyampaikan emosi dengan lebih mendalam. Proses ini tidak selalu mudah bagi Maliq, terutama karena kawih memiliki struktur musikal yang berbeda dengan musik pop yang sebelumnya ia pelajari. Namun, dedikasinya yang tinggi dan dukungan dari gurunya membuat Maliq berhasil menguasai gaya bernyanyi tradisional ini.
Pengalaman belajar kawih memberikan dampak yang besar bagi perjalanan seni Maliq. Ia mulai mengikuti perlombaan seni tradisional, yang tidak hanya memperkenalkan dirinya kepada audiens yang lebih luas, tetapi juga memperkuat identitasnya sebagai seorang seniman yang mencintai budaya Sunda. Salah satu momen yang berkesan adalah ketika Maliq mengikuti Pasanggiri Kawih, sebuah kompetisi menyanyi tradisional Sunda yang diadakan oleh Universitas Pasundan (UNPAS) Bandung.Â
Setelah menyelesaikan pendidikan di MTs Al Haq, Maliq melanjutkan pendidikannya ke SMKN 10 Bandung pada tahun 2016. Di sekolah ini, ia memilih jurusan Seni Karawitan, sebuah program studi yang berfokus pada seni musik tradisional Sunda. Keputusan ini mencerminkan tekad Maliq untuk mendalami seni tradisional secara lebih serius. Selama masa SMA, Maliq mendapatkan pelatihan intensif dalam berbagai aspek seni karawitan, termasuk teori musik, praktik bermain alat musik tradisional, dan penguasaan vokal kawih.
Kemudian pada tahun 2019, setelah menyelesaikan pendidikan menengah atas, Maliq melanjutkan studinya ke Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung, sebuah perguruan tinggi yang terkenal dengan program seni tradisionalnya. Di ISBI, Maliq mengambil Program Studi Seni Karawitan di Fakultas Seni Pertunjukan. Keputusan ini diambil dengan tujuan untuk memperdalam pemahamannya tentang seni tradisional Sunda, sekaligus mengembangkan keterampilan artistiknya dalam berbagai aspek seni pertunjukan.
Selama masa studinya di ISBI Bandung, Maliq mendapatkan banyak wawasan baru tentang seni dan budaya Sunda. Pendidikan formal Maliq di ISBI Bandung tidak hanya membekalinya dengan keterampilan teknis, tetapi juga membentuknya menjadi seorang seniman yang berpikiran kritis dan inovatif. Ia belajar bagaimana menggunakan seni sebagai media untuk menyampaikan pesan-pesan sosial dan budaya, sekaligus menginspirasi generasi muda untuk mencintai budaya lokal. Dengan latar belakang pendidikan yang kuat dan pengalaman yang kaya, Maliq semakin mantap melangkah dalam kariernya sebagai salah satu seniman muda yang berkomitmen untuk melestarikan budaya Sunda.
Karier profesional Maliq Ibrahim di dunia musik Pop Sunda merupakan perjalanan yang penuh dedikasi, kerja keras, dan pengabdian terhadap seni budaya Sunda. Ia memulai langkah awalnya pada tahun 2016 dengan merilis singel pertamanya yang berjudul "Lamping Kaasih". Lagu ini menjadi pintu gerbang bagi Maliq untuk memperkenalkan suaranya yang khas dan penuh emosi kepada publik. Dengan melodi yang menyentuh dan lirik yang kaya akan nuansa tradisional Sunda, "Lamping Kaasih" berhasil mendapatkan respons positif dari masyarakat. Hingga kini, video musiknya telah ditonton lebih dari 196 ribu kali di YouTube, sebuah pencapaian yang membanggakan bagi seorang seniman muda yang baru memulai kariernya.
Langkah Maliq semakin mantap ketika ia mengikuti dan memenangkan kompetisi "Bentang Pilihan Pop Sunda" pada tahun 2017. Ajang ini diselenggarakan oleh salah satu stasiun televisi daerah dan bertujuan untuk mencari talenta muda berbakat di dunia musik Sunda. Kemenangannya tidak hanya mengukuhkan bakatnya sebagai penyanyi Pop Sunda yang menjanjikan, tetapi juga memberinya peluang untuk merilis singel kedua berjudul "Lembur Kuring". Lagu ini semakin memperkuat posisinya di kancah musik Sunda, dengan melodi yang memikat dan pesan yang merepresentasikan kehidupan masyarakat Sunda. Popularitasnya semakin meningkat, ditandai dengan banyaknya undangan tampil di berbagai acara televisi lokal, festival seni, dan panggung hiburan lainnya.
Tahun 2018 menjadi momen puncak bagi Maliq, di mana ia merilis dua singel penting, yaitu "Panglamunan" dan "Karang Hawu". Lagu "Karang Hawu", hasil kolaborasi dengan Fanny Sabila, seorang penyanyi perempuan Pop Sunda, menjadi salah satu hits terbesar dalam kariernya. Dengan lebih dari 14 juta penonton hingga saat ini di platfrom di YouTube, lagu ini tidak hanya memperkuat nama Maliq di industri musik, tetapi juga berhasil menarik perhatian audiens dari berbagai latar belakang, termasuk mereka yang sebelumnya tidak terlalu akrab dengan musik Pop Sunda. Melalui lagu ini, Maliq menunjukkan bahwa musik Sunda memiliki potensi besar untuk bersaing di tengah dominasi genre musik modern.
Tidak berhenti di situ, Maliq terus melahirkan karya-karya yang relevan dan diterima luas oleh masyarakat. Pada tahun 2019, ia merilis singel "Boa Enya Boa Boa", sebuah lagu dengan nuansa ceria yang menunjukkan sisi lain dari kemampuan musikalnya. Lagu ini diikuti oleh "Kunaon Anjeun"Â pada tahun 2020, yang dengan cepat menjadi viral di berbagai platform media sosial seperti TikTok dan Instagram. Popularitas "Kunaon Anjeun"Â semakin meroket ketika dinyanyikan ulang oleh sejumlah artis terkenal, termasuk komedian Sule. Hal ini tidak hanya meningkatkan basis penggemar Maliq, tetapi juga memperkenalkan musik Pop Sunda kepada generasi muda yang lebih akrab dengan media sosial.
Prestasi Maliq di dunia seni juga ditandai dengan berbagai penghargaan yang membanggakan. Pada tahun 2016, ia memenangkan Juara 1 Lomba Penyanyi Pop Sunda se-Bandung, diikuti oleh Juara 2 Lomba Penyanyi Pop Sunda se-Jawa Barat pada tahun 2017. Selain itu Maliq juga pernah mendapatkan nominasi di Bandung Musik Award sebagi penanyi solo pop sunda pria terpopuler. Prestasi ini menunjukkan bahwa Maliq tidak hanya dikenal karena suara dan karismanya, tetapi juga karena kualitas artistik yang ia bawa dalam setiap penampilannya. Tidak berhenti di dunia musik, Maliq juga aktif dalam berbagai kegiatan seni budaya lainnya. Pada tahun 2021, ia menjadi bagian dari Mojang Jajaka Kabupaten Bandung dan dinobatkan sebagai Jajaka Parigel, sebuah penghargaan yang mengapresiasi kemampuan seni dan komunikasi yang luar biasa.
Sebagai bagian dari Mojang Jajaka dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bandung, Maliq sering dipercaya untuk mewakili budaya Sunda di berbagai acara resmi. Ia sering mendampingi Bupati Bandung dalam acara kenegaraan dan seni budaya, termasuk menyambut tamu-tamu penting seperti menteri dan presiden. Dalam peran ini, Maliq tidak hanya tampil sebagai seorang seniman, tetapi juga sebagai duta budaya yang memperkenalkan kekayaan seni tradisional Sunda kepada khalayak yang lebih luas.
Salah satu momen yang paling membanggakan dalam perjalanan kariernya adalah ketika ia berhasil memperkenalkan musik Pop Sunda ke audiens internasional. Melalui platform digital seperti YouTube dan Spotify, lagu-lagu Maliq telah didengarkan oleh pendengar dari berbagai negara, termasuk Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Hal ini menunjukkan bahwa musik tradisional Sunda memiliki daya tarik universal yang mampu menyentuh hati banyak orang, terlepas dari latar belakang budaya mereka.
Melalui karya-karyanya, Maliq telah membuktikan bahwa musik Pop Sunda dapat tetap relevan di era modern tanpa kehilangan akar tradisionalnya. Ia tidak hanya menjadi seorang seniman yang berbakat, tetapi juga inspirasi bagi generasi muda untuk mencintai dan melestarikan budaya lokal. Dengan latar belakang keluarga seni, pendidikan formal yang mendukung, serta pengalaman panjang di dunia seni, Maliq telah membuktikan dirinya sebagai salah satu ikon Pop Sunda masa kini. Ia adalah bukti nyata bahwa budaya tradisional tidak hanya layak dilestarikan, tetapi juga dapat menjadi bagian integral dari identitas modern yang relevan di mata dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H