Bagi kalangan pendaki khususnya pendaki asal Jawa Tengah, pasti sudah tidak asing lagi mengetahui Puncak Natas Angin. Ya, banyak kalangan pendaki mengatakan, saat berada di Jawa Tengah, belum lengkap rasanya bila belum mendaki Gunung 3 M (Merapi, Merbabu, Muria).
Sampai sekarang ini, penulis baru bisa mendaki ke Gunung Muria saja, karena disamping penulis masih terbilang pemula dalam dunia kependakian, disamping itu juga Gunung Muria letaknya berada di kota tempat penulis tinggal, yaitu Kota Kudus.
Gunung ini memiliki lima puncak (menurut pengetahuan penulis : Puncak Natas Angin, Puncak 29, Puncak Argopiloso, Puncak Abiyoso, dan Puncak Argojombangan). Bayangkan saja, satu gunung memiliki 5 puncak, dengan pesona alam yang indah pada setiap puncaknya, membuat penulis tidak terburu-buru untuk mendaki gunung di luar kota.
Dari kelima puncak tersebut, penulis baru menggapai 3 puncak saja. Salah satunya yang kini penulis ceritakan, yaitu Puncak Natas Angin.
Puncak Natas Angin merupakan puncak tertinggi di Gunung Muria, ketinggiannya berkisar 1700 mdpl. Bila ingin mendaki ke puncak tersebut, cukup mudah akses jalan dari pusat Kota Kudus menuju basecamp pendakian. Dari Alun-Alun Simpang 7 Kudus, cukup menuju ke arah utara, lalu mengikuti arah jalan yang bertuliskan ke arah Kecamatan Gebog, kemudian menuju ke arah Desa Rahtawu (Desa paling utara di Kabupaten Kudus).
Dari desa ini sudah bisa merasakan sensasi hawa dinginnya udara daerah pegunungan. Apalagi, penulis beserta rombongan kala itu berangkat menuju basecamp pendakian pada malam hari berkisar jam 9 malam. Memang sudah sesuai rencana jika start tracking pendakian pada malam hari, supaya pada dini hari sudah sampai di puncak nya dan pagi hari nya bisa menikmati sunrise di puncak (rencana awal).Â
Penulis beserta rombongan sampai di basecamp tepat pukul 22.00 WIB. Basecamp tersebut kalau tidak salah bernama basecamp pertapaan abiyoso, karena sebelum sampai puncak, melewati sebuah gapura. Konon tempat tersebut sebagai tempat pertapaan abiyoso (maaf kalau salah).
Bagi pendaki pemula puncak natas angin sangat cocok untuk digapai. Tak khayal jika puncak natas angin sering dikunjungi oleh remaja-remaja yang baru pertama kali muncak. Termasuk penulis sendiri. Estimasi waktu dari basecamp menuju puncak kurang lebih memakan waktu 4 jam. Namun, berhubung pada pendakian kali ini ada dua orang yang baru pertama kali muncak, yaitu penulis dan satu rekan perempuan membuat perjalanan pendakian terkesan molor.
Terlebih rekan perempuan penulis selalu minta break setiap 15 menit sekali. Maklum, namanya juga pemula dan baru pertama kali muncak. Walaupun begitu, penulis dan rombongan tetap menikmati perjalanan di malam hari kala itu, tanpa merasa mengeluh sama sekali.
Karena itulah nikmatnya pendakian yang bisa langsung bergesekan dengan alam. Suasana damai, udara sejuk berhembus pada setiap nafas masing-masing, ditambah dengan selingan berupa gurauan dari rekan lain membuat kami tak merasakan lelah sedikitpun.
"Semangat-semangat" , "Ayo puncak lima menit neh yoo" , "Pokoke tekan puncak kudu gawe mie, serius aku ngeleh" . Itulah beberapa kalimat yang penulis masih ingat, yang bisa dikatakan sebagai kata penyemangat dalam setiap langkah kami saat mendaki.