Mohon tunggu...
Moch Arya Dinaka
Moch Arya Dinaka Mohon Tunggu... Mahasiswa - Institut Seni Indonesia Surakarta

nama saya Arya, saya saat adalah seorang pelajar yang menempuh pendidikan tinggi di Institut Seni Indonesia Surakarta, saya ada di jurusan Film & Televisi Fakultas Seni Rupa dan Desain, saya tentu saja gemar melihat Film dan saya memang tertarik bagaimana film itu dibuat maka dari itu saya mengambil prodi Film dan Televisi di perkuliahan saya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Caping Kalo : Kerajinan Asli Khas Kudus Yang Mulai Langka

31 Desember 2024   23:05 Diperbarui: 31 Desember 2024   23:22 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Abstrack

This investigate analyzes the presence of Caping Kalo which is progressively being deserted by the individuals of Kudus. Through an meet with Pak Kamto as the first Caping Kalo skilled worker, who is the as it were and last Caping Kalo expert within the Kudus zone. This research depicts the history, fabricating prepare, and issues within the current present day period.

Abstrak

Penelitian ini mengkaji tentang keberadaan Caping Kalo yang semakin lama semakin ditinggalkan oleh masyarakat Kudus. Melalui wawancara dengan Pak Kamto selaku pengrajin Caping Kalo asli, yang merupakan pengrajin Caping Kalo satu-satunya dan yang terakhir di daaerah Kudus. Penelitian ini memaparkan sejarah, proses pembuatan, dan problematika di era modern saat ini.

Pendahuluan

Caping Kalo adalah salah satu elemen penting dari baju adat Kudus, Caping Kalo ini biasanya di pakai sebagai penutup kepala di baju adat Kudus dalam pementasan di acara-acara penting yang diadakan di Kabupaten Kudus. Keberadaan Caping Kalo ini melambangkan budaya asli daerah Kudus sekaligus mencerminkan nilai-nilai tradisional yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Caping Kalo memiliki tingkat kesulitan tinggi dalam pembuatannya. Dibutuhkan ketrampilan khusus dan ketelitian yang hanya bisa dilakukan oleh pengrajin aslinya. Proses pembuatannya melibatkan pemilihan bahan terbaik dan Teknik anyaman tradisional khas Kudus. Dalam perkembangannya Caping Kalo ini hanya digunakan untuk pelengkap busana adat pada acara seremonial seperti hari jadi kota Kudus, agenda pariwisata dan pertunjukkan tari. Hal ini menyebabkan jumlah pengrajin Caping Kalo ini terus berkurang hingga saat ini pada tahun 2024 hanya tersisa satu saja pengrajin Caping Kalo yang asli yaitu Pak Kamto.

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tentang Caping Kalo itu sendiri dan menelaah problematika yang dihadapi pengrajin Caping Kalo.

Metode

Penelitian ini memanfaatkan wawancara sebagai sumber data. Pak Kamto dari desa Gulang, Kabupaten Kudus, adalah orang yang diwawancarai. Beliau turun temurun menjadi pengrajin Caping Kalo dari kakek nya. Meskipun wawancara dilakukan dengan pertanyaan yang sudah disiapkan, tetap ada ruang dan kesempatan bagi informan untuk mengembangkan informasi yang sudah mereka berikan.

Dalam wawancara, topik yang dibahas termasuk sejarah Caping Kalo, proses pembuatan, nilai filosofis, fungsi penggunaan, peran dalam memperkenalkan budaya kudus, dan tantangan untuk mempertahankan budaya ini di era modern.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun