"Serat Paramayoga" menggambarkan perjalanan spiritual sebagai upaya individu untuk mencapai kebijaksanaan dan kesadaran yang lebih tinggi. Dalam konteks kepemimpinan, ini bisa menjadi metafora tentang perjalanan seorang pemimpin menuju kematangan kepemimpinan, di mana ia tidak hanya bertanggung jawab pada pencapaian material atau politik, tetapi juga pada pengembangan moral dan spiritual dirinya serta orang-orang yang dipimpinnya.
Kepemimpinan yang efektif adalah sebuah proses pertumbuhan, dan "Serat Paramayoga" menggambarkan bahwa proses ini memerlukan laku batin yang mendalam, refleksi, dan kesadaran penuh akan tanggung jawabnya sebagai pemimpin.
7. Penyelarasan antara Diri, Orang Lain, dan Alam
Serat ini juga mengajarkan pentingnya penyelarasan antara tiga komponen penting dalam hidup, yaitu diri sendiri, orang lain, dan alam. Dalam kepemimpinan, penyelarasan ini penting untuk menciptakan harmoni dalam masyarakat. Seorang pemimpin yang dapat menyelaraskan dirinya dengan rakyatnya dan alam di sekitarnya akan mampu menciptakan lingkungan yang stabil, damai, dan sejahtera.
Bagaimana (how) Manunggaling Kawula Gusti, Sangkan Paraning Dumadi, dan Memayu Hayuning Bawana—dibahas dalam gambar yang diberikan kepada Sultan Agung. Sepertinya prinsip-prinsip ini berkaitan dengan kepemimpinan moral dan spiritual, serta keberadaan manusia dan hubungannya dengan Tuhan.Dan ada Tiga konsep utama yaitu:
1. Persamaan Kawula Gusti
Konsep ini mengacu pada kesatuan hamba dan Tuhan. Ini menunjukkan teladan orang yang taat dan taat, yang dengan ikhlas tunduk pada kehendak Tuhan. Ini juga menggambarkan jenis kepemimpinan di mana pemimpin memberikan kesetiaan dan pengabdian, memberikan manfaat kepada masyarakat dan mencapai tujuan bersama.
2. Memperkuat Paraning Dumadi
Ini berkaitan dengan awal manusia dan kembalinya pada akhirnya. Hal ini menunjukkan keyakinan bahwa manusia adalah sesuatu yang Tuhan ciptakan dan akan kembali kepada Tuhan. Ini menekankan sifat sementara kehidupan manusia di dunia material ("alam madyo") sebelum kembali ke akhirat ("alam wasana") setelah mencapai tujuan.
3. Menghidupkan Hayuning Bawana