Mohon tunggu...
Mochammad Tamamy Melano
Mochammad Tamamy Melano Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Antropologi Budaya Universitas Gadjah Mada

Seorang mahasiswa yang gemar membagikan pengetahuan yang dimilikinya menjadi pengetahuan bersama lewat media digital demi memajukan bangsa Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sekolah Negeri: Media Merangkul atau Menyeragamkan Agama?

4 Agustus 2023   21:42 Diperbarui: 4 Agustus 2023   21:52 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seragam perempuan berhijab di lembaga pendidikan Indonesia. Sumber foto: Akela Photography/Pexels

Refleksi Terhadap Pengalaman Masa Lalu

Setelah mendengar pengalaman dari teman-teman, penulis mendapati adanya beberapa bentuk peraturan serta perlakuan yang menggambarkan kurangnya inklusivitas di sekolah asalnya. 

Pertama, adanya peraturan mewajibkan pemakaian jilbab. Pasalnya, atribut ini telah dijadikan standar baik atau sempurnanya wanita. Kewajiban tersebut juga dilakukan jika seseorang ingin naik pangkat dan memiliki nilai sempurna, selain itu beberapa sekolah juga telah membentuk peraturan berpakaian yang menutupi aurat bagi semua murid Muslim maupun non-Muslim.

Kedua, adanya bentuk perlakuan atau penghukuman yang berbasis ajaran Islam. Hal ini tentu perlu direfleksikan mengingat bahwa basis yang diaplikasikan memang dapat diterima oleh semua murid Muslim, namun belum tentu diterima atau masuk akal bagi para murid non-Muslim. 

Ketiga, adanya bentuk ketidakkonsistenan pada banyak teman penulis untuk memakai jilbab dimana mereka sebelumnya berjilbab saat SMP maupun SMA kemudian melepaskannya saat kuliah. Hal tersebut menggambarkan bagaimana lembaga pendidikan telah menempatkan para kaum Muslim wanita pada ketidaksiapan mental untuk berjilbab --yang seharusnyanya didasari oleh niat- dibuktikan dengan cara-caranya yang cenderung memaksa.

Pada akhirnya, mereka semua mengungkapkan bahwa Indonesia bukanlah negara monoreligion yang mengharuskan pembentukan kehidupan bangsa dengan didasari oleh satu ajaran agama saja. 

Mengingat bahwa penduduk Indonesia terdiri dari beragam agama, jadi sudah menjadi kewajiban kita untuk menghargai eksistensinya. Perlu adanya sanksi bagi mereka yang mencoba melanggar esensi tujuan lembaga pendidikan serta dengan melakukan perubahan sistem pendidikan yang mampu mempertemukan beragam perbedaan yang kita miliki lewat proses interaksi (interkultural) sehingga kita terbiasa dan bisa memiliki sikap toleransi tinggi.

Meskipun kita tahu bahwa mendidik generasi bangsa akan pentingnya beragama adalah hal yang sangat penting di zaman sekarang, namun ada kalanya peraturan akan bagaimana karakter murid dibentuk tidak boleh menonjolkan salah satu agama saja, tidak melebihi kapasitas dari esensi sekolah negeri yang seharusnya bersifat netral, serta tidak dibebankan kepada kelompok yang berbeda latar belakang.

Referensi

Kompas.com. (2020, June 30). Lembaga Pendidikan: Pengertian, Peran dan Fungsi. https://www.kompas.com/skola/read/2020/06/30/200000169/lembaga-pendidikan-pengertian-peran-dan-fungsi?page=all

BBC News Indonesia. (2021, January 26). Wajib Jilbab bagi Siswi Non-Muslim di Padang: 'Sekolah Negeri Cenderung Gagal Terapkan Kebhinekaan'. https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-55806826

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun