4. Ambeging Mendhung—Kepemimpinan yang menyerupai awan bisa merujuk pada keteduhan atau kemampuan beradaptasi.
5. Ambeging Geni—Ambeging geni mirip dengan api dan melambangkan energi dan transformasi.
6. Ambeging Bayu—Kepemimpinan seperti angin, yang berarti bergerak dan memengaruhi orang lain.
7. Ambeging Bumi—Kepemimpinan menyerupai bumi, yang merupakan simbol stabilitas dan landasan.
Konsep kepemimpinan metaforis dimaksudkan untuk mendorong gaya kepemimpinan yang holistik dan selaras dengan alam, yang mencerminkan berbagai karakteristik elemen alam.
mengapa (why) "Serat Paramayoga" karya Rangga Warsita yang menjadi metafora kepemimpinan?
"Serat Paramayoga" karya Raden Ngabehi Ranggawarsita sering dianggap sebagai metafora kepemimpinan karena mengandung ajaran-ajaran filosofis dan spiritual yang relevan dengan nilai-nilai kepemimpinan. Dalam teks ini, Ranggawarsita mengajarkan bagaimana seseorang, termasuk seorang pemimpin, harus mencapai keseimbangan dalam hidup melalui laku spiritual dan etika yang mendalam. Berikut adalah beberapa alasan mengapa "Serat Paramayoga" dapat dijadikan metafora kepemimpinan:
1. Pencapaian Kesempurnaan Diri (Laku Yoga)
"Serat Paramayoga" menekankan pentingnya penyucian diri dan pengendalian nafsu melalui praktik spiritual. Dalam konteks kepemimpinan, ini mencerminkan bahwa seorang pemimpin yang ideal harus mampu mengendalikan dirinya sendiri, termasuk nafsu pribadi, ego, dan keinginan duniawi. Pemimpin yang baik tidak hanya terfokus pada kekuasaan, melainkan juga pada pembangunan karakter yang kuat dan berbudi luhur.
Kesempurnaan diri yang dibahas dalam teks ini bukanlah pencapaian fisik, melainkan kesadaran jiwa yang tinggi—sesuatu yang sangat penting bagi seorang pemimpin untuk menghadapi tantangan dengan bijaksana dan seimbang.
2. Pemimpin sebagai Pengayom dan Pengarah