Dengan adanya kesempatan Tan menuntut ilmu di Belanda membuat muncul sikap nasionalisme Tan pada negeranya. Seperti pada data (1) Tan berharap dengan kepandaian yang dia miliki akan sangat bermanfaat bagi perkembangan negeranya. Dengan cara inilah Tan dapat mengabdikan diri pada negaranya. Pada data (2) Tan tidak peduli dengan pekerjaan, pangkat, dan gaji. Karena berapapun gajinnya iya kelak menjadi guru dia akan menerima. Karena dari guru kelak akan lahir penerus bangsa Hindia. Pada data (3) dengan kesempatan menuntut ilmu di Belanda rasa optimis Tan terhadap bangsa Hindia yang suatu saat nanti mampu mengejar kemajuan negara Eropa seperti negara Jepang.
- Faktor yang melatar belakangi tindakan “Patriotisme” tokoh utama dalam novel Tan karya Hendri Teja.
Dengan adanya penindasan yang dilakukan para kapitalis Belanda kepada pribumi membuat api sang patriot berkobar. Seperti pada data (5) Tan menggunakan strategi dibidang pendidikan kerakyatan untuk melawan penindasan dan kekuasaan pemilik modal. Pada data (6) meskipun mendapat gaji besar dan fasilitas lengkap bukan alasan bagi Tan untuk tidak melawan melihat penindasan yang dilakukan oleh kapitalis Belanda. Pada data (7) Tan melawan penindasan kapitalis dengan pendidkan berbasiskan rakyat atau sistem dan kurikulum yang menantang habis-habisan pendidikan kolonial yang membebek pada kapitalisme. Pada data (8) Tan mencoba menyadarkan Pan Islam atas penindasan yang dilakukan oleh kaum kapitalis raya. Bukan hanya Belanda, melainkan perjuangan melawan kapitalis Inggris, Prancis, Jepang, dan kapitalis dunia. Pada data (9) Tan membentuk gerakan nasional untuk melawan penindasan yang dilakukan oleh gubermen. Pada data (10) dengan adanya penindasan yang dilakukan oleh Kapitalis yang beragama Kristen kepada pribumi yang mayoritas beragama Islam membuat Tan mengeksplorasi keluh kesah mereka para pribumi. Dan pada akhirnya menjadikannya bola semangat untuk meluluhlantahkan kekuasaan kolonial. Pada data (11) seperti yang diucapkan Tan kepada Fenny, selama bangsa Belanda menjadikan bangsa Hindia sebagai sapi perah Tan tak akan berhenti melawan. Hanya tinggal menunggu waktu untuk mengusir para penjajah ke negaranya.
- Faktor yang melatar belakangi tindakan “Keberanian” tokoh utama dalam novel Tan karya Hendri Teja.
Dengan adanya pembakaran kebun singkong milik para buruh yang dilakukan oleh para preman suruhan ordeneming. Membuat Tan berani untuk berbicara lantang menyadarkan dengan senyum mengejak kepada para buruh. Bahwa selama ini mandor dan pengusaha ordeneming menyiksa dan darah dan keringat kalian. Seperti pada data (2) dengan keberanian Tan menyadarkan para buruh, akhirnya para buruh melakukan pembalasan dengan membakar perkebunan tebu milik ordeneming. Pada data (4) keberanian Tan mengatakan kebenaran kepada para buruh sehingga mereka melakukan pembakaran kebun tebu dan penghancuran kantor pusat Goed Bricht atas apa yang telah dilakukan oleh para mandor kepada para buruh.
SIMPULAN DAN SARAN
Beradasarkan rumusan masalah dan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa bentuk unsur heroisme tokoh utama dalam novel Tan karya Hendri Teja dan faktor yang melatar belakangi tindakan heroisme tokoh utama dalam novel Tan karya Hendri Teja meliputi:
- Bentuk Rela berkorban
menunjukan pengorbanan Tan terhadap negeri ini. Tan rela menjadi alat untuk perjuangan kemerdekaan. Bahkan meskipun dia akan mati dia rela. Karena jika dia mati, bahkan akan muncul Tan Malaka yang lain.
- Bentuk Nasionalisme
menunjukan kebanggaan Tan sebagai bangsa Hindia. Rasa percaya diri terhadap bangsanya
- Bentuk Patriotisme
terlihat dari ucapan kepala polisi yang menangkapnya. Tan memperjuangkan rakyat Hindia. Meskipun mendapatkan fasilitas lengkap sebagai guru di sekolah ordeneming. Tidak menyurutkan Tan untuk memperjuangkan rakyat dan melakukan perlawanan. Meskipun akhirnya ditangkap oleh polisi.
- Bentuk Keberanian
terbukti yang diucapkan Bangun, bahwa Tan adalah sosok pemberani membela kaum kromo. Tan tidak peduli meskipun bahaya senantiasa membayanginya. Yang terpinting adalah kemerdekaan bagi rakyat Hindia.
Faktor yang melatar belakangi tindakan heroisme tokoh utama dalam novel Tan karya Hendri Teja meliputi: (1) faktor rela berkorban, Faktor tuntutan yang mengakibatkan munculnya tindakan heroisme tokoh utama Tan untuk rela berkorban segala sesuatu agar bangsa Hindia mendapatkan hak yang sama seperti para orang-orang Belanda. Seperti pada data (1) dan (2) Tan gagal dalam ujian mengajar, mendapatkan tagihan hutang dari NIOS yang melanggar kesepakan awal, dan Tan harus merelakan untuk melepas keinginannya menjadi guru kepala. Dikarenakan Tan sering melakukan kritik dan menuntut pada pemerintah Belanda. Sehingga pergerakannya pribadi maupun secara organisasi dianggap sebagai ancaman oleh pemerintah Belanda. Tidak tanggung-tanggung Tan dan PPHN dianggap kelompok yang tidak tau balas budi dan meragukan itikad baik Sri Ratu yang akan memberikan pemerintahan Otonom ke Hindia. (2) faktor nasionalisme, Dengan adanya kesempatan Tan menuntut ilmu di Belanda membuat muncul sikap nasionalisme Tan pada negeranya. Seperti pada data (1) Tan berharap dengan kepandaian yang dia miliki akan sangat bermanfaat bagi perkembangan negeranya. Dengan cara inilah Tan dapat mengabdikan diri pada negaranya. Pada data (2) Tan tidak peduli dengan pekerjaan, pangkat, dan gaji. Karena berapapun gajinnya iya kelak menjadi guru dia akan. (3) Faktor patriotisme, Dengan adanya penindasan yang dilakukan para kapitalis Belanda kepada pribumi membuat api sang patriot berkobar. Seperti pada data (5) Tan menggunakan strategi dibidang pendidikan kerakyatan untuk melawan penindasan dan kekuasaan pemilik modal. Pada data (6) meskipun mendapat gaji besar dan fasilitas lengkap bukan alasan bagi Tan untuk tidak melawan melihat penindasan yang dilakukan oleh kapitalis Belanda. Pada data (7) Tan melawan penindasan kapitalis dengan pendidkan berbasiskan rakyat atau sistem dan kurikulum yang menantang habis-habisan pendidikan kolonial yang membebek pada kapitalisme. (4) faktor keberanian, Dengan adanya pembakaran kebun singkong milik para buruh yang dilakukan oleh para preman suruhan ordeneming. Membuat Tan berani untuk berbicara lantang menyadarkan dengan senyum mengejak kepada para buruh. Bahwa selama ini mandor dan pengusaha ordeneming menyiksa dan darah dan keringat kalian. Seperti pada data (2) dengan keberanian Tan menyadarkan para buruh, akhirnya para buruh melakukan pembalasan dengan membakar perkebunan tebu milik ordeneming. Pada data (4) keberanian Tan mengatakan kebenaran kepada para buruh sehingga mereka melakukan pembakaran kebun tebu dan penghancuran kantor pusat Goed Bricht atas apa yang telah dilakukan oleh para mandor kepada para buruh.
DAFTAR RUJUKAN