kau lebih mengerti dariku tentang bermain rasa
entah itu suka yang bermain-main atau menggebu
kau lebih tahu dariku tentang bermain rasa
yang sementara meraihmu atau berlarian merayumu
kau lebih mudah menyikapi permainan rasa
ketika membuatmu kesal atau tantangan meniadakan
kau lebih mampu melihat permainan rasa
dari nyaman yang perlahan atau mati dengan singkat
sayangnya aku hanya bisa mengemban rasa darimu
tidak bisa sepertimu, begitu membuatku cemburu
.
bagaimana aku padamu, tentu sudah ulang yang  biasa pikirmu
sempat memilikimu tidak berarti apa-apa
kau kubiarkan pergi sebelum sempat remah-remah ini bersih
sedangkan patah hati ini berlarut-larut mengingat
yang betapa inginnya aku serius melupakan
.
aku orang yang tolol untuk hal menguyah rasa
kesana-kemari dan berantakan dari rasaku sendiri
waktu kita saling melihat terlalu singkatÂ
tanpa ada sempat kau mengajariku tentang rasa
.
entah dari mana sakit ini datang
tiba-iba saja terkumpul di tengah dada
sesak, seperti yang pernah aku dengar dari orang-orang
membuatku lumpuh saat sendirian
.
kau lihai soal rasa
lantas aku mengapa
jika ini pertama kali terasa,
.
aku juga tidak berharap terulang
hanya ingin hilang, lupa dan tenang
.
kekacauan rasa ini aku buat sendiri
kau boleh saja tidak peduli
kenyataannya kau turut andil di dalamnya
kau pemeran utamannya
jadi selesaikan dengan menyenangkan
agar tidak menjadi kisah berkepanjangan
.
aku memintamu untuk tidak sembaranganÂ
mengetuk pintu mimpiku,
menerobos masuk relung candaku,
mengantri di halaman khayalku,
mendominasi satuan imajiku,
menyelinap ke balik logikaku,
dan berkeliaran di batas rasa cintaku
.
aku mengaku cinta
apa boleh buat,Â
aku mulai mencintaimu kemarin
tidak ada lagi kesempatan,
aku tidak minta diobati
aku hanya sedang cintaÂ
sederhananya aku patah hati
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H