Setiap malam, aku yang selalu tidur paling akhir. Untuk menunggu mata ngantuk, Â kebiasaan ngerokok di ruang tamu masih kulakukan sampai saat ini.
Untuk ngontrak di tengah kota, jelas tak mungkin. Â Gajiku bukan hanya untuk bayar kontrakan, Â juga buat makan dan biaya sekolah anak anakku.Â
Kontrakan ku yang sekarang ada di pinggiran kota. Bahkan hanya beberapa meter saha dari pemakaman umum. Â Harganya sudah pasti hanya separuh dari harga kontrakan di tengah kota.
"Assalamualaikum. "
Aku membuka pintu. Tapi tak asa orang di depan. Aku masuk lagi. Mungkin tamu tetangga sebelah rumah.Â
Tok, tok, tok.
Pintu rumahku ada yang ngetuk. Â Aku kembali ke depan.Â
Pas aku buka ada seorang ibu di depan pintu.Â
"Untuk keluarga Bapak,  saya tetangga baru," kata perempuan itu sambil menyerahkan  bingkisan plastik.Â
"Terima kasih. Silakan masuk dulu," kataku sambil meletakkan bingkisan itu di meja.