Mohon tunggu...
Mochammad Fahri Iqbal
Mochammad Fahri Iqbal Mohon Tunggu... Mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gaya Kemimpinan Four Different Styles Situational Leadership

29 Oktober 2024   07:30 Diperbarui: 29 Oktober 2024   07:35 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri, Porf.Apollo

Apa itu  Four Different Styles Situational Leadership ?

Four Different Styles of Situational Leadership adalah model kepemimpinan yang dikembangkan oleh Paul Hersey dan Ken Blanchard. Model ini mengemukakan bahwa tidak ada satu gaya kepemimpinan yang paling baik; sebaliknya, efektivitas seorang pemimpin bergantung pada situasi yang dihadapi dan tingkat kesiapan anggota tim. Berikut adalah empat gaya utama dalam situational leadership:

  1. Telling (Menginstruksikan): Pemimpin memberikan arahan yang jelas dan spesifik kepada anggota tim. Cocok untuk situasi di mana anggota tim membutuhkan bimbingan yang kuat, biasanya karena mereka kurang pengalaman atau pengetahuan.

  2. Selling (Menjual): Pemimpin masih memberikan arahan, tetapi juga menjelaskan keputusan dan memberikan motivasi. Gaya ini cocok untuk anggota tim yang mulai memahami tugas mereka tetapi masih memerlukan dukungan dan dorongan.

  3. Participating (Berpartisipasi): Pemimpin lebih banyak melibatkan anggota tim dalam pengambilan keputusan. Cocok untuk anggota yang sudah memiliki keterampilan tetapi mungkin kurang kepercayaan diri. Pemimpin berfungsi lebih sebagai fasilitator.

  4. Delegating (Mendelegasikan): Pemimpin memberikan tanggung jawab kepada anggota tim untuk mengambil keputusan dan menyelesaikan tugas. Gaya ini digunakan ketika anggota tim sudah sangat kompeten dan mandiri.

Model ini membantu pemimpin menyesuaikan pendekatan mereka berdasarkan kebutuhan dan kesiapan anggota tim, yang pada akhirnya meningkatkan efektivitas dan kinerja kelompok.

Mengapa dengan Gaya Kemimpinan Four Different Styles Situational Leadership?

Menggunakan Four Different Styles of Situational Leadership sangat penting karena beberapa alasan:

  1. Fleksibilitas: Setiap anggota tim memiliki tingkat keterampilan dan motivasi yang berbeda. Dengan menyesuaikan gaya kepemimpinan, pemimpin dapat memberikan dukungan yang tepat sesuai kebutuhan individu atau kelompok.

  2. Meningkatkan Kinerja: Ketika pemimpin menggunakan gaya yang sesuai, anggota tim cenderung merasa lebih percaya diri dan termotivasi, yang pada gilirannya meningkatkan produktivitas dan kinerja keseluruhan.

  3. Pengembangan Anggota Tim: Dengan beradaptasi pada gaya yang tepat, pemimpin dapat membantu anggota tim tumbuh dan berkembang. Misalnya, dengan mendelegasikan tugas, pemimpin memberi kesempatan bagi anggota untuk belajar dan mengambil tanggung jawab.

  4. Meningkatkan Komunikasi: Gaya yang lebih partisipatif atau menjual dapat meningkatkan komunikasi dan keterlibatan. Ini membantu menciptakan lingkungan kerja yang kolaboratif dan terbuka.

  5. Mengurangi Stres dan Kebingungan: Ketika anggota tim tahu apa yang diharapkan dan mendapatkan bimbingan yang sesuai, mereka akan merasa lebih nyaman dan tidak terbebani oleh ketidakpastian.

  6. Menciptakan Kepercayaan: Dengan menunjukkan bahwa pemimpin memahami kebutuhan tim, kepercayaan antara pemimpin dan anggota dapat terbangun, yang penting untuk kerja sama jangka panjang.

Dengan menerapkan gaya kepemimpinan situasional, pemimpin dapat menciptakan tim yang lebih efektif, adaptif, dan resilient dalam menghadapi tantangan.

Bagaimana cara Gaya Kemimpinan Four Different Styles Situational Leadership?

Cara menerapkan Four Different Styles of Situational Leadership melibatkan langkah-langkah berikut:

1. Evaluasi Kesiapan Anggota Tim:
   - Identifikasi Keterampilan dan Pengalaman**: Tanyakan seberapa kompeten dan percaya diri anggota tim dalam melaksanakan tugas tertentu.
   - Penilaian Kebutuhan: Tentukan apakah anggota tim membutuhkan arahan lebih, dukungan emosional, kolaborasi, atau otonomi.

2. Pilih Gaya yang Sesuai:
   - Telling: Jika anggota tim baru atau kurang berpengalaman, berikan instruksi yang jelas dan detail.
   - Selling: Untuk anggota yang mulai memahami tugas tetapi masih memerlukan motivasi, berikan arahan sambil menjelaskan rasional di balik keputusan.
   - Participating: Libatkan anggota yang sudah berpengalaman dalam proses pengambilan keputusan. Dorong mereka untuk berkontribusi dengan ide dan masukan.
   - Delegating: Jika anggota tim sangat kompeten, percayakan tanggung jawab dan biarkan mereka mengelola tugas secara mandiri.

3. Terapkan Gaya Secara Konsisten:
   - Komunikasi yang Jelas: Sampaikan ekspektasi dengan jelas dan pastikan semua anggota memahami peran mereka.
   - Berikan Dukungan: Sesuaikan dukungan yang diberikan berdasarkan gaya yang dipilih, seperti menyediakan sumber daya atau bimbingan tambahan jika diperlukan.

4. Tindak Lanjut dan Umpan Balik:
   - Monitor Kemajuan: Tinjau secara berkala untuk memastikan bahwa tim berada di jalur yang benar.
   - Berikan Umpan Balik: Berikan umpan balik yang konstruktif dan akui pencapaian anggota tim, terlepas dari gaya yang digunakan.

5. Adaptasi dan Penyesuaian:
   - Fleksibilitas: Jika situasi atau kebutuhan anggota tim berubah, bersiaplah untuk mengubah gaya kepemimpinan Anda.
   - Pengembangan Berkelanjutan: Dukung anggota tim untuk terus belajar dan berkembang, sehingga mereka dapat mengambil peran yang lebih besar dalam tim.

Dengan mengikuti langkah-langkah ini, pemimpin dapat mengimplementasikan gaya kepemimpinan situasional dengan efektif, menciptakan lingkungan kerja yang produktif dan kolaboratif.

Four Different Styles of Situational Leadership terdiri dari gaya kepemimpinan yang dirancang untuk menyesuaikan pendekatan pemimpin berdasarkan situasi dan kesiapan anggota tim. Berikut adalah ringkasan dari masing-masing gaya:

  1. Telling (Menginstruksikan):

    • Karakteristik: Pemimpin memberikan instruksi yang jelas dan spesifik. Tugas dan harapan dijelaskan secara rinci.
    • Situasi yang Cocok: Anggota tim baru atau kurang berpengalaman yang membutuhkan bimbingan intensif.
  2. Selling (Menjual):

    • Karakteristik: Pemimpin masih memberikan arahan tetapi juga menjelaskan alasan di balik keputusan dan memberikan dukungan motivasi.
    • Situasi yang Cocok: Anggota tim yang mulai memahami tugas tetapi memerlukan motivasi dan dukungan lebih.
  3. Participating (Berpartisipasi):

    • Karakteristik: Pemimpin berkolaborasi dengan anggota tim dalam pengambilan keputusan, mendorong dialog dan partisipasi.
    • Situasi yang Cocok: Anggota tim yang sudah kompeten tetapi masih membutuhkan dukungan dalam hal kepercayaan diri.
  4. Delegating (Mendelegasikan):

    • Karakteristik: Pemimpin memberikan tanggung jawab kepada anggota tim untuk mengambil keputusan dan menyelesaikan tugas dengan otonomi.
    • Situasi yang Cocok: Anggota tim yang sangat berpengalaman dan mandiri.

Menggunakan gaya-gaya ini dengan tepat dapat membantu meningkatkan kinerja tim, membangun kepercayaan, dan menciptakan lingkungan kerja yang lebih produktif.

Tipe dan Gaya Kepemimpinan Pendidikan:

Tipe dan gaya kepemimpinan sangat berkaitan dengan norma perilaku pada diri seseorang saat mempengaruhi perilaku orang lain. Tipe dan gaya kepemimpinan memiliki berbagai macam variannya, sehingga diperlukan ada kajian teoritis yang membahas tentang tipe dan gaya kepemimpinan. Setiap pemimpin memiliki gaya yang berbeda apakah demokratis atau otoriter. 

Tetapi, ada satu aspek pemimpin yang menonjol, yaitu pancaran kewibawaan. Artinya dalam setiap tipe dan gaya kepemimipinan apapun kualitas universal seorang pemimpin harus terlebih dahulu dipenuhi. 

Pemimpin harus memiliki kualitas dasar yang meliputi kemampuan memerintahkan dengan cara hormat, yakin atas tujuan yang tulus, percaya akan kemampuan diri, kemampuan untuk menyampaikan pendapat, dapat diterima sebagai pemimpin, siap untuk berkorban, pemikiran yang terbuka, paham atas tanggung jawab serta tentunya memiliki jiwa optimis.

 Sebagai pemimpin dalam kelompok orang akan menampilkan tipe dan gaya kepemimpinan yang di anggap akan efektif bagi pencapaian tujuan organisasi. 

Perkembangan gaya kepemimpinan selalu berkembang mulai dari gaya yang didasarkan oleh otoriter dan demokratis dari gaya dilayani dan melayani sehingga ada istilah gaya kepemimpinan pelayanan. 

Gaya kepemimpinan pelayanan yang merupakan gaya kepemimpinan yang bersumber dari perasaaan yang tulus yang timbul dari hati yang paling dalam yang memiliki kehendak untuk menjadi pihak pertama yang dapat melayani siapa saja yang memiliki hubungan organisasi yang ia pimpin, sehingga ada kepuasan pada jiwanya ketika ia mampu memberikan pelayanan yang terbaik kepada orang lain. 

Secara global tipe dan gaya kepemimpinan sebenarnya juga dipengaruhi oleh jenis kepemimpinan yang juga dianggap sebagai kualitas kepemimpinan seseorang. 

Gaya Kepemimpinan Pendidikan 

Gaya kepemimpinan, pada dasarnya mengandung pengertian sebagai suatu perwujudan tingkah laku dari seorang pemimpin yang menyangkut kemampuannya dalam memimpin. 

Perwujudan tersebut biasanya membentuk suatu pola atau bentuk tertentu. Pengertian gaya kepemimpinan yang demikian ini sesuai dengan pendapat yang disampaikan oleh Davis dan Newstrom dalam Aspizain Chaniago (2015). Keduanya menyatakan bahwa pola tindakan pemimpin secara keseluruhan seperti yang dipersepsikan atau diacu oleh bawahan tersebut dikenal sebagai gaya kepemimpinan. 

Gaya kepemimpinan (leadership style), yakni pemimpin yang menjalankan fungsi kepemimpinannya dengan segenap filsafat, keterampilan dan sikapnya. Gaya tersebut bisa berbeda-beda atas dasar motivasi, kuasa maupun orientasi terhadap tugas atau orang tertentu. 

Diantara beberapa gaya kepemimpinan, terdapat pemimpin yang positif dan negatif, di mana perbedaan itu didasarkan pada cara dan upaya mereka memotivasi karyawan. Apabila pendekatan dalam pemberian motivasi ditekankan pada imbalan atau reward (baik ekonomis maupun non ekonomis), berarti telah digunakan gaya kepemimpinan yang positif. 

Sebaliknya, jika pendekatannya menekankan pada hukuman, berarti dia menerapkan gaya kepemimpinan negatif. Pendekatan kedua in dapat menghasilkan prestasi yang diterima dalam banyak situasi, tetapi menimbulkan kerugian manusiawi. 

Gaya kepemimpinan merupakan proses yang di dalamnya terdapat unsur memengaruhi. Dengan adanya gaya kepemimpinan akan terjalin kerjasama serta adanya visi dan misi untuk mencapai tujuan bersama di dalam organisasi. 

Gaya kepemimpinan didefinisikan sebagai pola tingkah laku yang dirancang untuk mengintegrasikan tujuan organisasi dengan tujuan individu untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Penelitian Irwan and Bahri (Dalam Sukarman Purba, 2021) memberikan gambaran bahwa gaya kepemimpinan pada lembaga pendidikan yaitu dinas pendidikan lebih cenderung demokratis. 

Hal ini didukung oleh tingkat penyebaran informasi yang berada pada kategori lancar, dan tingkat kewenangan pimpinan dalam memberikan kebutuhan yang berada pada kategori terarah.

 Sedangkan gaya kepemimpinan pada lembaga pendidikan sekolah lebih cenderung pada otokratis. Adapun gaya-gaya kepemimpinan yaitu adalah sebagai berikut:

1. Gaya Kepemimpinan Demokratis Gaya kepemimpinan demokratis adalah suatu kemampuan dalam mempengaruhi orang lain agar dapat bersedia untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan yang sudah ditetapkan dengan berbagai cara atau kegiatan yang dapat dilakukan dimana ditentukan bersama antara bawahan dan pimpinan

2. Gaya Kepemimpinan Delegatif Gaya kepemimpinan delegatif memiliki ciri-ciri yaitu pemimpin akan jarang dalam memberikan arahan, pembuat keputusan diserahkan kepada bawahan, dan anggota organisasi tersebut diharapkan bisa menyelesaikan segala permasalahannya sendiri. Gaya kepemimpinan delegatif ini memiliki ciri khas dari perilaku pemimpin didalam melakukan tugasnya sebagai pemimpin 

3. Gaya Kepemimpinan Birokratis Gaya kepemimpinan birokratis ini dilukiskan dengan pernyataan "Memimpin berdasarkan adanya peraturan". Perilaku memimpin yang ditandai dengan adanya keketatan pelaksanaan suatu prosedur yang telah berlaku untuk pemimpin dan anak buahnya. Pemimpin yang birokratis, secara umum akan membuat segala keputusan itu berdasarkan dari aturan yang telah berlaku dan tidak ada lagi fleksibilitas. 

4. Gaya Kepemimpinan Laissez Faire Gaya ini akan mendorong kemampuan anggota dalam mengambil inisiatif. Kurang interaksi dan kontrol yang telah dilakukan oleh pemimpin, sehingga gaya tersebut hanya dapat berjalan jika bawahan mampu memperlihatkan tingkat kompetensi dan keyakinan dalam mengejar tujuan dan sasaran yangcukup tinggi. 

Dalam gaya kepemimpinan ini, pemimpin sedikit sekali dalam menggunakan kekuasaannya atau sama sekali telah membiarkan anak buahnya untuk berbuat dalam sesuka hatinya. 

5. Gaya Kepemimpinan Otoriter/ Authoritarian Gaya ini adalah gaya pemimpin yang telah memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang ingin diambil dari dirinya sendiri dengan secara penuh. Segala pembagian tugas dan tanggung jawab akan dipegang oleh si pemimpin yang bergaya otoriter tersebut, sedangkan para bawahan hanya sekedar melaksanakan tugas yang sudah diberikan.  

6. Gaya Kepemimpinan Kharismatik Kelebihan dari gaya kepemimpinan karismatis ini ialah mampu menarik orang. Mereka akan terpesona dengan cara berbicaranya yang akan membangkitkan semangat.

 Biasanya pemimpin dengan memiliki gaya kepribadian ini akan visionaris. Mereka sangat menyenangi akan perubahan dan adanya tantangan. Mungkin, kelemahan terbesar dari tipe kepemimpinan model ini dapat di analogikan dengan peribahasa Tong Kosong yang Nyaring Bunyinya. 

7. Gaya Kepemimpinan Diplomatis Kelebihan gaya kepemimpinan diplomatis ini terdapat di penempatan perspektifnya. Banyak orang seringkali selalu melihat dari satu sisi, yaitu pada sisi keuntungan dirinya. 

Sisanya, melihat dari sisi keuntungan pada lawannya. Hanya pemimpin dengan menggunakan kepribadian putih ini yang hanya bisa melihat kedua sisi dengan jelas, Apa yang dapat menguntungkan dirinya dan juga dapat menguntungkan lawannya. Kesabaran dan kepasifan merupakan kelemahan pemimpin dengan menggunakan gaya diplomatis ini. 

8. Gaya Kepemimpinan Moralis Kelebihan dari gaya kepemimpinan moralis seperti ini ialah pada umumnya Mereka hangat dan sopan untuk semua orang. Mereka mempunayi empati yang tinggi terhadap segala permasalahan dari para bawahannya, juga sabar, murah hati Segala bentuk kebajikan-kebajikan ada dalam diri pemimpin tersebut. Orang --- orang akan datang karena kehangatannya terlepas dari semua kekurangannya.

 Kelemahan dari pemimpinan seperti ini ialah emosinya. Rata-rata orang seperti ini sangatlah tidak stabil, terkadang dapat tampak sedih dan sangat mengerikan, kadang pula bisa saja sangat begitu menyenangkan dan bersahabat. 

9. Gaya Kepemimpinan Administratif Gaya kepemimpinan tipe ini akan terkesan kurang inovatif dan telalu kaku dalam memandang aturan. Sikapnya sangat konservatif serta kelihatan sekali takut di dalam mengambil resiko dan mereka cenderung akan mencari aman. 

10. Gaya Kepemimpinan Analitis (Analytical) Dalam gaya kepemimpinan tipe ini, biasanya untuk pembuatan keputusan didasarkan pada suatu proses analisis, terutama analisis logika dari setiap informasi yang didapatkan. 

Gaya ini akan berorientasi pada hasil dan akan lebih menekankan pada rencana-rencana rinci serta berdimensi jangka panjang. Kepemimpinan model ini sangatlah mengutamakan logika dengan menggunakan beberap pendekatanpendekatan yang masuk akal serta kuantitatif.

Daftar pustakatot:file:///C:/Users/Administrator/Downloads/astuti,+191.+Tipe+&+Gaya+9979-9985.pdf 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun