Sekarang surat itu sudah ada di depan mata. Siapa yang tidak bangga? Langsung aku rebut surat itu. Seandainya tidak kudengar suara teriakan istriku yang begitu kencang.Â
"Banguuuun.... Sudah sianggggg.... Emangnya bisa makan mimpi, Umar Bakri? "
Semua kembali biasa. Seperti nasibku sebagai guru PPPK. Semua tidak pasti kecuali ketidakpastian itu sendiri.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!