3. Kepemimpinan Berdasarkan Contoh
  Lao Tzu mengajarkan bahwa pemimpin yang baik harus memimpin dengan memberi contoh. Seorang pemimpin tidak hanya memberi instruksi atau perintah, tetapi menunjukkan cara yang benar melalui tindakan mereka. Dengan demikian, mereka akan menginspirasi orang lain untuk mengikuti jejak mereka.
  - "Jika Anda ingin memimpin orang, Anda harus menunjukkan jalan."
 Â
4. Keseimbangan dan Keharmonisan
  Kepemimpinan dalam pandangan Lao Tzu juga melibatkan menciptakan keseimbangan dan keharmonisan dalam tim atau masyarakat. Seorang pemimpin harus mampu menjaga keseimbangan antara kekuatan dan kelembutan, antara kerja keras dan istirahat, antara memberi dan menerima. Keharmonisan ini menciptakan suasana yang mendukung bagi semua orang untuk berkembang dan bekerja bersama secara produktif
  - "Keberanian dan kelembutan, kekuatan dan kelemahan, adalah dua sisi dari satu koin."
5. Kepemimpinan yang Bersahaja
  Lao Tzu juga menekankan kepemimpinan yang sederhana dan tidak mencolok. Pemimpin yang baik tidak mencari perhatian atau kemuliaan pribadi, tetapi lebih fokus pada kesejahteraan orang-orang yang mereka pimpin. Kesederhanaan ini menciptakan rasa percaya diri dan ketenangan di antara pengikut mereka.
  - "Kepemimpinan yang hebat tidak memerlukan banyak kata-kata."
6. Kekuatan dalam Kerendahan Hati
  Lao Tzu mengajarkan bahwa kekuatan yang sejati datang dari kerendahan hati. Seorang pemimpin yang rendah hati tidak sombong atau merasa superior, tetapi lebih terbuka untuk belajar dari orang lain dan menerima masukan. Dengan kerendahan hati, seorang pemimpin dapat lebih efektif membimbing dan melayani orang-orang di bawahnya.
7. Menciptakan Kepercayaan dan Tanggung Jawab
  Seorang pemimpin dalam pandangan Lao Tzu harus mampu membangun rasa kepercayaan di antara anggota tim atau masyarakat. Pemimpin yang bijaksana akan membiarkan orang-orang mereka merasa bertanggung jawab terhadap tugas dan tujuan yang ada, bukan dengan mengontrol atau mengekang mereka.
Kepemimpinan menurut Lao Tzu lebih kepada gaya kepemimpinan yang alami, berbasis kebijaksanaan, dan bertindak tanpa paksaan. Pemimpin yang baik, menurut Lao Tzu, adalah seseorang yang tahu kapan harus memberi arahan dan kapan harus membiarkan orang lain mengambil inisiatif. Pemimpin tersebut tidak hanya berbicara tentang nilai-nilai dan tujuan, tetapi juga menghidupkan nilai-nilai tersebut dalam setiap tindakan mereka.
Inti ajaran kepemimpinan Lao Tzu adalah bahwa pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu menciptakan harmoni, memberi contoh, bertindak dengan bijaksana, dan tidak memaksakan kehendak.
Doktrin hidup harmoni menurut Lao Tzu terutama tercermin dalam ajaran Daoism (Taoisme), yang berfokus pada kehidupan yang selaras dengan Dao (Tao), yaitu prinsip alam semesta yang mendasari segala sesuatu. Dalam ajaran Lao Tzu, hidup dalam harmoni dengan Dao adalah kunci untuk mencapai kedamaian, keseimbangan, dan kebijaksanaan. Berikut adalah beberapa konsep utama dari doktrin hidup harmoni menurut Lao Tzu:
1. Dao (Tao) - Jalan Alam Semesta
  - Dao(atau Tao) adalah prinsip dasar yang mengatur alam semesta, yang meliputi segala sesuatu---dari alam, manusia, hingga kehidupan sehari-hari. Menurut Lao Tzu, hidup dalam harmoni berarti mengikuti Dao, yaitu berjalan seiring dengan alur alami kehidupan dan tidak melawan atau memaksakan kehendak.
  - "Dao yang bisa diungkapkan bukanlah Dao yang abadi."--- Ini menunjukkan bahwa Dao adalah kekuatan tak terungkapkan yang lebih besar dan lebih mendalam daripada apa yang bisa dijelaskan dengan kata-kata.
  - Konsep ini mengajarkan bahwa segala sesuatu terjadi sesuai dengan ritme alam semesta yang alami, dan kita seharusnya tidak melawan atau memaksakan kehendak kita dengan cara yang tidak alami atau tidak selaras dengan alam.
2. Wu Wei - Tindakan Tanpa Paksaan
  - Salah satu ajaran kunci dalam hidup harmoni menurut Lao Tzu adalah Wu Wei, yang dapat diterjemahkan sebagai "tindakan tanpa usaha" atau "berbuat tanpa paksaan". Konsep ini mengajarkan agar kita bertindak secara alami dan tidak memaksakan kehendak kita. Pemikiran ini berkaitan dengan prinsip bahwa segala sesuatu seharusnya dilakukan sesuai dengan aliran alami, bukan dengan paksaan atau usaha berlebihan.
  - Wu Wei bukan berarti tidak bertindak sama sekali, tetapi bertindak dengan cara yang mengalir alami, tanpa pertentangan atau perlawanan yang berlebihan. Ini mengajarkan kita untuk bergerak dengan mudah dan selaras dengan situasi yang ada.
3. Keseimbangan dan Harmoni
  - Lao Tzu sangat menekankan pentingnya keseimbangan dalam hidup. Dalam pandangannya, alam semesta berfungsi dengan keseimbangan antara kutub-kutub yang berlawanan, seperti yin dan yang. Kehidupan yang harmonis tercipta ketika kita mampu menerima dualitas dan menjaga keseimbangan antara elemen-elemen yang berbeda dalam hidup kita.
  - "Sederhana dan alami." --- Ajaran ini menekankan bahwa dalam hidup kita harus menyederhanakan keinginan dan tindakan kita, menghindari kerumitan yang tidak perlu, dan menghargai kedamaian yang datang dari keseimbangan dan kesederhanaan.
  - Harmoni dalam hidup berarti tidak berlebihan dalam apapun, baik dalam hal ambisi, kekuasaan, atau bahkan kesenangan pribadi. Dalam keseimbangan, kita menemukan kedamaian batin dan kebahagiaan yang lebih sejati.
4. Kerendahan Hati
  - Dalam ajaran Lao Tzu, kerendahan hati adalah kualitas penting yang mendukung hidup dalam harmoni. Seorang individu yang rendah hati tidak merasa superior atau terlalu bangga dengan pencapaiannya. Ia menerima dan menghormati keterbatasannya, serta menghargai semua hal dengan rasa syukur.
  - "Yang paling kuat adalah yang paling lembut." --- Lao Tzu mengajarkan bahwa kekuatan sejati terletak pada kelembutan, kerendahan hati, dan penerimaan terhadap keadaan, bukannya dalam kekerasan atau dominasi. Sifat yang lembut dapat lebih bertahan dan lebih efektif dalam jangka panjang.