Saya merenung memikirkan hal itu, sudah hampir 5 tahun saya berlatih tapi masih demam panggung juga. Kadang saya harus dipaksa untuk naik panggung, tidak jarang orang berkomentar  "Kirain orangnya romantis, ternyata pendiam banget.", memang di tulisan kadang saya menulis hal-hal yang romantis namun dalam kehidupan sehari-hari saya jauh dari kata romantis.
Meski sekarang sudah mulai bisa mengatasi demam panggung namun belum hilang total. Saya nikmati aja rasa itu sebagai tantangan, yang pasti tetap berkarya dengan tulisan.
Penulis Juga Bisa Sosialisasi Pajak
Ada beberapa orang yang diberikan anugerah sebagai orator, seperti presiden pertama kita Soekarno, Bung Tomo, atau komedian Cak Lontong, mereka terbiasa menyampaikan apa yang menjadi tujuan secara langsung bahkan dengan konsep yang sederhana. Tidak jarang yang mendengarkan bisa bangkit semangatnya dan memamahi apa yang dimaksud dari pembicara.
Meskipun kita tidak sepandai orator dalam menyampaikan gagasan di depan umum, tetapi penulis saat ini juga bisa menyampaikan gagasan melalui media cetak. Tidak jarang hal ini malah menjadi yang menarik.Â
Sosialisasi saat ini lebih banyak dilakukan dengan menggunakan media sosial, alasan waktu dan jarak menjadi hal yang utama. Sosialisasi melalui tulisan bahkan bisa jadi lebih efektif dibanding sosialisasi langsung.
Beberapa keunggulan sosialisasi melalui tulisan, pertama, yang disampaikan bisa lebih terstruktur, bisa dibaca berulang kali oleh pembaca, jangkauannya bisa lebih luas dan waktu menikmati sosialisasi bisa kapan saja tergantung yang melihatnya.Â
Namun sosialisasi melalui tulisan juga harus menghindari beberapa hal, seperti kalimat yang provokatif, kalimat yang menjurus ke SARA meskipun hanya contoh, serta kalimat yang dibuat harus sederhana dan mudah dimengerti.
Menyosialisasikan pajak melalui tulisan juga memberikan tantangan tersendiri, apabila kita terlalu text book atau sesuai dengan undang-undang maka akan tampak membosankan. Kita harus pandai memilih kalimat, beberapa kalimat jenaka juga sebaiknya diselipkan, bisa juga ditulis selayaknya cerpen. Narasi yang bagus akan membawa pembaca tidak bosan bahkan kadang menunggu kapan tulisan itu ada lagi.Â
Seperti halnya seorang penyuluh, seorang penulis juga harus bisa membawa suasana dan siapa sasaran pembaca tulisannya, sehingga bahasa yang digunakan tepat.
Hening Bukan Berarti Diam