Bayangan pohon agak membuat gelap batu itu. Kami bersergera ke sana.
Sesampainya di batu. Â Mata kami tertuju pada ayam panggang itu. Hampir bersamaan, Â kami berdua mengangkat tangan karena sama-sama takut keduluan.Â
Pas saat tangan kami berdua hendak menyentuh ayam tersebut, langsung direm karena ada tangan lain yang sudah mendahului tangan kami menggapai ayam panggang.Â
Tangan itu besar banget. Sebesar pohon kelapa.  Jari jarinya terlihat jelas seperti  pisang raja. Bulu di tangan itu lebat sekali.Â
Sontak saja saya dan Syam langsung balik arah dan lari sekencang mungkin.  Karena  tercebur cebur sawah,  muka kami belebotan lumpur.  Badan kami sudah jelas.Â
Peristiwa itu masih kuingat jelas hingga kini.