Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ayam Bakar Padang

10 November 2023   16:09 Diperbarui: 10 November 2023   16:22 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Baru jam 11 tapi perut sudah memanggil manggil untuk segera dipenuhi hasratnya.  Tadi pagi malas bawa bekal, padahal biasanya rajin membawa perangkat pemadam kelaparan. 

Terpaksa keluar sekolah sebentar.  Di sekitar sekolah,  jalan kaki sebentar, sudah banyak warung makan berjejer.  Kemarin sudah makan soto betawi,  hari pengin makan ayam bakar saja di rumah makan padang. 

"Makan apa, Pak?"

Aku lihat lihat jejeran lauk yang biasa disusun rapi di etalase lauk. 

"Kepala kakap ya?" tanyaku sambil menunjuk masakan ikan. 

"Iya."

Akhirnya,  hari ini ketemu lagi gula kepala ikan kakap.  Sudah cukup lama tak makan masakan favorit tersebut. 

"Minum?"

"Es teh manis."

Hari ini yang lumayan terik di Jakarta,  menjadi begitu amat indahnya.  Segalanya bukan tergantung cuaca tapi lebih pada suasana hati. Panas sepanas apa pun akan terasa nyaman jika hati lagi tenteram. 

Di luar sana kulihat seorang tukang parkir.  Ada dua motor yang parkir di luar dan orangnya sedang makan di meja sebelah. 

"Sudah pernah makan masakan padang,  belum, ya?" 

Entah datang dari mana pikiran itu. Tapi memang benar-benar ada rasa kasihan pada tukang parkir itu. Sehari mungkin melihat berpuluh orang makan masakan padang dengan lahapnya tapi dia sendiri hanya mendapatkan uang parkir yang tak seberapa. 

"Kenapa tidak aku belikan ayam bakar saja?"

Pikiran itu seperti bolak balik.  Berganti dengan,  "Tak usah,  nanti kebiasaan. "

Sampai akhirnya,  biar untuk kali ini saja. Masa berbuat baik sekali saja susah? Anggap lah niat beli ayam tadi tak boleh dibatalkan. 

***

"Ayah, tahu, gak?" tanya anakku waktu aku baru sampai di pintu rumah. 

"Emangnya ada apa tadi di sekolah?"

"Teman dede, namanya Kirno. Dia cerita kalau kemarin dia dibelikan nasi padang dengan lauk ayam bakar."

"Emangnya kenapa?"

"Dia senang banget. Baru kali itu dia makan ayam bakar padang.  Kata Kirno, ayahnya dikasih ayam bakar sama orang.  Dibawa pulang,  terus makan berdua sama Kirno."

"Oh, gitu. Baik sekali ayahnya Kirno. "

"Iya, Yah. Kirno katanya sudah tak punya bunda lagi."

Untungnya aku tadi belikan ayam bakar.  Coba kalau tak jadi. Ternyata masih ada anak yang begitu bahagia hanya dengan ayam bakar.  Tapi, mungkin bukan ayam bakarnya, tapi lebih pada ketulusan seorang ayah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun