Mohon tunggu...
Mochamad Asryl Aziz
Mochamad Asryl Aziz Mohon Tunggu... Relawan - Aparatur Sipil Negara

“Daun yang jatuh takkan pernah membenci angin” -- tere-liye

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Puncak Rante Mario Mt. Latimojong 3.443 Mdpl - Day 1

12 Mei 2020   01:13 Diperbarui: 6 Februari 2021   20:10 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sudah Lama Tak Bersua dengan gunung, sudah lama tak menghirup udara , sudah lama tak mendengar gemercik air yg mengalir, sudah lama tak mendengar kicau burung yang merdu, sudah lama tak merasakan dinginnya malam, sudah lama tidak bercengkrama dengan alam, sudah lama...

Empat tahun lalu,terakhir kali saya mendaki gunung Prau bisa dibilang bukan mendaki sih hanya hiking santai karena medan yang tidak terlalu berat dan hanya ditempuh dalam hitungan jam.

Kali ini entah kenapa saya merindukan kembali suasana itu, kembali tertantang untuk menggapai puncak , sudah saya azzamkan semenjak saya penempatan, Setidaknya saya pernah menancapkan kaki saya di puncak tertinggi Pulau Sulawesi Rante Mario Gn. Latimojong 3443 Mdpl. 

Selasa, 13 Agustus 2019

Teman teman sudah menghubungi saya," Siap Siap kami berangkat nanti malam dari makassar". Saya sudah prepare jauh jauh hari, mempersiapkan kembali perlengkapan dan peralatan hiking , masih tersisa beberapa , yang lain harus dibeli kembali. Carrier (Tas gunung), Sendal, Tenda, Sleeping Bag, Pisau Lipat, Matras, dan Peralatan Penting Lainnya, Semuanya sudah disiapkan oleh tim kami. Kali ini gue harusnya lebih prepare dari pendakian pendakian sebelumnya namun sayang, saya tidak punya banyak waktu untuk Latihan, malas sih sebenanrnya. haha, padahal seminggu sebelumnya sudah diberi tahu untuk olahraga sedikit, karena medan yang akan dihadapi sulit, tidak melalui jalur umum. 

Rabu, 14 Agustus 2019

Setelah lama menunggu tim dari makassar, akhirnya kami janjian untuk ketemu diparepare saja, karena ada dua teman yang mau dijemput disana sekalian saya juga membeli perlengkapan yang kurang. pukul 03.00 WITA kami semua sudah berkumpul didepan Indomaret Tugu Pramuka Parepare, istirahat sejenak, tanpa kenal lelah kami langsung menuju Enrekang. Kami sempat singgah sholat subuh di kabupaten sidrap, selepas sholat subuh kami menemui dua orang teman pendaki sedang berjalan dan menunggu tumpangan, tanpa basa basi kami menawarkan mereka untuk ikut bersama kami.

Memasuki kabupaten enrekang kami disambut oleh gerimis, singgah sejenak 15 menit sambil menunggu gerimis redah kami lanjutkan perjalanan langsung ke Desa Baraka.

Mumpung jalanan sepi dan masih pagi akhirnya kami sampai di pasar cakke pukul 08.00 WITA. Singgah sejenak kami berunding untuk membeli logistik yang akan kami bawa selama pendakian untuk 15 orang. Kelompok kami pecah menjadi dua, tiga orang singgah membeli logistik yang lainnya mempersiapakn diri menuju rumah salah satu kawan pendaki asli enrekang.

Saya kelompok yang berangkat duluan, sekitar 30 menit dari pasar cakke, Akhirnya kami sampai juga dirumah kawan , jalannya cukup bagus, biasanya pendaki menggunakan Jeep untuk sampai di basecamp pendakian, namun karena kami menggunakan motor jadi kami bisa singgah-singgah dimana saja.

Disambut sejuknya udara dan rintik hujan. Sembari packing ulang barang dan mempersiapkan bekal kami nantinya pada saat pendakian, kami pun disuguhi kopi panas khas enrekang, sungguh nikmat dengan suara lantunan musik dan lawakan khas orang bugis-makassar.

kami pun sempat tertidur sejenak sebelum akhirnya kami memutuskan untuk berangkat menuju desa angin-angin, desa yang akan menjadi starting point kami saat mendaki nanti, berbeda dengan pendaki pada umumnya yang menggunakan jalur umum di desa karangan. 

dokpri
dokpri

Waktu menunjukkan pukul 2 Siang,  kamipun memutuskan untuk berangkat. tak lupa kami berdoa bersama demi keselamatan kami diperjalanan. satu per satu kami pun berangkat, waw luar biasa jalanan yang kami tuju langsung nanjak ,sampai-sampai beberapa motor kawan kami tak bisa nanjak sehingga ada beberapa kawan kami yang harus jalan kaki, ini baru permulaan masih menggunakan kendaraan, bagaimana nanti pada saat pendakian, sudah tidak ada kendaraan lagi hanya mengandalkan tumpuan kaki, "khayalku".

kami pun menunggu satu sama lain, ada satu teman kami yang tertinggal jauh dibelakang, akhirnya kami memutuskan untuk menunggunya, kabut tipispun mulai turun, sembari mencari sinyal dan melihat pemandangan sekitar, untuk dijadikan bukti dokumentasi.

akhirnya kami pun berangkat beriringan karena jalanan sudah cukup landai, namun dalam perjalanan kami terhalang oleh blokade jalan yang masih baru diperbaiki sehingga kami harus menggunakan jalur kebun kopi yang sempit, licin dan terjal, sungguh melelahkan tapi menyenangkan. waktu kami terbuang lama karena harus melewati jalur ini.

akhirnya kami pun kemalaman. Perjuangan kami belum cukup selesai sampai disini, ternyata perjalan ke dusun angin-angin masih jauh dan masih harus mendaki lagi," what a unbelivable journey that i never felt before".

sekitar pukul 9 malam barulah kami sampai di rumah ambo (Sebutan orang tua laki-laki), salah satu rumah warga didusun angin-angin yang biasanya disinggahi para pendaki sebelum mendaki, yah bisa dibilang sudah menjadi 

basecamp lah bagi para pendaki yang melewati dusun angin-angin.Dinginnya udara malam sudah mulai terasa, kabut pun sudah cukup tebal menghalangi pandangan kami, sehingga kami hanya melihat apa yang ada disekitar kami. sesampainya dirumah ambo ternyata sudah ada beberapa pendaki yang sampai duluan dari kami dan beristirahat dulu sebelum kami memulai pendakian esok hari.

dalam kesederhanaan kami saling bercengkrama dalam ruangan kecil yang dipenuhi dengan bendera, coretan serta foto para pendaki yang sudah pernah kesini, kami pun disuguhi kopi hangat lagi oleh indo (Sebutan orang tua perempuan), kami pun juga mempersiapkan makan malam sendiri.

seusai makan malam kami pun lanjut bercengkrama dan bercanda hingga tak terasa malam sudah larut menunjukkan pukul 11 malam, dingin pun semakin mencekam kami pun sudah lelah dan tertidur. (Bersambung...)

Rumah Ambo Dusun Angin-Angin
Rumah Ambo Dusun Angin-Angin

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun