Mohon tunggu...
Cahya Sinda
Cahya Sinda Mohon Tunggu... -

Sastra

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Akan Jadi Kenangan

30 Desember 2018   13:13 Diperbarui: 30 Desember 2018   13:26 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

aku yakin masa ini akan aku rindukan nanti

aku yakin masa ini akan aku bincangkan dengan dia

aku yakin masa ini akan jadi kenangan yang abadi

aku yakin masa ini akan setidaknya terbesit diingatan mereka

saat ini aku sedang ada di puncak rasa bahagia

tapi aku bukan tidak memiliki keresahan

hanya saja sedang sangat merasakan hidup

dan aku dalam keadaan yang benar-benar 

tidak ingin mati, akan aku ceritakan hari ini

aku bahagia masa ini,

pagiku cerah, haru, sendu, dan milikku sendiri

aku menyeduh secangkir kopi, dengan prosesnya

aku nikmati setiap tetes menunggu, aroma, rasa yang sempurna

kemudian kuseduh pula oatmeal instan yang aku beli di super market

entah sejak kapan aku menyukainya, dan aku jadi nyaman 

kemudian aku bawa keduanya menuju mejaku,

meja yang aku buat sendiri beberapa tahun yang lalu,

kunikmati secara bergantian, menyalakan leptop untuk memutar beberapa lagu

aku tidak akan pernah bosan dengan lagu indie ini

aku menganggap mereka adalah karunia Tuhan yang sengaja diciptakan untukku

lantas sambil menikmati pagi, aku, mengambil telpon genggam

kubuka sosial media, melihat hal yang aku sukai

style, converse, kopi, cafe, sandrayati, jepang, jalanan, trotoar, taman dan beberapa hal konyol secara tidak sengaja

sangat tenang dan itu waktu yang aku miliki sendiri. 

Aku Bahagia sekali masa ini

betapapun hal yang membuat aku sangat bahagia

tak sebanding, jika bukan karena kakasihku, ini sedikit rumit

tapi sungguh jika dia tahu, sejak aku mengenalnya, seperti tujuan hidupku.

kali ini aku lebih bahagia dari biasanya, 

pagi ini lebih nyaman dari biasanya,

alasannya adalah kekasihku yang menakjubkan,

aku menganggap bahwa dia adalah keajaiban yang sengaja Tuhan ciptakan untukku

sambil menikmati pagi, aku, mengambil telpon genggam

kubuka sosial media, melihat dia yang aku pilih

tak ada definisi yang jelas, aku tersenyum sangat bahagia

jatuh cinta pada kesempatan pertama ini, juga kesempatan pertama memilikinya ini,

akan menjadi selamanya sampai mati.

sangat luar biasa, apa yang aku rasakan ini. 

seperti yang aku katakan, cukup rumit,

tentang dia, semoga cepat-cepat mencintaiku.

Sungguh aku berfikir menjadi yang paling bahagia masa ini

siang terasa cepat berlalu, sore dan malam menyala-nyala istimewa

teman-temanku, berkumpul menjadi satu, tak jelas,

hanya aku rasa kami sangat bahagia menjalani proses-prosesnya

satu, dua, tiga, dan banyak sekali hal yang harus kami selesaikan

karya cipta kami, tertumpuk, berjibaku, dikeluarkan kemana-mana

kadang setiap sore, kadang di hampir setiap malam

sampai-sampai malamku tanpa mereka itu hambar.

aku tidak peduli apakah yang mereka rasakan sama sepertiku,

yang jelas aku sangat bahagia, persetan berfikir terlalu panjang,

sekali lagi aku dalam keadaan yang benar-benar tidak siap untuk mati.

kami berdebat, bukan hanya tentang cinta, hidup, mimpi, dan apa yang harus dilakukan nanti,

kami juga bicara hal konyol, cemo'oh, kegilaan, seks, kebebasan, hiruk pikuk, munafik, setan, kamar kosong, tembakau, sampai botol,

kami bahkan menyinggung kepercayaan, pulang, keluarga, air mata, dorongan, dan bertahan.

aku menemukan hal yang sangat aneh bagi diriku sendiri, yang orang-orang sebut sebagai dosa

dan asal tahu saja, tiba-tiba saja aku menjadi sangat menjiwai alasan dibalik dosa-dosa itu, 

alangkah bahagianya jika manusia sadar dan benar-benar memilih jalan untuk menjadi manusia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun